Setelah Pasang IUD Kapan Boleh Berhubungan Intim Lagi? Cari Tahu Jawabannya!
Moms, mungkin ada pertanyaan tentang setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seksual lagi?
IUD (Intrauterine Device) adalah salah satu alat kontrasepsi yang banyak dipilih untuk menjaga kesehatan rahim dan memberikan jarak kelahiran antara anak.
Setelah pemasangan, Moms mungkin merasa bingung tentang kapan waktu yang tepat untuk kembali berhubungan intim dengan suami.
IUD yang dipasang oleh dokter akan melindungi dari kehamilan hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya.
Penting untuk diingat bahwa IUD berbahan tembaga umumnya efektif segera setelah dipasang, sehingga Moms bisa menggunakan metode kontrasepsi cadangan jika ingin berhubungan seks sebelum IUD efektif.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai waktu yang tepat setelah pemasangan IUD, simak penjelasannya di artikel ini hingga akhir, ya!
Baca Juga: 17 Cara Berhubungan agar Tidak Hamil, Tetap Nikmat dan Aman!
KB IUD Alat Kontrasepsi Paling Efektif
Sebelum menjawab pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seks lagi, ada baiknya Moms mengenal KB IUD terlebih dahulu.
Cara paling efektif untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seks tanpa kondom adalah dengan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Princeton.
Berbeda dengan pil, KB IUD memberikan perlindungan yang tahan lama terhadap kehamilan bahkan selama 10 tahun setelah dimasukkan ke dalam rahim.
Sebagian besar IUD dalam penelitian tersebut terbuat dari tembaga; IUD yang menggunakan hormon, seperti yang dijual dengan nama Mirena, belum diteliti sebagai metode kontrasepsi darurat.
Cara utama IUD dalam mencegah kehamilan adalah dengan mencegah pembuahan.
Ion tembaga yang dilepaskan oleh IUD diyakini dapat merusak motilitas dan viabilitas sperma.
Panduan dari American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan bahwa IUD tembaga sesuai untuk kontrasepsi darurat pada perempuan yang memenuhi kriteria standar untuk menggunakan IUD.
Namun tidak disarankan untuk perempuan yang memiliki penyakit klamidia, gonore, penyakit radang panggul, atau kanker tertentu.
Risiko penggunaan perangkat ini termasuk nyeri haid yang parah dan pendarahan hebat, pendarahan antar periode dan peradangan vagina, menurut Mayo Clinic.
Baca Juga: 9 Tanda-Tanda IUD Bermasalah dan Cara Mengatasinya, Penting!
Jenis KB IUD
Moms, ada dua jenis KB IUD yang beredar di pasaran, yakni IUD hormonal dan IUD non-hormonal atau tembaga.
Keduanya memiliki perbedaan. Yuk simak ulasan perbedaan dua jenis KB IUD ini.
1. KB IUD Hormonal
Dikutip dari Healthline, setelah ditempatkan di dalam rahim, IUD jenis ini secara perlahan melepaskan sejumlah kecil hormon progestin untuk menghentikan sperma mencapai sel telur.
Mirip dengan pil KB hormonal, IUD hormonal juga dapat mencegah ovulasi, atau pelepasan sel telur dari ovarium.
Hormon-hormon tersebut juga mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma berenang menuju sel telur dan menipiskan lapisan rahim untuk menghentikan penanaman telur yang telah dibuahi.
Selain mencegah kehamilan, IUD hormonal akan meringankan menstruasi Moms dan mengurangi kram.
Selama 3 hingga 6 bulan pertama setelah IUD dipasang, menstruasi Moms kemungkinan besar tidak dapat diprediksi.
IUD hormonal dapat menyebabkan efek samping yang mirip dengan pil KB, termasuk:
- Nyeri payudara
- Sakit kepala
- Mual
- Perubahan mood
- Penambahan berat badan
- Jerawat
2. KB IUD Non-hormonal/Tembaga
IUD tembaga juga dapat digunakan sebagai bentuk kontrasepsi darurat setelah Moms melakukan hubungan seks tanpa kondom.
Jika Moms memasang KB IUD tembaga dalam waktu lima hari setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau mengalami kegagalan kontrasepsi, ini hampir 100 persen efektif dalam mencegah kehamilan.
Moms mungkin mengalami pendarahan yang lebih berat dan lebih banyak kram selama menstruasi saat menggunakan jenis KB IUD ini.
Menstruasi Moms akan berkurang setelah beberapa bulan menggunakan KB IUD.
Efek samping lain dari KB IUD tembaga mungkin termasuk:
- Anemia
- sakit punggung
- Bercak antar periode
- Keputihan
- Nyeri saat berhubungan seks
Baca Juga: Memahami Cara Pemasangan KB IUD untuk Cegah Kehamilan
Proses Pemasangan KB IUD
Sebelum memasukkan KB IUD, Moms akan berbaring di sebuah kasur khusus dengan posisi kaki terangkat.
Dokter dengan lembut akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melebarkannya. Dengan menggunakan alat khusus, dokter akan:
- Memeriksa ukuran dan posisi rahim.
- Membersihkan serviks dan vagina dengan cairan antiseptik.
- Memperhatikan apakah ada masalah rahim.
- Menyejajarkan serviks dengan rahim.
- IUD berbentuk seperti huruf T, dengan satu tangan di kedua sisinya.
- Dokter akan melipat lengan dan menempatkan perangkat ke dalam tabung aplikator, kemudian memasukkan selang melalui serviks ke dalam rahim.
- Setelah IUD dipasang, lengan akan terlepas dan dokter akan melepas tabung aplikator.
- IUD memiliki tali di bagian bawah yang menggantung ke leher rahim dan vagina.
- Dokter akan memotong tali ini sehingga hanya sekitar satu atau dua inci yang menggantung di dalam vagina.
Pemasangan IUD akan membutuhkan waktu antara 5 dan 15 menit.
Moms mungkin akan merasakan kram saat dokter memasukkan IUD. Beberapa orang merasa pusing atau pingsan saat mencoba berdiri sesudahnya.
Sebaiknya Moms tetap berbaring sampai merasa cukup fit untuk berdiri, lalu bangun perlahan.
Moms mungkin ingin tinggal di klinik selama beberapa menit setelahnya untuk memastikan kondisi baik-baik saja.
Baca Juga: KB Spiral: Jenis, Efek Samping, Keuntungan, dan Prosedur Pemasangannya
Keuntungan Menggunakan KB IUD
Termasuk ke dalam daftar KB non oral membuat KB IUD memiliki banyak keuntungan yang bisa dirasakan oleh Moms ketika menggunakannya.
Berikut adalah beberapa keuntungan menggunakan KB IUD (Intrauterine Device):
- Efektivitas Tinggi
IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif, dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan.
- Jangka Waktu Panjang
IUD dapat digunakan selama 3 hingga 10 tahun, tergantung pada jenisnya (tembaga atau hormonal), sehingga Moms tidak perlu khawatir tentang kontrasepsi setiap bulan.
- Mudah Dihentikan
Jika Moms ingin hamil, IUD dapat dihapus kapan saja oleh dokter, dan kesuburan biasanya kembali segera setelah penghapusan.
- Tidak Memerlukan Perawatan Harian
Setelah pemasangan, tidak ada yang perlu dilakukan setiap hari, sehingga lebih praktis dibandingkan dengan pil KB yang harus diminum setiap hari.
- Menjaga Kesehatan Rahim
IUD hormonal dapat membantu mengurangi nyeri menstruasi dan memperbaiki kondisi seperti endometriosis.
- Tidak Mengganggu Aktivitas Seksual
Setelah pemasangan dan pemulihan, IUD tidak akan mengganggu aktivitas seksual, sehingga Moms dan pasangan dapat berhubungan intim dengan nyaman.
- Aman untuk Ibu Menyusui
IUD adalah metode kontrasepsi yang aman untuk digunakan oleh ibu yang menyusui, tanpa mempengaruhi produksi ASI.
Baca Juga: Pil KB Yasmin: Manfaat, Cara Minum, hingga Efek Sampingnya
Tips Perawatan KB IUD
Mungkin ada beberapa efek samping tidak nyaman yang terjadi selama satu atau dua hari setelah implantasi.
Pastikan Moms mengetahui apakah IUD efektif atau tidak sebelum melakukan hubungan seks tanpa kondom.
Moms mungkin akan mengalami kram dan bercak setelah IUD dipasang. Karena itu, penting bagi Moms untuk mengetahui kapan boleh berhubungan setelah KB IUD.
Kram ringan dan perdarahan bisa saja berlangsung dari 3 sampai 6 bulan.
Moms bisa meminum pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau asetaminofen untuk meredakan ketidaknyamanan tersebut.
Atau, Moms bisa meletakkan bantal pemanas atau botol kaca yang berisi air panas di atas perut untuk meredakannya.
Jika Moms memilih IUD tembaga, basanya waktu menstruasi Moms mungkin lebih berat dari biasanya selama beberapa bulan.
Selama 3 bulan pertama, periksa sebulan sekali apakah Moms masih bisa merasakan benang yang keluar dari serviks.
Ada sebuah benang kecil yang dipasang di bagian bawah IUD yang berada di bagian atas vagina setelah dipasang, dikutip US Department of Health and Human Service.
Untuk menemukan benang itu, cuci tangan Moms dan masukkan jari ke dalam vagina.
Arahkan jari ke area keras di bagian atas adalah leher rahim. Benangnya harus menonjol 1-2 inci dari leher rahim.
Jika tali terasa lebih pendek atau lebih panjang dari biasanya, IUD mungkin telah bergerak.
Hubungi dokter dan gunakan kondom atau metode kontrasepsi cadangan lainnya untuk mencegah kehamilan.
Baca Juga: 21+ Cara Mencegah Kehamilan, dari KB Alami hingga Kontrasepsi
Setelah Pasang IUD Kapan Boleh Berhubungan Intim Lagi?
Karena berada di dalam vagina, Moms mungkin bertanya, setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan intim lagi? Berikut ini penjelasannya, Moms!
Moms harus menunggu setidaknya 24 jam setelah KB IUD dipasang sebelum dapat berhubungan seks, seperti dikutip dari Reproductive Access.
Jangan memasukkan apa pun termasuk tampon atau douche ke dalam vagina selama waktu itu. Setelah satu hari penuh berlalu, Moms bisa berhubungan seks lagi.
IUD tembaga (ParaGard) mulai bekerja segera setelah dipasang.
IUD hormonal akan membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk mulai bekerja, kecuali Moms telah memasangnya selama menstruasi.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Sakit atau Kram: Setelah pemasangan IUD, beberapa wanita mungkin mengalami nyeri atau kram ringan selama beberapa hari. Berhubungan intim mungkin tidak nyaman selama periode ini, jadi tunggu sampai rasa sakit atau kram mereda sebelum melanjutkan aktivitas seksual.
- Perdarahan: Beberapa wanita mungkin mengalami perdarahan ringan setelah pemasangan IUD. Ini adalah efek samping yang umum dan biasanya tidak menjadi masalah.
- Infeksi: Pastikan area di sekitar IUD tetap bersih dan bebas dari infeksi.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Penjelasan di atas tentu sudah menjawab kebingungan mengenai pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan seks lagi, ya Moms!
Berhubungan seks beberapa hari setelah memasang KB UID mungkin akan merasa tegang awalnya, namun itu hal yang normal.
Namun, segera hubungi dokter jika terjadi:
- Tidak dapat merasakan benang atau merasa IUD keluar dari tempatnya.
- Berfikir mungkin hamil.
- Mengalami pendarahan yang lebih berat dari biasanya dari vagina.
- Menggigil atau demam.
- Merasa pusing atau ingin pingsan.
- Mengalami nyeri yang tajam di perut atau panggul.
- Keluar cairan berbau busuk dari vagina.
- Merasa sakit kepala atau migrain yang parah.
- Merasakan sakit saat berhubungan seks.
Kini, Moms sudah tahu jawaban dari pertanyaan setelah pasang IUD kapan boleh berhubungan intim lagi dengan Dads.
Moms ternyata tidak perlu menunggu lama untuk berhubungan setelah pasang KB IUD.
Namun, jika memang ragu, Moms bisa menunggu hingga beberapa hari senyamannya Moms saja.
- https://www.reproductiveaccess.org/wp-content/uploads/2014/12/factsheet_iud_copper.pdf
- https://opa.hhs.gov/reproductive-health?pregnancy-prevention/birth-control-methods/iud/index.html
- https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/mirena/about/pac-20391354
- https://www.acog.org/womens-health/faqs/long-acting-reversible-contraception-iud-and-implant?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=int
- https://www.medscape.com/viewarticle/763703
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.