3 Mitos Seputar Program Hamil, Jangan Langsung Percaya!
Banyak informasi yang beredar seputar kesuburan, program hamil, dan kehamilan. Moms perlu tahu bahwa sebagian dari informasi tersebut tidak benar alias mitos belaka.
Untuk mengetahui informasi yang akurat seputar kesuburan dan kehamilan, pastikan Moms membacanya di situs web yang terpercaya seperti Orami, ya. Ketahui mana fakta dan mana yang sekadar mitos seputar program hamil.
Moms yang sedang menjalani program hamil sebaiknya membaca dulu kebenaran di balik mitos-mitos seputar program hamil berikut agar upaya punya momongan berjalan lancar.
#1 Penderita PCOS hanya bisa hamil lewat IVF
Foto: thebalkanista.com
Mitos seputar program hamil yang pertama adalah penderita polycystic ovarian syndrome (PCOS) hanya bisa hamil lewat in-vitro fertilization (IVF).
Menurut Elizabeth Fino, M.D., ahli endokrinologi reproduksi dan spesialis infertilitas dari NYU Langone Fertility Center, kunci utama mengelola PCOS adalah menjaga berat badan tetap normal dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan lebih aktif berolahraga.
Perempuan penderita PCOS yang masih dalam rentang usia produktif masih dapat hamil secara alami. Lain halnya bagi penderita PCOS yang berencana hamil di usia di atas 35 tahun.
Sama seperti perempuan kebanyakan, peluangnya untuk dapat hamil di usia tersebut telah berkurang banyak, dan salah satu cara untuk memaksimalkan peluang tersebut adalah melalui prosedur IVF.
Baca Juga: Apakah Menstruasi Tidak Lancar Berpengaruh Pada Program Hamil?
#2 Waktu terbaik untuk hamil adalah hari ke-14 dari siklus menstruasi
Moms jangan sampai terjebak oleh mitos seputar program hamil yang ini, ya. Lembaga American College of Obstetricians and Gynecologists memang menyebutkan bahwa ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum Moms menstruasi.
Tetapi, bukan berarti peluang hamil Moms hanyalah satu hari dalam sebulan.
Kebanyakan perempuan berovulasi antara hari ke-11 hingga hari ke-21 dari siklus menstruasinya.
Dikutip dari situs web Your Fertility, waktu terbaik untuk terjadinya pembuahan adalah saat masa subur Moms, yaitu tiga hari menuju ovulasi dan saat berlangsungnya ovulasi.
Jika Moms dan Dads berhubungan seks dalam rentang waktu 3−4 hari itu, peluang terjadinya kehamilan lebih besar.
Baca Juga: Ini Kekhawatiran yang Biasanya Dihadapi Pasangan Saat akan Memulai Program Hamil
#3 Perempuan yang mengalami perimenopause tidak bisa hamil
Perimenopause adalah periode transisi yang dialami seorang perempuan saat ia hendak stop menstruasi atau menopause.
Menurut Haitham Hamoda, ketua British Menopause Society dan Pimpinan Klinis Layanan Menopause di King’s College Hospital, kebanyakan perempuan mulai mengalami perimenopause di pertengahan usia 40-an.
Sepanjang periode perimenopause, perempuan masih berovulasi, meski siklusnya sudah tidak teratur. Dengan demikian, mereka masih memiliki peluang, walaupun kecil, untuk dapat hamil.
Baca Juga: Buat Calon Ayah, Ini 10 Tips Untuk Menyukseskan Program Hamil
(AN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.