26 September 2024

Sifat Ujub dalam Islam: Arti, Contoh, dan Bahayanya

Hindari sifat ujub ya, Moms!

Salah satu sifat tercela dalam Islam adalah sifar ujub.

Oleh karena itu, seorang muslim diperintahkan untuk menjaga diri dari sifat tercela.

Namun apakah pengertian ujub itu sendiri? Simak penjelasannya di sini!

Apa Itu Ujub dalam Islam?

Apa Itu Ujub dalam Islam?
Foto: Apa Itu Ujub dalam Islam? (Orami Photo Stock)

Jurnal Psikologi Terapan mencatat bahwa menurut pandangan Islam, ujub adalah anggapan atau harga diri yang berlebihan.

Ujub adalah anggapan bahwa seseorang memiliki banyak kebaikan dan memiliki lebih banyak karunia daripada yang lain, hingga melupakan penciptanya.

Dalam pandangan Islam, ujub berarti perilaku atau sifat terlalu mengagumi diri sendiri dan juga selalu membanggakan dirinya sendiri.

Ini merupakan sifat tercela yang harus dihindari setiap orang terutama umat muslim, karena bisa membuat seseorang menjadi sombong dan riya yang tidak disukai bahkan oleh sesama manusia.

Menurut Ibnul Mubarok, ujub adalah ketika seseorang merasa dirinya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Imam Al Ghazali menyebut bahwa ujub adalah bentuk kecintaan seseorang akan sesuatu yang ada pada dirinya dan merasa memilikinya sendiri, sehingga tidak menyadari bahwa itu adalah pemberian dari Allah SWT.

Oleh karena itu, ujub adalah sifat tercela meski hanya dilakukan di dalam hati.

Contohnya saat seseorang seseorang merasa bangga akan kepintarannya sehingga memandang rendah orang lain.

Baca Juga: 4 Sifat Wajib Bagi Rasul yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah!

Contoh Sifat Ujub

Contoh Sifat Ujub
Foto: Contoh Sifat Ujub

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya' 'Ulumuddin menjelaskan empat ciri utama dari sifat ujub:

1. Merasa Bangga Diri

Orang yang memiliki sifat ujub cenderung selalu puas dengan dirinya sendiri, merasa hidupnya sempurna, mengabaikan bantuan orang lain, merasa dirinya paling mampu, dan gemar memamerkan kelebihannya demi mendapatkan pujian dari orang lain.

2. Merendahkan Orang Lain

Seseorang yang bersifat ujub akan meremehkan orang lain dan acuh terhadap lingkungan sekitarnya.

Ia menunjukkan sikap sombong, mudah marah, dan cenderung berbicara dengan nada tinggi ketika berdebat.

3. Keras Kepala

Orang yang ujub terlihat dari sifat keras kepala dan lebih mementingkan pendapatnya sendiri dibandingkan mendengarkan masukan orang lain.

Ia merasa selalu benar dan sering menolak nasihat.

4. Lemah Iman kepada Allah SWT

Sifat ujub melemahkan iman seseorang karena ia merasa sempurna dan mampu melakukan segalanya tanpa bantuan Allah.

Dalam ibadah, ia lebih berorientasi pada perhatian dan pujian dari orang lain daripada keikhlasan kepada Allah.

Hukum Ujub

Hukum Ujub
Foto: Hukum Ujub (Istockphoto.com)

Umat Islam sudah seharusnya merasa rendah diri di hadapan Allah SWT, karena hanya Allah yang Maha Pencipta.

Seperti keterangan dari Alquran:

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۚ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ

Wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa ilallāhi turja'ul-umụr.

Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan,” (QS. Ali Imran: 109).

Selain itu, sifat ujub juga dapat mendatangkan mudharat dan bahaya bagi manusia.

Karena itu, Allah SWT dan Rasul-Nya melarang sifat ini dimiliki oleh orang muslim.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tsalāṡun muhlikātun: syuḥḥun muṭā‘un wa hawā muttaba‘un wa i‘jābu al-mar’i binafsihi.

Artinya: “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri),” (HR. Abdur Razaq).

Oleh karena itu, melihat penjelasan di atas, hukum ujub adalah haram dimiliki oleh umat Islam, dan harus segera dihindari agar tidak mendapatkan bahaya yang diakibatkannya.

Baca Juga: Teladan Bagi Umat Muslim, Simak Sifat Mustahil Bagi Rasul!

Bahaya Sifat Ujub

Bahaya Sifat Ujub Beserta Contohnya
Foto: Bahaya Sifat Ujub Beserta Contohnya

Tentunya ada alasan tersendiri mengapa ujub termasuk sifat yang tercela, hingga mendapat hukuman haram.

Salah satunya karena sifat ini mengandung bahaya bagi yang memilikinya.

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Wa lā tuṣa''ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr.

Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18).

Ada beberapa bahaya saat seseorang memiliki sifat ujub, seperti:

1. Pahala Terhapus

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani menyatakan:

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Tsalāṡun muhlikātun: syuḥḥun muṭā‘un wa hawā muttaba‘un wa i‘jābu al-mar’i binafsihi.

Artinya: “Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri,” (HR Thabrani).

Di sini disebutkan bahwa seseorang yang membangga-banggakan perbuatan baiknya kepada orang lain, maka pahalanya tersebut akan dihapuskan.

Oleh karena itu, cukup simpan kebaikan yang dilakukan untuk diri sendiri, sehingga tetap menjadi pahala di sisi Allah SWT.

2. Mendatangkan Murka Allah SWT

Allah SWT sangat membenci sifat ujub, karena sifat ini seperti sedang menunggu datangnya murka dari-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ نَدِمَ عَلَى ذَنْبِهِ فَقَدِ انْتَظَرَ رَحْمَةَ اللهِ، وَمَنْ أُعْجِبَ بِعَمَلِهِ فَقَدِ انْتَظَرَ سَخَطَ اللهِ

Man nadima ‘alā dhanbihi faqad intazhara raḥmata Allāh, wa man u‘jiba bi‘amalihi faqad intazhara saḵaṭa Allāh.

Artinya: “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Allah. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menanti murka Allah,” (HR. Baihaqi).

3. Menjerumuskan dalam Takabur

Biasanya, ujub akan identik dengan sifat takabur. Padahal, keduanya akan menjadi alasan seseorang tidak akan masuk surga. Rasulullah SAW bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Lā yadḵulu al-jannata man kāna fī qalbihi mitsqālu dharratin min kibrin.

Artinya: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi,” (HR Nasa’i).

Baca Juga: 4 Sifat Wajib bagi Rasul yang Harus Dikenalkan Si Kecil

Cara Terhindar dari Sifat Ujub

Cara Terhindar dari Sifat Ujub
Foto: Cara Terhindar dari Sifat Ujub (freepik.com/marymarkevich)

Karena ujub memiliki bahaya yang luar biasa, Islam memiliki jalan keluar agar umat Islam tidak masuk dalam perangkap kesombongan tersebut.

Dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, Imam al-Ghazali menyebut ujub sebagai penyakit kronis (ad-dâul 'idlâl).

Orang yang memilikinya akan merasa muli, dan kepada orang lain kecenderungan meremehkan.

Dilansir NU Online, Imam al-Ghazali memiliki cara agar terhindar dari sifat ujub tersebut, yakni:

1. Jika Pelakunya Anak Kecil

Bila yang yang dianggap ujub adalah anak kecil, maka sebenarnya anak kecil pernah bermaksiat kepada Allah SWT.

Sementara orang yang tua adalah sebaliknya. Tak diragukan lagi, anak kecil akan lebih baik dari diri orang dewasa hingga tidak merasakannya.

2. Mengukur Diri

Bila yang melakukakknya adalah orang yang lebih tua, beranggapanlah bahwa dia beribadah kepada Allah SWT lebih dulu ketimbang orang lain, sehingga tentu orang tersebut akan lebih baik.

Hindari berprasangka terutama pada orang tua, dan ini adalah sesuatu yang lebih baik daripada terus menyangka yang tidak-tidak.

3. Pahami orang Berilmu

Jika yang dianggap ujub adalah orang yang berilmu, beranggapanlah bahwa ia telah menerima anugerah ilmu yang tidak diperoleh semua orang.

Jika sudah begini, bagiamana mungkin orang biasa sepadan dengan orang berilmu?

Karena ujub adalah urusan hati, cukup terima ilmunya dan jangan menganggap perilakunya.

4. Menghadapi Orang Bodoh

Bila yang dianggap ujub adalah orang yang ‘bodoh’, beranggapanlah bahwa kalaupun dia bermaksiat maka dia berbuat atas dasar kebodohannya.

Sementara jika orang yang berilmu dan memiliki pengetahuan tentang ujub melakukannya, maka orang tersebut justru berbuat maksiat dengan bekal ilmunya.

5. Orang Kafir

Jika yang dianggap ujub adalah orang kafir, ada baiknya untuk beranggapan bahwa akhir hayat seseorang tidak ada yang tahu.

Bisa jadi orang kafir itu di kemudian hari masuk Islam lalu meninggal dunia dengan amalan terbaik.

Jika begitu, dia sudah keluar dari dosa-dosa masa lalu.

Dalam keterangan di atas, tampak sekali Imam al-Ghazali hendak menutup peluang timbulnya ujub dan takabur dengan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam diri manusia.

Ini juga mengajak umat muslim untuk selalu melakukan introspeksi atau muhâsabah diri, dari pada sibuk menghakimi orang lain.

Ini dilakukan untuk menghindari sifat ujub yang berbahay tersebut.

  • https://ojs.unimal.ac.id/jpt/article/view/2875
  • https://worldquran.com/
  • https://umma.id/article/share/id/1002/664463
  • https://muslim.or.id/28973-ujub-tak-terasa-bisa-membatalkan-amalan.html
  • https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/lima-jurus-imam-al-ghazali-agar-terhindar-dari-ujub-crqdE

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.