Penelitian Tunjukkan Virus Corona Bisa Bertahan dalam Air Mani, Berikut Penjelasannya
Peneliti telah menemukan bahwa virus corona dapat bertahan dalam air mani pria bahkan setelah mereka mulai pulih. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa virus ini bisa ditularkan secara seksual.
Tetapi, penelitian yang dipublikasikan di Journal of American Medical Association pada 7 Mei 2020 tersebut tidak secara tegas menyimpulkan apakah virus corona bisa ditularkan secara seksual atau tidak.
Cari tahu lebih lanjut tentang hasil penelitian terhadap virus corona yang terkandung dalam air mani berikut ini.
Baca Juga: Penelitian Sebut Golongan Darah A Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19, Benarkah Demikian?
Virus Corona Dapat Bertahan dalam Air Mani Bahkan pada Pasien yang Pulih
Foto: Orami Photo Stock
Sebuah tim di Rumah Sakit Kota Shangqiu, China, menguji air mani dari 38 pasien pria yang dirawat di rumah sakit tersebut pada puncak pandemi, tepatnya bulan Januari dan Februari.
Dari 38 pasien tersebut, sebanyak enam pasien atau 15,8 persen terbukti memiliki virus COVID-19 dalam air mani mereka. Empat dari 6 pasien ini berada pada tahap infeksi akut, sementara dua lainnya sudah pulih.
Namun, penelitian ini tidak mengonfirmasi atau menyangkal apakah virus ini dapat ditularkan secara seksual atau tidak. Para peneliti tidak menguji untuk menentukan berapa lama durasi virus COVID-19 bertahan dalam air mani.
"Kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 (jenis virus COVID-19) ada dalam air mani pasien dengan COVID-19, dan SARS-CoV-2 masih dapat terdeteksi pada pasien yang sudah pulih," terang Diangeng Li, rekan penulis penelitian.
"Bahkan jika virus tidak dapat mereplikasi dalam sistem reproduksi pria, virus itu mungkin bertahan, mungkin dihasilkan dari kekebalan testis yang istimewa," tambahnya lagi.
Baca Juga: Laki-laki Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona Dibandingkan Perempuan, Begini Penjelasan Ahli
Penelitian Lain Menunjukkan Hasil yang Berlawanan
Foto: Orami Photo Stock
Sementara, penelitian lain dari jurnal American Society for Fertility and Sterility yang dipublikasikan 17 April 2020, menunjukkan virus SARS-CoV-2 tidak terdeteksi dalam air mani pasien yang pulih dari COVID-19 satu bulan setelah diagnosis.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti China dan Amerika, dengan menguji 34 pria di Wuhan, Cina. Hasilnya, diketahui bahwa air mani subjek tidak mengandung virus setelah rata-rata 31 hari (perhitungan 29-36 hari).
Tetapi, perlu dicatat bahwa kedua penelitian ini belum mengetahui efek jangka panjang dari virus SARS-CoV-2 pada fungsi reproduksi pria. Selain itu, mengingat bahwa kedua penelitian ini menggunakan sampel yang kecil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.