Fifth Disease Pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Penyakit kelima atau fifth disease pada anak adalah salah satu dari lima penyakit ruam akibat virus, selain campak, cacar air, rubella, dan roseola. Meski jarang terdengar, penyakit ini rupanya cukup sering dialami oleh anak usia 5-15 tahun.
Lalu, apa penyebab dan gejala penyakitnya? Silakan baca penjelasan berikut untuk tahu jawabannya ya, Moms.
Gejala Fifth Disease Pada Anak
Foto: Premierhealth.com
Fifth disease pada anak biasanya diawali dengan demam ringan, sakit kepala, dan gejala seperti flu (hidung tersumbat dan ingusan), yang berlangsung selama beberapa hari.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, setelah gejala awal mereda akan mulai muncul ruam merah di pipi seperti habis ditampar, yang diikuti pula dengan ruam di area tubuh lain seperti dada, punggung, bokong, serta tangan dan kaki.
Pada umumnya gejala yang dialami anak bersifat ringan dan akan hilang setelah 7-10 hari, tapi terkadang bisa pula menyebabkan pembengkakan kelenjar, mata merah, radang tenggorokan, diare, ruam seperti memar, atau nyeri sendi.
Baca Juga: Bercak Putih di Pipi Bayi? Belum Tentu Panu, Moms
Penyebab Fifth Disease Pada Anak
Foto: Abc.net.au
Fifth disease pada anak, yang dikenal juga dengan istilah erythema infectiosum, adalah penyakit yang disebabkan oleh penularan parvovirus B19 yang ada dalam cairan dari sistem pernapasan, seperti air liur, dahak, atau ingus.
Menurut penjelasan Health Department of New South Wales Government, fifth disease memiliki masa inkubasi 4-20 hari, dimana periode paling menular bersamaan dengan munculnya gejala awal dan sebelum terlihat ruam di tubuh.
Si Kecil bisa tertular saat berdekatan dengan pembawa virus yang bersin atau batuk, maupun menyentuh bagian tubuh atau permukaan benda yang terkontaminasi oleh virus. Itulah alasan penyakit ini cukup mudah menyebar di lingkungan kelas dan sekolah.
Baca Juga: Pipi Anak Berbintik Kemerahan? Jangan-jangan Itu Gejala Rosacea
Pengobatan Fifth Disease Pada Anak
Foto: Lifesize.com
Karena disebabkan oleh virus, penyakit ini tidak bisa diobati dengan antibiotik ya, Moms. Namun, pada umumnya gejala awal seperti demam ringan akan hilang dengan sendirinya setelah Si Kecil banyak istirahat.
Fifth disease pada anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah (seperti penderita ODHA atau kanker) atau memiliki kelainan darah tertentu (seperti penyakit sel sabit atau anemia hemolitik), bisa menyebabkan produksi sel darah merah melambat atau terhenti. Kondisi ini bisa menyebabkan anemia parah dan harus ditangani di rumah sakit.
Berita baiknya, Moms bisa mengajarkan Si Kecil beberapa hal berikut untuk mencegah tertular fifth disease:
- Rajin mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah dan makan.
- Tidak berbagi makanan, peralatan makan, atau gelas dengan orang lain.
- Sering bermain di luar ruangan, karena virus lebih mudah menyebar saat berada di dalam ruangan bersama banyak orang sekaligus.
- Biasakan batuk dan bersin ke arah dalam siku.
Baca Juga: Bercak Putih di Pipi Bayi? Belum Tentu Panu, Moms
Jika terlihat mengalami gejala awal fifth disease pada anak, sebaiknya biarkan Si Kecil istirahat di rumah selama beberapa hari supaya tidak menulari teman di sekolahnya ya, Moms.
Menurut Moms, apa lagi yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit fifth disease?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.