5 Penyebab Rambut Rontok Balita karena Alasan Medis
Rambut rontok ternyata bukan hanya masalah orang dewasa, tapi juga anak-anak. Namun, polanya berbeda. Dengan diagnosis yang tepat terkait penyebab rambut rontok balita, kebanyakan kasus dapat ditangani dengan sukses.
Untuk kebanyakan anak usia 26 bulan ke atas yang mengalami rambut rontok, salah satu kondisi ini bisa jadi penyebabnya:
1. Tinea Kapitis
Foto: American Academy of Pediatrics
Dikenal juga sebagai kurap di kulit kepala, tinea kapitis adalah infeksi jamur yang sering terlihat pada anak-anak. Gejala yang terlihat bisa bermacam-macam, namun seringkali berupa sepetak kulit kepala yang berkerak dan tanpa rambut. Petak tersebut biasanya berbentuk bundar atau lonjong.
Rambut biasanya patah di permukaan kulit sehingga terlihat seperti bintik-bintik hitam di kulit kepala. Kondisi ini bisa diatasi dengan obat antijamur yang diminum serta sampo antijamur untuk mengurangi bergugurannya jamur.
Karena kadas menular, Si Kecil sebaiknya tidak berbagi barang yang mengenai kepala seperti sisir atau sikat rambut, topi, sarung bantal, serta jepitan atau ikat rambut.
Baca Juga: Rambut Anak Tipis, Begini Cara Merawatnya Agar Tak Lepek
2. Alopesia Areata
Foto: i.pinimg.com
Alopesia areata adalah kondisi rambut rontok tidak menular yang sering terjadi pada anak-anak, menurut review artikel di Frontiers Journal of Medicine, Dermatology. Penyebab rambut rontok balita satu ini adalah sistem kekebalan tubuh Si Kecil yang menyerang folikel rambut.
Ciri alopesia areata adalah sepetak bundar atau oval rambut rontok yang muncul tiba-tiba. Berbeda dengan tinea kapitis, petak tersebut licin dan mulus tanpa kerak maupun rambut patah. Sekitar 25% anak juga mengalami kuku yang bergaris-garis vertikal dan seperti berlubang-lubang kecil.
Alopesia areata bisa terjadi pada usia berapa saja. Namun, sekitar 20% pasien berusia di bawah 16 tahun dan 1-2% berumur di bawah dua tahun.
Baca Juga: Rambut Anak Rontok, Wajarkah?
Risiko mengalami alopecia areata seumur hidup meningkat pada individu yang memiliki riwayat pribadi atau keluarga terkait gangguan autoimun seperti vitiligo atau penyakit tiroid.
Sekitar 5% anak penderita alopesia areata mengalami kondisi yang berkembang menjadi alopesia totalis (kehilangan seluruh rambut di kulit kepala), sedangkan 1%-nya menderita alopesia universalis (kehilangan seluruh rambut tubuh).
Meski tidak ada obat untuk alopesia areata, salep kortikosteroid kuat yang dioleskan ke area yang botak biasanya bisa mengontrol penyakit ini pada sebagian anak di bawah usia 10 tahun. Rambut akan tumbuh kembali dalam 8-12 minggu. Jika tanpa obat, rambut akan tumbuh kembali dalam 6-12 bulan pada hampir 50% pasien.
3. Telogen Effluvium
Foto: first5la.org
Kondisi ini terjadi akibat stres mendadak atau hebat yang mengganggu siklus pertumbuhan rambut normal. Misalnya karena demam sangat tinggi, bedah menggunakan bius total, kematian orang tersayang, gangguan metabolisme, defisiensi gizi, cedera hebat, pascamelahirkan, atau obat-obatan tertentu.
Folikel rambut berhenti tumbuh lebih awal dan memasuki fase istirahat (fase telogen). Antara 6-16 minggu kemudian, rambut rontok berlebihan sehingga menyebabkan kebotakan sebagian atau seluruhnya.
Tidak ada tes untuk mendiagnosis telogen effluvium serta tidak ada cara mengatasinya. Namun, jika penyebab stres sudah berlalu, rambut akan kembali tumbuh dalam enam bulan sampai satu tahun.
Baca Juga: Buat Anak Mandiri dengan 5 Tips Merawat Rambut Sendiri!
4. Defisiensi Nutrisi
Foto: todaysparent.com
Meski tidak terlalu sering terjadi, rambut rontok bisa menjadi gejala kekurangan zat gizi tertentu, misalnya:
- Vitamin H (biotin), salah satu vitamin B kompleks, yang membantu tubuh mengonversi karbohidrat menjadi glukosa untuk menjadi bahan bakar tubuh.
- Zinc, mineral esensial yang terlibat dalam beberapa aspek metabolisme sel. Zat ini juga mendukung tumbuh kembang secara normal pada kehamilan, masa anak-anak, dan remaja.
Dalam beberapa kasus, penyebab rambut rontok balita bisa karena terlalu banyak vitamin A.
Baca Juga: Potret Lucu 7 Anak Artis Pakai Minyak Kemiri, Betulkah Bisa Melebatkan Rambut?
5. Masalah Endokrin
Foto: monsonmadness.files.wordpress.com
Pada beberapa anak, penyebab rambut rontok adalah hipotiroidisme, kondisi yang menyebabkan tiroid kurang aktif dan menyebabkan hormon tiroid yang tidak cukup untuk mengatur metabolisme.
Hipotiroidisme didiagnosis dengan tes darah. Kondisi ini bisa diatasi dengan obat-obatan yang diresepkan ahli endokrinologi untuk menggantikan hormon yang kurang.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Kutu Rambut Pada Anak
Selain lima hal di atas, ada beberapa penyebab rambut rontok balita yang jarang terjadi menurut International Journal of Trichology edisi Oktober-Desember 2013.
Misalnya, karena infeksi bakteri, penyakit seperti erithematosus lupus, diabetes mellitus, atau anemia zat besi, serta ketidaknormalan struktural batang rambut yang mengakibatkan mudah patah, kering, dan rapuh.
EMA
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.