Mengenal Adenomiosis, Masalah yang Dapat Hadir pada Rahim Perempuan
Rahim merupakan organ vital bagi proses reproduksi perempuan. Terdapat banyak masalah kesehatan yang dapat menyerang rahim, seperti salah satunya adenomiosis.
Adenomiosis, merupakan salah satu masalah rahim ketika jaringan endometrium tumbuh secara abnormal menembus otot dinding rahim.
Jika seseorang mengalami kondisi ini dinding rahim akan lebih tebal dan mendistorsi pembuluh darah (pembuluh darah).
Sehingga dapat menyebabkan menstruasi yang berat, berkepanjangan, dan menyakitkan.
Meskipun bukan sebuah kelainan pada rahim yang berbahaya, adenomiosis tak bisa dianggap sepele.
Menjadi sebuah masalah yang menganggu alat reproduksi perempuan, menjadi informasi mengenai adenomiosis penting untuk diketahui.
Yuk, Mom cari tahu informasi mengenai adenomiosis di sini!
Baca Juga: Mengulik Manfaat Sereh untuk Rahim, Benarkah Berkhasiat?
Penjelasan Adenomiosis
Foto: Orami Photo Stock
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya adenomiosis adalah sebuah masalah yang berada pada rahim perempuan.
Adenomyosis atau adenomiosis adalah suatu kondisi di mana lapisan dalam rahim (endometrium) menembus dinding otot rahim (miometrium).
Adenomiosis dianggap sebagai kelainan pada rahim yang tidak berbahaya. Namun, masalah rahim ini dapat mengganggu kehidupan dan memengaruhi kualitas hidup perempuan.
Kondisi ini dapat ditemukan di seluruh rahim atau terlokalisasi di satu tempat.
Perlu diingat bahwa adenomiosis tidak sama dengan endometriosis, yang terjadi ketika lapisan endometrium tumbuh di luar rahim.
Perbedaan Adenomiosis dan Endometriosis
Foto: Orami Photo Stock
Adenomyosis dan endometriosis sangat mirip, meskipun sama-sama merupakan gangguan pada rahim tetapi ada perbedaan yang mendasar.
Adenomiosis, merupakan kondisu sel-sel yang melapisi rahim tumbuh menjadi otot rahim.
Lalu, jika endometriosis, sel-sel ini tumbuh di luar rahim, terkadang di ovarium bahkan saluran tuba.
Kemudian, endometriosis lebih sering terjadi pada wanita berusia 30-40 tahun, sementara lebih banyak wanita berusia 40-50 tahun lebih berisiko adenomiosis.
Tetapi, persamaannya, ada kemungkinan bagi seorang wanita untuk memiliki endometriosis dan adenomiosis. Kedua gejala dari kondisi ini juga akan mereda setelah menopause.
Baca Juga: Cari Tahu Soal Rahim Pendek, dari Tanda hingga Terapinya
Gejala Adenomiosis
Foto: Orami Photo Stock
Sayangnya, terkadang, adenomiosis tidak menyebabkan tanda atau gejala yang hadir, mungkin hanya ketidaknyamanan ringan saja yang kerap ditimbulkan.
Sehingga beberapa orang mungkin tidak mengetahuinya sama sekali. Gejala yang muncul dari adenomiosis bisa terbilang ringan bahkan berat dan berbeda setiap orangnya.
Namun, secara umum keberadaan adenomiosis dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut:
- Perdarahan hebat saat menstruasi
- Waktu menstruasi yang lebih panjang
- Kram menstruasi yang hebat
- Tekanan pada perut dan kembung
- Tekanan pada kandung kemih
- Nyeri panggul kronis
- Nyeri saat berhubungan seks
- Kemungkinan infertilitas
Baca Juga: Kenali Penyebab Penebalan Dinding Rahim Serta Gejalanya
Penyebab Adenomiosis
Foto: Orami Photo Stock
Penyebab pasti adenomiosis hingga saat ini tidak diketahui. Namun, beberapa ahli menemukan beberapa teori tentang pemicu yang menyebabkan kondisi ini, antara lain:
- Pertumbuhan invasif sel-sel endometrium ke dalam otot rahim
- Pernah menjalani operasi rahim, seperti operasi caesar atau operasi untuk menghilangkan fibroid rahim
- Peradangan rahim yang terjadi setelah melahirkan.
- Jaringan ekstra di dinding rahim, yang ada sebelum lahir dan tumbuh selama masa dewasa
- Sel induk di miometrium, atau dinding otot rahim
- Kelainan bentuk rahim
- Riwayat depresi atau penggunaan antidepresan
- Merokok
Selain beberapa teori di atas, terdapat faktor-faktor tertentu yang menempatkan orang pada risiko lebih besar untuk terkena adenomiosis, seperti:
- Kebanyakan didiagnosis pada usia 30 atau 40 tahun
- Pernah melahirkan sebelumnya
- Menjalani pengobatan dengan obat kanker payudara tamoxifen
Tetapi, terlepas dari bagaimana adenomiosis berkembang, pertumbuhannya akan bergantung pada sirkulasi estrogen tubuh.
Baca Juga: Haid Lebih dari 2 Minggu, Benarkah Akan Sulit Hamil?
Komplikasi Adenomiosis
Foto: Orami Photo Stock
Gangguan kesehatan lainnya seperti anemia kronis bisa hadir ketika Moms mengalami pendarahan berat dan berkepanjangan selama beberapa waktu.
Ketika telah terserang anemia kronis, ini dapat menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lainnya.
Meski tidak berbahaya, rasa sakit dan pendarahan berlebihan yang terkait dengan adenomiosis dapat mengganggu gaya hidup.
Misalnya, Moms mungkin menghindari aktivitas yang Moms nikmati di masa lalu karena kerap merasa kesakitan atau khawatir akan mulai pendarahan.
Diagnosis Adenomiosis
Foto: Orami Photo Stock
Jika telah muncul beberapa gejala yang sudah disebutkan, alangkah baiknya Moms langsung berkunjung ke ahlinya.
Misalnya, Moms mengalami pendarahan berat yang berkepanjangan atau kram parah selama menstruasi yang mengganggu aktivitas rutin, buatlah janji bertemu dengan dokter.
Sebelum mengkonfirmasi tentang diagnosis, dokter akan melakukan evaluasi diagnostik yang umumnya mencakup pemeriksaan dokter dan radiologi .
Langkah awal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area panggul untuk menentukan apakah rahim membesar atau cenderung berubah.
Karena, dalam beberapa kasus, orang dengan adenomiosis dapat memiliki rahim yang berukuran dua atau tiga kali lipat dari ukuran rahim normal.
Selain pemeriksaaan beberapa tes perlu dilakukan, seperti:
- USG atau Ultrasonografi transvaginal dapat membantu dokter mendiagnosis kondisi tersebut
- Pemindaian MRI untuk mengetahui kondisi rahim pasien
Karena gejalanya yang sangat mirip, adenomiosis sering salah didiagnosis sebagai fibroid rahim. Namun, kedua kondisi tersebut tidak sama.
Sementara fibroid adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam atau di dinding rahim, adenomiosis kurang dari massa sel yang ditentukan di dalam dinding rahim.
Baca Juga: 3 Tanda Janin Lapar dalam Rahim, Bumil Wajib Tahu!
Cara Pengobatan Adenomiosis
Foto: Orami Photo Stock
Seluruh perawatan bergantung pada gejala yang dirasakan dan tingkat keparahannya.
Gejala ringan dapat diobati dengan obat nyeri yang dijual bebas atau penggunaan bantal pemanas untuk meredakan kram.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai cara atau langkah pengobatan dari adenomiosis, mulai dari:
1. Pemberian obat anti-inflamasi
Dokter mungkin akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri ringan.
NSAID biasanya dimulai satu hingga dua hari sebelum awal periode menstruasi.
2. Terapi hormon
Bagi Moms yang memiliki gejala berat adenomiosis, dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi hormonal seperti IUD pelepas levonorgestrel, inhibitor aromatase, dan analog GnRH.
3. Embolisasi arteri uterina
Perawatan emobolisasi arteri utama ini biasanya digunakan untuk membantu mengecilkan fibroid, partikel kecil digunakan untuk memblokir pembuluh darah ke adenomiosis.
Partikel dipandu melalui tabung kecil yang dimasukkan oleh ahli radiologi ke dalam arteri femoralis pasien. Dengan suplai darah terputus, adenomiosis dapat menyusut.
4. Ablasi endometrium
Ablasi endometrium terbukti efektif dalam meredakan gejala pada beberapa pasien ketika adenomiosis belum menembus jauh ke dalam dinding otot rahim.
Baca Juga: Sedang Program Hamil? Simak Panduannya di Sini!
Ternyata, meskipun bukan termasuk ke dalam golongan penyakit berbahaya, adenomiosis juga dapat menyebabkan risiko penyakit lainnya.
Jadi ketika hadir gejala, segera buatlah janji ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan rahim Moms lebih lanjut.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adenomyosis/symptoms-causes/syc-20369138
- https://www.webmd.com/women/guide/adenomyosis-symptoms-causes-treatments
- https://www.healthline.com/health/adenomyosis#risk-factors
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14167-adenomyosis
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/321296#endometriosis
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.