30 Juni 2022

Mengenal Uveitis, Peradangan Serius pada Bagian Uvea Mata

Peradangan pada bagian uvea ini harus ditangani secepat mungkin

Uveitis adalah peradangan pada salah satu bagian tengah mata.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala kemerahan, mata peka terhadap cahaya, hingga gangguan penglihatan permanen.

Oleh karena itu, uveitis mesti dideteksi sejak dini agar pengobatan bisa segera dilakukan.

Dengan demikian, risiko komplikasi bisa dihindari sehingga penglihatan tetap dapat berfungsi dengan baik.

Yuk, cari tahu tentang penyakit uveitis lewat fakta di bawah ini!

Baca Juga: Tak Usah Bingung, Ini Obat Tetes Mata untuk Mata Kering dan Mata Merah

Apa itu Uveitis?

Uveitis
Foto: Uveitis (Freepik)

Foto: Peradangan Mata Uveitis (freepik.com)

Menurut penelitian dari jurnal Frontiers of Immunology tahun 2021, uveitis adalah peradangan yang terjadi di lapisan tengah dinding mata atau uvea.

Kondisi ini dapat mempengaruhi satu atau kedua mata.

Uvea adalah bagian mata yang memiliki warna (iris), selaput tipis yang banyak pembuluh darah (koroid), serta terdapat bagian mata yang menyambungkan semuanya (badan silia).

Pembuluh darah dan arteri yang ada di uvea dapat mengantarkan darah ke bagian mata lainnya.

Uveitis bisa menjadi kondisi serius dan bersifat kronis.

Jika tidak segera ditangani, penyakit uveitis dapat memicu masalah kesehatan lain, seperti glaukoma hingga kebutaan.

Baca Juga: 5 Ciri Mata Sehat dan Cara Menjaga Kesehatan Secara Alami, Yuk Lakukan agar Penglihatan Jernih!

Gejala Uveitis

sakit mata.jpg
Foto: sakit mata.jpg (foreyes.com)

Foto: Gejala Sakit Mata (Orami Photo Stocks)

Berikut adalah beberapa gejala uveitis yang dapat mempengaruhi salah satu atau kedua mata. Kenali dan waspadai, ya, Moms!

  • Mata merah.
  • Sakit atau rasa tidak nyaman pada mata.
  • Sensitivitas cahaya.
  • Penglihatan kabur.
  • Terdapat bintik-bintik gelap dan mengambang saat melihat (floaters).
  • Kemampuan penglihatan berkurang.

Gejala di atas dapat terjadi tiba-tiba dan memburuk seiring berjalannya waktu.

Kendati demikian, dalam beberapa kasus uveitis, gejala dapat berkembangan perlahan atau bertahap.

Pada kondisi tertentu, penderita uveitis bisa saja tidak mengalami gejala dan tanda-tanda apa pun, termasuk saat pemeriksaan mata rutin.

Baca Juga: Sindrom Penglihatan Komputer: Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Jenis atau Tipe Uveitis

mata merah
Foto: mata merah (Orami Photo Stock)

Foto: Sakit Mata (Orami Photo Stocks)

Dilansir dari Oregon Eye Consultant, berikut ini jenis atau tipe uveitis yang mesti Moms waspadai:

1. Uveitis Anterior

Uveitis jenis ini paling sering terjadi. Gejalanya bisa berupa kemerahan pada mata, yang disertai nyeri, sensitif terhadap cahaya, dan penglihatan kabur.

Ada beberapa penyebab peradangan uveitis anterior, misalnya infeksi sistemik akibat tuberkulosis atau sifilis, dan faktor genetik seperti penyakit HLA-B27.

Peradangan sistemik, seperti sarkoidosis, penyakit Behcet, atau artritis idiopatik remaja, juga bisa memicu terjadinya kondisi ini.

2. Uveitis Posterior

Kasus uveitis posterior lebih jarang terjadi dibandingkan uveitis anterior.

Tipe peradangan uvea yang satu ini juga lebih jarang menyebabkan nyeri di mata.

Kendati demikian, uveitis posterior dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani.

Sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini dapat mengalami floaters.

Floaters ditandai dengan penglihatan kabur, terdapat bintik-bintik saat melihat, atau kesulitan melihat di malam hari.

Karenanya, jika mengalami kondisi demikian, Moms harus segera berobat ke dokter ,ya!

3. Panuveitis

Panuveitis adalah peradangan yang mempengaruhi semua bagian mata.

Kondisi uveitis jenis ini cukup jarang terjadi.

Akan tetapi, panuveitis termasuk sebagai kondisi serius yang harus ditangani secepat mungkin oleh dokter spesialis mata.

Hal tersebut bertujuan untuk mencegah komplikasi berupa penglihatan yang menurun atau rusak.

4. Skleritis

Skleritis adalah peradangan pada bagian sklera atau dinding mata.

Kondisi ini kerap menyebabkan bagian putih mata berwarna merah dan nyeri.

Uveitis jenis ini merupakan satu-satunya yang disebabkan oleh penyakit, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.

Baca Juga: Waspada Moms, Inilah Penyebab dan Cara Mencegah Sakit Mata

Penyebab Uveitis

warna mata gelap 3.jpg
Foto: warna mata gelap 3.jpg (shutterstock)

Foto: Mata (Orami Photo Stocks)

Penyebab uveitis belum diketahui secara pasti.

Walau demikian, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya peradangan pada uvea, yakni:

  • Tuberkulosis.
  • Efek samping menggunakan atau mengonsumsi obat tertentu.
  • Cedera atau trauma saat operasi mata.

Gangguan autoimun atau peradangan, seperti sarkoidosis, lupus eritematosus sistemik, atau penyakit Crohn juga dapat mengembangkan kondisi uveitis.

Selain itu, infeksi herpes zoster, sifilis, toksoplasmosis atau orang dengan perubahan gen tertentu juga lebih berisiko mengembangkan peradangan pada uvea.

Baca Juga: Cari Tahu 9 Anatomi Mata dan Fungsinya

Diagnosis Uveitis

5 Cara Mengatasi Mata Merah Pada Anak Sesuai Penyebabnya 2.jpg
Foto: 5 Cara Mengatasi Mata Merah Pada Anak Sesuai Penyebabnya 2.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto: Periksa Mata (Orami Photo Stocks)

Pemeriksaan uveitis akan dilakukan oleh dokter spesialis mata.

Dokter kemungkinan akan menanyakan riwayat kesehatan secara menyeluruh dan melakukan pemeriksaan mata lengkap sebagai berikut:

  • Pemeriksaan mata untuk melihat respons pupil terhadap cahaya.
  • Pemeriksaan tonometri untuk mengukur tekanan di dalam mata.
  • Pemeriksaan slit lamp yang dapat memperbesar dan menerangi bagian depan mata dengan garis cahaya intens. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengidentifikasi sel-sel inflamasi mikroskopis di depan mata.
  • Oftalmoskopi atau funduskopi untuk memeriksa bagian belakang mata.
  • Optical coherence tomography (OCT) untuk mengukur ketebalan retina dan koroid. Pengukuran ini bertujuan mengetahui peradangan pada lapisan ketebalan mata.
  • Analisis cairan berair atau vitreous dari mata.
  • Tes darah.
  • Tes pencitraan, radiografi, CT scan atau MRI scan.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Dokter Mata di Bogor untuk Periksa Kesehatan Mata Secara Menyeluruh

Pengobatan Uveitis

obat-tetes-mata.jpg
Foto: obat-tetes-mata.jpg

Foto: Obat Tetes Mata (Stock Photo Orami)

Berikut ini beberapa pengobatan uveitis yang dapat dilakukan:

1. Obat Kortikosteroid

Dinukil dari penelitian yang dipublikasi oleh Indian Journal of Ophthalmology tahun 2013, kortikosteroid topikal digunakan dalam pengobatan uveitis anterior.

Cara kerja kortikosteroid adalah dengan mempengaruhi fungsi sistem imun tubuh.

Alhasil, sistem imun tidak akan mengeluarkan zat yang menyebabkan peradangan dan mempengaruhi mata.

Dokter dapat memberikan obat kortikosteroid jenis tetes mata, injeksi, tablet, atau kapsul. Hal ini akan bergantung pada kondisi uveitis dan gejala masing-masing pasien.

Namun pada umumnya, obat kortikosteroid oral yang diminum merupakan jenis obat yang paling kuat. Obat ini dapat diberikan jika pengobatan kortikosteroid lainnya tidak memiliki hasil yang signifikan.

2. Obat Midriatik

Obat tetes mata ini dapat diberikan jika Moms mengalami uveitis anterior.

Obat ini akan diberikan untuk menenangkan otot mata dan memperlebar pupil.

3. Antibiotik dan Imunosupresi

Jika Moms mengalami peradangan mata akibat infeksi, dokter akan memberikan obat-obatan yang dapat membantu melawan kondisi tersebut.

Obat antibiotik dapat diberikan jika uveitis yang Moms alami disebabkan oleh infeksi.

Sementara itu, obat imunosupresan dapat diberikan bila uveitis mempengaruhi kedua mata, tidak merespons obat kortikosteroid, atau berisiko mengancam fungsi penglihatan.

4. Operasi

Pembedahan atau operasi vitrektomi dapat dilakukan untuk mengobati uveitis yang kondisinya sangat parah.

Untuk kasus uveitis posterior yang sulit diobati, dokter mungkin dapat menyarankan implan mata.

Implan secara perlahan dapat melepaskan kortikosteroid ke dalam mata selama 2 hingga 3 tahun.

Itu dia penjelasan mengenai uveitis. Jangan ragu untuk segera berobat ke dokter apabila Moms mengalami gejala-gejala kondisi ini, ya!.

  • https://www.frontiersin.org/awrticles/10.3389/fimmu.2021.640473/full
  • https://journals.lww.com/ijo/Fulltext/2013/61060/Medical_Management_of_Uveitis___Current_Trends.6.aspx
  • https://ojrd.biomedcentral.com/articles/10.1186/1750-1172-7-57
  • https://uveitis.org/
  • https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-uveitis
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uveitis/diagnosis-treatment/drc-20378739
  • https://oregoneyeconsultants.com/different-types-uveitis/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.