Ada Gula Ada Semut
Minggu lalu, saat berkunjung ke sebuah mal, saya sempat geleng-geleng kepala melihat begitu banyak anak-anak yang bertubuh gemuk, bahkan cenderung sudah masuk kategori obesitas. Seorang anak perempuan yang perut buncit, sempat menarik perhatian saya. Cepat-cepat saya mencari-cari mana ayah dan ibunya. Sama seperti gadis kecil itu, orangtuanya juga mengalami obesitas. Penasaran, karena kebetulan sedang di food court, keluarga ini saya ‘kepo-in’. Persis seperti dugaan, porsi makanan mereka bertiga sangat besar, daaaaaaan…ketiganya menikmati makanan dengan minuman yang manis-manis.
Saya lantas ingat pengalaman ketika berjalan-jalan ke Korea Selatan. Di sana, setiap restoran hanya menyediakan air putih atau teh tawar sebagai minuman. Tidak ada daftar panjang aneka minuman manis di dalam menu, kecuali memang sedang berada di restoran siap saji atau kafe. Di Jepang pun sama, tak heran bila kebanyakan penduduknya langsing-langsing.
Beda lagi pengalamannya ketika saya berada di Afrika Selatan. Di sini, orang suka menenteng botol soda berukuran 1 liter layaknya kita membawa botol soda berukuran 250 ml. Jika sedang berada di Amerika Serikat, saya selalu struggle, mencari teman yang mau share makanan karena porsinya memang terlalu besar. Tak heran bila di kedua negara itu, angka penderita obesitas dan diabetesnya cukup tinggi.
Apa pelajaran yang bisa diambil? Pola makan kita biasanya akan diwarisi oleh anak. Nah sebagai ibu, kitalah yang bertanggung-jawab memperkenalkan pola makan sehat sejak dini pada anak-anak. Sebagai awal, jika si Kecil sudah disapih dan mulai minum susu formula, pilih yang kandungan gulanya tak tinggi. Memperkenalkan MPASI pun perlu disiasati agar lidah anak tidak terbiasa mencecap rasa yang terlalu manis, terlalu asin, dan sebagainya.
So, lain kali kalau ada yang menawari gula untuk minuman teh Anda, padahal sedang berusaha mengurangi asupan gula, katakan saja: Terima kasih, tapi saya tidak minum teh manis…(boleh juga sambil berkelakar “Saya sudah manis jadi tak perlu minum gula lagi.”) Hahaha...mungkin garing ya, tapi jika disiplin, pinggang ramping bisa menjadi milik Anda, si Kecil pun terbiasa hidup sehat sejak dini.
Sedikit demi sedikit
Biasakan anak merasakan berbagai jenis makanan sesuai dengan tingkatan usianya. Jangan terlalu banyak menambahkan perisa dan bumbu agar indra pengecapnya tidak terbiasa dengan aroma yang ‘keras’.
Aneka tekstur
Dari makanan bubur saring ke makanan yang lebih padat, perkenalkan pada anak secara bertahap sesuai usianya.
Secukupnya saja
Untuk minuman, biasakan untuk tidak mencampur gula terlalu berlebihan sejak anak masih kecil. Langkah ini bisa mencegah si Kecil mengalami sugar craving yang dapat mengarah ke diabetes dan obesitas.
Bukan tempat sampah
Biasakan menyiapkan makanan secukupnya saja. Jangan biasakan menjadi ‘tempat sampah’ untuk menghabiskan sisa makanan si kecil. Dampaknya tak baik untuk pinggang dan perut Anda.
Minum air putih
Si Kecil bisa kok diajari lebih banyak minum air putih. Untuk itu, jangan selalu memberinya teh manis, lebih baik diganti dengan jus buah segar.
Special moments
Boleh dirayakan dengan cokelat atau permen. Dengan cara ini, si Kecil jadi tahu kalau dia tak bisa setiap saat menikmati permen.
Tentang penulis
Memulai karier sejak tahun 1995 di sebuah grup media ternama di Jakarta, Pangesti 'Chichi' Bernardus konsisten berada di jalur editorial sampai saat ini. Kini dia dipercaya untuk memimpin sebuah majalah bergenre kesehatan, Women's Health dan Men's Health Indonesia. Selain berkecimpung di media, Chichi yang biasa dipanggil Mima oleh keempat anaknya, Bongbong, Kitkit, Lala, dan Meimei juga seorang yogi dan entrepreneur di bidang craft. Chichi adalah pemilik usaha kerajinan Monster bag bernama OMB (Ojo Medheni Bocah) dan Siotjia Djawa --- Chinoiserie by Chichi Bernardus. Oh ya, satu lagi, wanita yang memiliki kediaman di Lenteng Agung ini juga seseorang yang concern dengan aromaterapi. Get updates from Mima Chichi here.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.