9 Adab Bercanda dalam Islam, Termasuk Tidak Menyakiti Perasaan Orang Lain
Adab bercanda dalam Islam mengajarkan umat Muslim untuk tetap menjaga akhlak dan tidak melanggar batasan syariat.
Islam memperbolehkan bercanda sebagai bagian dari kehidupan sosial, asalkan dilakukan dengan cara yang tidak menyakiti hati orang lain dan tetap mengutamakan kebenaran.
Dalam bercanda, seorang Muslim dianjurkan untuk menjauhi ejekan, kebohongan, dan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan.
Dengan memahami adab bercanda, seorang Muslim dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sekaligus tetap memegang teguh nilai-nilai Islam.
Yuk, simak adab bercanda yang perlu dipahami.
Baca Juga: Profil Gus Miftah, Viral Usai Merendahkan Pedagang Es Teh
Adab Bercanda dalam Islam
Berikut adab bercanda dalam Islam seperti mengutip dari MUI.
1. Tidak Mengolok Nama Allah, Rasul, atau Ayat-Ayat-Nya
Ada bercanda dalam Islam yang pertama adalah tidak mengolok nama Allah, Rasul, dan ayat-ayatnya.
Candaan tidak boleh mengandung unsur penghinaan atau olok-olok terhadap Allah, Rasulullah, atau ayat-ayat-Nya.
Ini dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 65:
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُۗ قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ ٦٥
لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْۗ اِنْ نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَࣖ ٦
Wa la'in sa'altahum layaqûlunna innamâ kunnâ nakhûdlu wa nal‘ab, qul a billâhi wa âyâtihî wa rasûlihî kuntum tastahzi'ûn.
Lâ ta‘tadzirû qad kafartum ba‘da îmânikum, in na‘fu ‘an thâ'ifatim mingkum nu‘adzdzib thâ'ifatam bi'annahum kânû mujrimîn.
Artinya: "Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, mereka pasti akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?'
Tidak perlu kamu membuat-buat alasan karena kamu telah kufur sesudah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain), karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat dosa."
Dalam ayat tersebut, Allah menegaskan bahwa siapa pun yang menjadikan hal ini sebagai bahan candaan telah jatuh pada kekufuran.
Ini adalah batasan serius yang harus dijaga oleh setiap Muslim.
2. Tidak Berbohong untuk Membuat Orang Lain Tertawa
Rasulullah memperingatkan dalam sebuah hadits:
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ “
Artinya: "Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya.” (HR. At-Tirmidzi)
Hal ini menunjukkan bahwa kebohongan, meskipun untuk bercanda, tetap dilarang karena dapat merusak kepercayaan.
Baca Juga: 5 Hadis tentang Dosa Berbohong, Jangan Suka Berdusta Ya!
3. Tidak Menyakiti Perasaan Orang Lain
Tidak menyakiti perasaan orang lain juga masuk dalam adab bercanda dalam Islam.
Bercanda tidak boleh sampai menyinggung atau menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
Tidak menyakiti dengan sengaja, sebab Allah berfirman dalam Alquran surah Al Hujarat ayat 11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا
أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ yaskhar qaumum ming qaumin ‘asâ ay yakûnû khairam min-hum wa lâ nisâ'um min nisâ'in ‘asâ ay yakunna khairam min-hunn, wa lâ talmizû anfusakum wa lâ tanâbazû bil-alqâb, bi'sa lismul-fusûqu ba‘dal-îmân, wa mal lam yatub fa ulâ'ika humudh-dhâlimûn.
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim."
QS. Al-Hujurat ayat 11 melarang umat Muslim untuk merendahkan atau menghina orang lain, karena hal itu dapat memicu permusuhan.
4. Tidak Berlebihan dalam Bercanda
Bercanda yang berlebihan dapat membuat seseorang lupa diri dan mematikan hati.
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ
Rasulullah bersabda, “Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.” (HR. At-Tirmidzi).
Oleh karena itu, bercanda sebaiknya dilakukan dengan sederhana dan tidak berlebihan.
5. Tidak Melibatkan Orang yang Tidak Menyukainya
Tidak melibatkan orang yang tidak disukai merupakan adab bercanda dalam Islam selanjutnya.
Tidak semua orang memiliki toleransi yang sama terhadap candaan.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan apakah orang yang diajak bercanda merasa nyaman atau tidak.
Bercanda dengan orang yang tidak menyukainya dapat memicu kesalahpahaman dan konflik.
6. Tidak Menjadikan Topik Serius Sebagai Bahan Candaan
Dalam Islam, hal-hal yang sifatnya serius dan penting, seperti agama, kesehatan, atau masalah pribadi seseorang, tidak boleh dijadikan bahan candaan.
Ini adalah bagian dari menjaga adab dan kehormatan orang lain.
7. Menjauhi Larangan Allah dalam Bercanda
Menjauhi larangan Allah dalam bercanda juga masuk dalam deretan adab bercanda dalam Islam.
Bercanda yang mengandung unsur larangan agama, seperti kebohongan, fitnah, atau penghinaan, harus dihindari.
Sebagai Muslim, bercanda harus tetap dalam koridor syariat dan tidak melanggar ajaran agama.
8. Tidak Menggunakan Bahasa atau Sikap yang Buruk
Dalam bercanda, seorang Muslim dianjurkan untuk menjaga tutur kata dan sikap agar tetap sopan.
Bahasa yang kasar atau bermakna buruk tidak hanya merusak suasana, tetapi juga melanggar nilai-nilai akhlak Islam.
Baca Juga: 10 Adab Bermajelis dan Keutamaannya, Muslim Wajib Tahu!
9. Menghindari Tertawa Berlebihan
Rasulullah dikenal lebih sering tersenyum daripada tertawa terbahak-bahak.
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
Artinya: "Aisyah RA berkata, 'Aku belum pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga terlihat lidahnya, beliau hanya tersenyum'.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tertawa berlebihan dapat mengurangi kehormatan seseorang dan membuat suasana tidak kondusif.
Itulah 9 adab bercanda dalam Islam, semoga bisa dipahami ya Moms.
- https://mirror.mui.or.id/hikmah/33047/9-adab-bercanda-yang-penting-diperhatikan-muslim/
- https://quran.nu.or.id/at-taubah/66
- https://quran.nu.or.id/al-hujurat/11
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.