Kapan Waktu Terbaik Mengganti Sufor untuk Bayi? Ini Penjelasannya
Memberikan ASI eksklusif tentu selalu menjadi prioritas, tapi ada kalanya bayi perlu diberi sufor karena kondisi tertentu. Lalu, kapan waktu terbaik mengganti sufor?
Pasalnya, pemberian susu formula untuk bayi pun juga tidak semudah itu, Moms.
Ada beberapa bayi yang perlu mengganti susu formula karena muncul gejala-gejala tertentu dan ada juga reaksi yang sebenarnya masih normal saat pemberian susu formula.
Mari kenali kapan waktu terbaik untuk mengganti sufor dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebelum mengganti susu formula untuk bayi berikut ini.
Baca Juga: 5 Tanda Bayi Tidak Cocok Susu Formula yang Perlu Moms Waspadai
Perhatikan Reaksi yang Timbul Usai Minum Sufor
Sebelum mengetahui waktu terbaik mengganti sufor untuk bayi, Moms perlu mengamati dahulu reaksi yang mungkin timbul usai Si Kecil minum susu formula.
Perut kembung bergas dan sering gumoh merupakan hal yang normal dialami oleh bayi baru lahir.
Hal ini bisa disebabkan karena sistem pencernaan bayi yang belum matang.
Hal yang normal pula bagi bayi baru lahir untuk mengejan keras dengan wajah memerah saat sedang buang air besar, bahkan jika bayi diberi ASI eksklusif.
Masalah konstipasi atau yang didefinisikan sebagai buang air besar yang menyakitkan atau sulit, dengan tinja yang keras kurang dari 3 kali seminggu.
Menurut Journal of Biomedical Science memang sering terjadi pada bayi yang diberi susu formula pada bulan pertama atau lebih kehidupannya.
"Biasanya disebabkan oleh jumlah zat besi yang tinggi pada sebagian besar susu formula untuk bayi. Kondisi ini akan membaik setelah usia bayi 4 sampai 6 minggu,” ungkap ahli nutrisi ibu dan bayi bersertifikasi dari Cornell, Angela Nolan, RD, LDN, CBS, seperti dikutip dari Happy Family Organics.
Menarik lalu mendorong kaki bayi secara bergantian dengan gaya seperti mengayuh sepeda dan pijatan lembut pada perut bayi dapat sedikit membantu melancarkan pencernaan akibat susu formula untuk bayi.
Baca Juga: Galaktosemia, Kondisi saat Bayi Tidak Bisa Mencerna ASI dan Susu Sapi
Kapan Waktu Terbaik Mengganti Sufor untuk Si Kecil?
Lalu, kapan sih waktu terbaik mengganti sufor untuk bayi? Moms perlu memerhatikan tanda-tandanya dengan cermat.
Beberapa gejala yang perlu diperhatikan saat pemberian susu formula untuk bayi adalah muncul eczema pada kulit bayi, dan konstipasi parah.
Bayi juga menjadi sangat rewel usai menyusu, tidak adanya peningkatan berat badan pada bayi, dan gejala alergi umum lainnya (seperti sesak, gatal dan muntah berlebihan).
“Jika terdapat darah di feses bayi atau bayi muntah disertai darah, maka segera hubungi dokter. Ini merupakan pertanda intolerasi susu formula untuk bayi,” ungkap dokter anak, Susan E.C. Sorensen, M.D., seperti dikutip dari BabyCenter.
Sebagian besar masalah alergi atau intoleransi susu formula untuk bayi disebabkan oleh susu atau protein kedelai dalam susu sapi dan susu formula untuk bayi berbasis kedelai, meskipun beberapa kandungan lain dalam susu formula untuk bayi juga dapat menjadi penyebabnya.
Namun sangat jarang bayi mengalami ketidakcocokan dengan susu formula karena masalah intoleransi laktosa.
Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum benar-benar mengganti susu formula untuk bayi.
Dokter akan merekomendasikan untuk mengganti susu formula untuk bayi sesuai dengan gejala yang dialami Si Kecil.
Alergi parah akibat susu formula untuk bayi biasanya akan direkomendasikan untuk mengganti susu formula untuk bayi dengan susu formula hypoallergenic.
Baca Juga: 8 Fakta Susu Formula Organik untuk Bayi dan Rekomendasinya
Cara Mengganti Susu Formula Bagi Bayi
Usai mengetahui waktu terbaik mengganti sufor untuk Si Kecil, Moms juga perlu memahami cara yang tepat dalam mengganti susu formula bayi.
Hal ini karena sebagian bayi tidak mudah menerima perubahan susu formula yang mungkin sudah disukainya. Sehingga saat Moms memutuskan mengganti susu formula untuk bayi, sebaiknya lakukan peralihan secara bertahap.
Namun, pastikan juga alasan penggantian susu formula untuk bayi bukanlah karena alergi parah yang perlu perubahan sesegera mungkin.
Berikut ini langkah peralihan susu formula untuk bayi yang satu ke lainnya dengan asumsi bayi mengonsumsi 4 sendok takar susu formula dalam 1 kali minum.
Lakukan pola peralihan susu formula untuk bayi ini dengan beralih ke langkat berikutnya setiap 1-2 hari:
- 3 sendok takar susu formula lama, 1 sendok takar susu formula baru
- 2 sendok takar susu formula lama, 2 sendok takar susu formula baru
- 1 sendok takar susu formula lama, 3 sendok takar susu formula baru
- 4 sendok takar susu formula baru
Baca Juga: 7 Tips Mengatur Jarak Pemberian ASI dan Susu Formula untuk Bayi, Catat!
Itulah penjelasan waktu terbaik mengganti sufor dan beberapa tips jika Moms perlu melakukan perubahan susu formula.
Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai pengganti susu formula untuk bayi yang tepat bagi buah hati.
Pasalnya, jurnal BioMed Central yang dikutip dari Forbes Health baru-baru ini menemukan bahwa penggantian susu formula yang sembarangan mungkin bisa menyebabkan bayi mengalami alergi atau intoleransi.
Jadi, sangat penting untuk konsultasi dengan dokter anak sebelum melakukan perubahan pola makan Si Kecil.
- https://www.researchgate.net/publication/8982924_Constipation_in_infants_Influence_of_type_of_feeding_and_dietary_fiber_intake
- https://www.babycenter.com/baby/formula-feeding/can-i-switch-formula-brands-and-if-so-how-do-i-ease-the-tran_1334521
- https://www.forbes.com/health/family/switching-baby-formula-guide/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.