4 Cara Terapi Uap Bayi, Bisa Atasi Pilek hingga Sinusitis
Uap bayi bisa menjadi salah satu metode pengobatan ketika Si Kecil pilek dan kesulitan mengeluarkan ingus serta lendir.
Kondisi Si Kecil yang baru lahir memang membuatnya rentan terhadap berbagai penyakit. Terlebih jika cuaca di luar sedang tak menentu.
Akibatnya, bukan hanya orang dewasa yang kondisi kesehatannya menurun, tapi juga anak-anak.
Salah satu penyakit yang paling sering menyerang adalah flu yang disertai batuk dan pilek.
Meski ini penyakit yang banyak dijumpai, namun dalam penanganannya pasti Moms sering dibuat khawatir.
Terlebih jika batuk atau pilek terjadi pada Si Kecil yang masih bayi.
Pernahkah Moms bertanya-tanya bagaimana cara mengeluarkan lendir atau riak di tubuhnya dengan efektif agar tidak lagi mengganggu pernapasan anak?
Nah, berikut ini adalah penjelasan seputar uap bayi yang bisa menjadi solusinya. Disimak yuk, Moms!
Baca Juga: 12 Penyebab Payudara Keras dan Cara Mengatasinya, Waspadai!
Apa itu Uap Bayi?
Semakin banyak orang tua yang memilih terapi uap bayi sebagai cara untuk mengeluarkan dahak ketika anak mengalami batuk pilek.
Melansir Healthline, terapi uap bayi atau nebulizer adalah cara yang aman dan efektif untuk mengatasi pilek, batuk, hingga mengeluarkan dahak pada bayi.
Pengobatan yang memanfaatkan alat ini biasanya diberikan kepada anak dengan gangguan pernapasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), saat mengalami sesak napas.
Saat menggunakan terapi uap bayi, Si Kecil akan menghirup uap tersebut melalui corong mulut atau masker yang terhubung ke alat nebulizer.
Dengan begitu, obat dapat langsung diserap melalui saluran napas dan mencapai paru-paru.
Alat medis ini biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit pernapasan seperti asma dan infeksi saluran pernapasan.
Komponen nebulizer terdiri atas obat, wadah obat, top piece, kompresor udara, selang, dan corong mulut atau masker.
Baca Juga: 7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga agar Pengeluaran Tidak Berlebihan dan Lebih Hemat!
Manfaat Terapi Uap Bayi
Berikut ini adalah beragam manfaat dari terapi uap bayi untuk Si Kecil. Apa saja, ya?
1. Minimalisir Konsumsi Obat
Penggunaan obat untuk bayi sebaiknya diminimalisir atau bahkan dihindari sama sekali.
Melakukan terapi uap bayi di rumah bisa membuat flu bayi menjadi lebih ringan tanpa pemberian obat.
Apalagi pengobatan terapi uap ini dianggap lebih aman dan cepat menangani flu pada anak.
Lakukan terapi uap rutin setiap harinya bagi bayi yang sedang flu, maka penyakit ini akan cepat sembuh.
2. Mengencerkan Dahak
Berbeda dengan orang dewasa, bayi belum bisa mengeluarkan dahak sendiri yang berada di sekitar tenggorokan dan rongga hidung.
Dengan melakukan terapi uap bayi ini, maka sangat manjur untuk mengencerkan dahak yang kental sehingga bisa mengalir keluar sendiri.
Si Kecil juga tidak perlu melakukan apa pun karena dahak akan mengalir sendiri dari rongga hidung.
3. Mencegah Sinusitis
Masalah pernapasan lain yang bisa disembuhkan dengan terapi uap bayi ini adalah sinusitis.
Bayi juga rentan menderita sinusitis seperti orang dewasa, sehingga penanganan yang tepat perlu dilakukan agar tidak semakin parah.
Melakukan terapi uap secara rutin bisa meredakan gejala sinusitis pada bayi.
4. Mempercepat Penyembuhan
Terapi uap dapat mempercepat penyembuhan dengan beberapa cara.
Pertama, uap yang dihasilkan membantu membuka saluran pernapasan dan mengencerkan lendir, memudahkan pengeluaran lendir yang tersangkut di saluran pernapasan.
Hal ini membantu membersihkan saluran pernapasan dan mengurangi risiko infeksi sekunder.
5. Mengurangi Ketidaknyamanan
Terapi uap bayi juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan oleh bayi akibat gangguan pernapasan.
Ini bisa berupa mengurangi rasa sesak napas, batuk yang persisten, atau gejala lainnya yang mengganggu kenyamanan bayi.
Baca Juga: Aturan Bayi Imunisasi saat Batuk Pilek, Berbahayakah?
Penyakit yang Dapat Ditangani dengan Uap Bayi
Uap bayi atau nebulizer memang umumnya digunakan untuk meredakan gejala asma.
Namun, alat ini juga dapat digunakan untuk menangani penyakit lain, seperti:
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah kondisi ketika paru-paru mengalami peradangan jangka panjang.
Peradangan ini membuat aliran udara dalam saluran pernapasan terhambat sehingga menimbulkan gejala berupa batuk, sesak napas, dan mengi.
Penyakit PPOK bisa disebabkan oleh paparan polusi dan asap rokok terus-menerus dalam jangka waktu lama.
2. Croup
Melansir StatPearls Journal, croup adalah penyakit yang menyerang pita suara dan tenggorokan akibat infeksi virus.
Penyakit ini sering diderita oleh anak usia 6 bulan sampai 3 tahun.
Gejala yang dapat dialami anak dengan kondisi ini meliputi demam, suara serak, napas berbunyi, serta batuk bersuara keras dan kasar.
3. Epiglotitis
Epiglotitis adalah pembengkakan pada epiglotis, yaitu tulang rawan di pangkal lidah yang berfungsi sebagai katup penutup saluran pernapasan ketika Si Kecil makan atau minum.
Epiglotitis umumnya disebabkan infeksi bakteri atau virus dan cedera pada tenggorokan.
Gejala dari kondisi ini biasanya berupa demam tinggi, suara serak, tenggorokan sakit, sulit dan nyeri saat menelan, hingga sesak napas.
4. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang membuat organ tersebut meradang.
Penyebabnya bisa virus, bakteri, atau jamur.
Gejala pneumonia meliputi batuk berdahak, sesak napas, nyeri dada, lemas, demam, dan terkadang disertai mual, muntah, atau linglung.
Anak-anak lebih berisiko menderita pneumonia jika sedang dirawat di rumah sakit, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, merokok, atau menderita penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, dan PPOK.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Air Purifier Terbaik, Harga Mulai 700 Ribuan!
Obat yang Diberikan Melalui Uap Bayi
Beberapa jenis obat yang biasanya diberikan melalui nebulizer meliputi:
1. Bronkodilator
Melansir National Center for Biotechnology Information, bronkodilator adalah obat yang dapat membantu dalam membuka saluran napas dan melancarkan pernapasan.
Dokter sering meresepkannya untuk penderita asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan masalah saluran napas lainnya.
Beberapa jenis obat golongan bronkodilator yang digunakan dalam alat nebulizer melipui:
- Agonis beta-2, contohnya salbutamol, terbutaline, salmeterol, dan procaterol
- Methylxanthine, misalnya teofilin dan aminofilin
- Antikolinergik, seperti ipratropium dan glycopyrronium
2. Larutan garam steril (saline)
Nebulizer juga dapat digunakan untuk memberikan larutan saline untuk membantu dalam membuka saluran napas dan mengencerkan dahak.
Dahak yang encer akan lebih mudah dikeluarkan lewat batuk.
3. Antibiotik
Beberapa jenis antibiotik juga bisa diberikan melalui nebulizer, sehingga langsung masuk ke paru-paru dan saluran napas.
Obat antibiotik biasanya diberikan pada Si Kecil dengan infeksi saluran napas berat.
Beberapa jenis antibiotik untuk di nebulasi gentamicin, amikacin, ceftazidime, and amphotericin B.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Susu Tinggi Kalsium, Tulang Makin Sehat
Berapa Biaya Nebulizer di Rumah Sakit?
Biaya uap bayi atau nebulizer di rumah sakit bervariasi dan tergantung pada rumah sakit yang menyelenggarakannya.
Secara umum, harga prosedur nebulisasi di rumah sakit swasta dimulai dari Rp170 ribu.
Moms juga bisa membeli alat nebulizer untuk dipakai di rumah.
Harga alat ini berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp2 juta ke atas.
Cara Terapi Uap Bayi di Rumah
Jika Moms membawa Si Kecil ke rumah sakit, tentu seluruh prosedur uap bayi akan dilakukan oleh perawat dan dokter.
Namun, bila Moms memilih untuk melakukannya di rumah, maka harus simak cara terapi uap bayi berikut ini.
1. Menggunakan Nebulizer
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk terapi uap bayi di rumah adalah menggunakan nebulizer, yaitu alat yang bisa mengubah obat cair menjadi uap.
Ini memang cukup ampuh mengatasi permasalah bayi yang mengalami gangguan pernapasan.
Namun perlu dipahami bahwa penggunaan nebulizer harus mendapatkan izin dari dokter.
Untuk itulah, sebelum menggunakan nebulizer sebagai alat terapi uap bayi di rumah, Moms harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
2. Siapkan Ruang Uap
Terapi uap bayi yang aman salah satunya adalah dengan mengubah kamar mandi menjadi ruang uap.
Ini akan mencegah Si Kecil terkena uap yang terlalu panas dan mengalami luka bakar.
Untuk melakukannya, Moms cukup mengalirkan air panas di kamar mandi dan menutupnya selama beberapa menit hingga ruangan tersebut beruap.
Lalu, bawa Si Kecil ke dalam kamar mandi dan duduklah di dalam selama kurang lebih 15 menit.
Biarkan ia menghirup uap hangat yang dihasilkan dari air hangat.
Baca Juga: Ini Cara Mengetahui Selaput Dara Sudah Robek atau Belum!
3. Pakai Humidifier
Moms juga bisa menyediakan udara yang lebih lembap untuk terapi uap bayi menggunakan humidifier.
Pilih humidifier yang dapat menghasilkan uap dingin untuk dipasang di kamar ataupun tempat lain yang sering digunakan bayi.
Jika Moms memilih menggunakan alat ini untuk terapi uap, pastikan untuk rutin membersihkannya setidaknya setiap 3 hari sekali atau sesuai dengan instruksi.
4. Minyak Kayu Putih
Sama seperti mengurung diri di dalam kamar mandi, Moms juga bisa menggunakan minyak kayu putih sebagai alat terapi uap bayi sederhana.
Campurkan beberapa tetes minyak kayu putih ke dalam air panas yang telah diletakkan di ember atau wadah dengan penampang besar.
Gendong bayi dan arahkan kepalanya ke bawah menghadap wadah.
Moms bisa melakukan pijatan di area punggung agar lendir yang terjebak di tenggorokan dan hidung bisa keluar.
Baca Juga: 15 Cara Mengetahui Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG, Unik!
Cara Melakukan Terapi Uap Bayi Tradisional
Uap bayi tidak hanya menggunakan alat nebulizer saja, tetapi ada cara tradisionalnya. Berikut langkahnya:
- Baskom besar
- Air dan alat untuk memanaskan
- Handuk
Kemudian, tahapan cara uap mandiri adalah:
- Panaskan air hingga mendidih
- Tuang air panas ke baskom secara hati-hati.
- Untuk bantu meringankan gejala pilek dan batuk, campurkan 2 sendok teh balsam dengan kandungan eucalyptus oil, camphor, dan menthol ke dalam air.
- Kemudian aduk hingga merata.
- Tudungkan handuk di belakang kepala
- Nyalakan timer
- Perlahan turunkan kepala ke arah air panas hingga berjarak sekitar 20-25 cm
- Ajak Si Kecil untuk secara perlahan tarik napas panjang lewat hidung
- Ketika melakukan terapi uap, pejamkan mata agar tidak ada kontak langsung
Sesi terapi uap bayi tradisional ini idealnya tidak lebih dari 15 menit.
Namun, tak ada salahnya mengulang terapi ini 2-3 kali setiap harinya untuk meredakan batuk atau gejala lain yang muncul.
Baca Juga: Serba-Serbi Mencegah Kepala Bayi Menjadi Peyang
Penggunaan uap bayi memang bisa membantu meredakan gejala pernapasan, tapi juga dapat menimbulkan efek samping dan risiko seperti iritasi saluran pernapasan, infeksi, dan interaksi obat.
Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai terapi ini, terutama jika Moms berencana menggunakan obat atau bahan lain.
Nah, itu dia Moms informasi seputar terapi uap bayi. Semoga bermanfaat, ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431070/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519028/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/nebulizer-for-baby
- https://www.healthline.com/health/nebulizer-for-baby
- https://kidshealth.org/en/parents/cooperate-nebulizer.html
- https://aeroflowinc.com/signs-your-child-may-need-a-nebulizer/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.