Memahami Penyebab Tumor Adnexa, Rentan Menyerang Wanita Usia Produktif
Adnexa adalah massa atau tumor yang berkembang di dekat rahim. Bisa di ovarium, saluran tuba, atau jaringan ikat.
Benjolan ini bisa berisi cairan ataupun padat. Pada kebanyakan kasus sifatnya jinak (non-kanker), tapi bisa juga menjadi ganas.
Kondisi ini bisa terjadi pada wanita di semua usia. Meski lebih sering pada wanita usia produktif. Yuk, simak lebih lanjut!
Baca juga: 12 Penyebab Susah Tidur, Bisa Karena Stres atau Jam Kerja yang Tidak Teratur
Penyebab Tumor Adnexa
Foto: Orami Photo Stock
Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab tumbuhnya tumor adnexa. Sifatnya bisa ginekologis atau non-ginekologis.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab umum dari tumbuhnya tumor adnexa:
- Kehamilan ektopik. Kehamilan di mana sel telur yang telah dibuahi tumbuh di suatu tempat di luar rahim.
- Endometrioma. Kista jinak pada ovarium yang berisi darah tua kental yang berwarna coklat.
- Leiomioma. Tumor ginekologi jinak, juga dikenal sebagai fibroid .
- Kanker ovarium. Bisa berupa kanker epitel ovarium yang tumbuh di sel permukaan ovarium atau kanker sel benih ganas pada telur.
- Penyakit radang panggul. Peradangan pada saluran genital bagian atas, yang meliputi rahim, saluran tuba, dan ovarium.
- Abses tubo-ovarium. Massa adnexa menular yang terbentuk karena penyakit radang panggul.
- Torsi ovarium. Keadaan darurat yang terjadi karena rotasi lengkap atau sebagian dari jaringan yang menopang ovarium.
Menurut studi pada 2009 di jurnal American Family Physician, pada wanita pramenopause, adnexa sering dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan.
Misalnya kista ovarium, tumor ovarium jinak, endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), kehamilan ektopik, dan kanker ovarium.
Gejala yang Dapat Dialami
Foto: Orami Photo Stock
Gejala adnexa pada setiap pengidap bisa berbeda-beda tergantung apa yang jadi penyebabnya.
Namun, salah satu gejala yang sangat umum dialami adalah nyeri pada perut bagian bawah.
Orang yang mengalami tumor adnexa dapat mengalami gejala berupa:
- Sakit perut bagian bawah atau panggul yang parah yang biasanya di satu sisi, bisa kanan ataupun kiri
- Perdarahan abnormal dari rahim
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Rasa sakit yang memburuk selama menstruasi
- Menstruasi yang menyakitkan
- Pendarahan hebat yang tidak normal selama menstruasi
- Masalah pencernaan, seperti kembung, sembelit, begah, mual, dan muntah
- Urgensi, frekuensi, atau inkontinensia urine
- Penurunan berat badan
- Kekurangan energi
- Kelelahan
- Demam
- Keputihan
Penyebab adnexa yang berbeda mungkin memiliki gejala yang sama, sehingga dokter biasanya melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dengan begitu, penyebab pasti dari kondisi ini bisa diketahui.
Setelah dokter mengetahui penyebab dari adnexa, mereka dapat merekomendasikan pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan.
Baca juga: Cari Tahu Ciri-Ciri Wanita Hormon Tinggi Estrogen dan Testosteron
Penanganan Adnexa
Foto: Orami Photo Stock
Penanganan dan pengobatan untuk adnexa akan tergantung pada apa yang jadi penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah kehamilan ektopik, misalnya, maka kehamilan harus dihentikan.
Beberapa pilihan pengobatan adnexa yang biasa diberikan dokter adalah:
- Pemberian metotreksat intramuskular dosis tunggal atau dua.
- Operasi laparoskopi.
- Salpingostomy atau salpingectomy, yang merupakan prosedur bedah pada saluran tuba atau tuba fallopi.
Intinya, untuk mengatasi adnexa, maka perlu diketahui dan diatasi terlebih dahulu yang jadi penyebabnya.
Namun, jika adnexa disebabkan oleh endometrioma, bisa jadi sulit diatasi karena metode pengobatan yang efektif belum diketahui.
Beberapa pilihan perawatan yang mungkin bisa dilakukan untuk endometrioma adalah:
- Menunggu dengan waspada dan rutin melakukan pemeriksaan kondisi.
- Terapi medis.
- Intervensi bedah.
- Menginduksi ovulasi dan menggunakan teknologi reproduksi berbantuan pada wanita dengan infertilitas.
Sementara itu, jika adnexa terjadi akibat penyakit radang panggul, biasanya dokter akan melakukan pengobatan dengan antibiotik.
Jenis antibiotik yang diberikan biasanya adalah bentuk intravena, dengan jenis sefotetan, cefoxitin, klindamisin.
Pada beberapa kasus, adnexa juga bisa terjadi karena abses tubo-ovarium.
Jika terjadi karena hal ini, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan abses dari rahim.
Namun, saat ini perawatan paling umum dilaklkukan dokter adalah dengan meresepkan antibiotik spektrum luas.
Meski begitu, pada kasus abses tubo-ovarium yang sudah pecah, prosedur pembedahan mungkin masih diperlukan.
Pada kasus adnexa yang disebebkan oleh torsi ovarium, penanganan harus dilakukan dengan cepat, karena ini adalah kondisi darurat medis.
Menurut studi pada 2017 di Tzu Chi Medical Journal, satu-satunya pengobatan untuk torsi ovarium adalah pembedahan.
Ini bertujuan untuk mencegah kerusakan parah pada ovarium dan saluran tuba.
Sementara itu, penderita adnexa dengan leiomioma atau fibroid dapat menerima perawatan hormonal atau obat antiinflamasi nonsteroid.
Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejalanya.
Setelah berhenti minum obat, gejalanya dapat kembali, dan fibroid dapat terus tumbuh.
Pembedahan adalah pengobatan yang paling efektif untuk fibroid.
Pilihan pengobatan untuk kanker ovarium termasuk operasi, kemoterapi, dan terapi bertarget.
Ahli onkologi akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut sebelum merekomendasikan rencana perawatan:
- Jenis kanker ovarium dan seberapa banyak kanker yang ada.
- Stadium dan tingkat keparahan kanker.
- Apakah pasien memiliki penumpukan cairan di perut yang menyebabkan pembengkakan.
- Apakah operasi dapat mengangkat seluruh tumor.
- Perubahan genetik.
- Usia dan status kesehatan secara umum.
- Apakah kanker baru, atau kanker yang kambuh.
Jika pembentukan tumor adnexa ditemukan dan kanker dicurigai, pilihan yang terbaik adalah mendapatkan penanganan dari ahli onkologi ginekologi.
Baca juga: Mengenal Kelainan Tulang Kifosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Sebab, dokter ahli onkologi ginekologi memiliki keahlian yang lebih spesifik dan pengalaman yang lebih dalam penanganan kanker ovarium.
Semakin dini tumor atau kanker didiagnosis dan dirawat, kemungkinan untuk sembuh akan semakin besar.
Jadi, waspadailah segala perubahan atau gejala yang terjadi pada tubuh.
Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala adnexa yang tadi dijelaskan.
Dengan begitu, Moms bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, sesuai kondisi.
- https://www.aafp.org/afp/2009/1015/p815.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5615993/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/327525
- https://www.verywellhealth.com/adnexal-mass-2553380
- https://www.webmd.com/women/what-is-adnexal-tenderness
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.