Kenali Patch Test, Prosedur Medis untuk Cek Alergi
Jika Moms, Dads, atau Si Kecil mengalami gejala alergi, patch test atau tes tempel dapat berguna untuk mencari tahu sebabnya.
Seperti apa tes tempel atau pacth test itu? Untuk tahu lebih lengkapnya, berikut informasi yang bisa Moms kulik sebelum menjalani tes ini. Yuk, simak!
Baca Juga: 10 Tips Mudah Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir, Bantu Cegah Iritasi Kulit!
Apa Itu Patch Test?
Patch test adalah tes yang berguna untuk mencari tahu penyebab seseorang mengalami alergi.
Sebab tanpa patch test, atau yang akrab dengan nama tes tempel, mungkin Moms, Dads, atau Si Kecil hanya mengira-ngira mengapa gejala alergi bisa muncul.
Selain itu, patch test bisa dilakukan juga pada seseorang yang memiliki penyakit dermatitis.
Tujuannya untuk mengetahui apakah dermatitis yang dimiliki disebabkan atau diperparah oleh alergi.
Tes tempel umumnya dilakukan dengan menempelkan beberapa patch di punggung dan serangkaian alat lainnya.
Namun, Moms tak perlu khawatir karena tidak ada tusukan jarum di punggung.
Selama prosesnya berlangsung, berbagai zat penyebab alergi atau alergen dioleskan di punggung untuk mencari tahu apakah ada reaksi yang muncul.
Nah, yang perlu Moms ingat dan pahami, patch test ini tidak sama dengan skin prick test atau tes tusuk kulit.
Skin prick test adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis alergi hay fever, seperti:
- Tungau
- Debu rumah
- Serbuk sari
- Bulu kucing
Biasanya, tes tusuk kulit ini cukup terbatas untuk seseorang dengan masalah ruam kulit.
Baca Juga: Mengapa Ada Orang yang Alergi Air? Ini Penyebab hingga Pengobatannya
Persiapan Menjalani Patch Test
Dokter akan menyampaikan hal apa saja yang perlu Moms, Dads, atau Si Kecil persiapkan bila ingin melakukan patch test.
Jika Moms, Dads, atau Si Kecil pernah mendapat suntikan kortison dalam kurun waktu sebulan terakhir, sebaiknya sampaikan kepada dokter.
Biasanya, dokter mungkin meresepkan krim kulit yang perlu dipakai kurang lebih sekitar seminggu sebelum melakukan tes tempel jika memang dibutuhkan.
Pada kondisi ini, Moms, Dads, dan Si Kecil masih boleh menggunakan pelembap sampai hari tes tiba.
Namun, sebaiknya hindari paparan sinar matahari secara langsung, apalagi melakukan tanning, sekitar sebulan sebelum pemeriksaan tempel dilakukan.
Untuk hal-hal lainnya yang mungkin belum disebutkan di sini tetapi ingin Moms ketahui, sebaikbya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter, ya.
Proses Patch Test
Dokter memulai patch test dengan menempelkan strip alumunium ke punggung, sekitar 10 buah.
Selanjutnya, ada alergen (penyebab alergi) yang ditaruh pada masing-masing strip patch tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada alergen yang menimbulkan reaksi atau gejala alergi di kulit Moms, Dads, dan Si Kecil.
Setelah proses ini selesai, Moms, Dads, atau Si Kecil perlu membiarkan patch-patch ini tetap menempel di punggung sekitar 48 jam lamanya.
Tak menutup kemungkinan, selama 48 jam ini kulit mengalami reaksi alergi seperti gatal dan nyeri.
Ini wajar karena bisa jadi Moms, Dads, atau Si Kecil punya alergi terhadap alergen yang ditaruh pada patch di punggung.
Penting untuk diperhatikan, Moms sebaiknya memastikan patch yang ditempel pada punggung tidak terlepas sampai proses tes ini selesai.
Tujuannya agar hasil yang didapat lebih akurat. Sebab jika patch ada yang terlepas, kendur, bahkan basah, kemungkinan hasilnya bisa tidak akurat untuk mendiagnosis alergi.
Meski bisa mencari tahu penyebab alergi, patch test ini tidak ditujukan untuk mencari tahu alergi karena menghirup aroma makanan, obat, atau zat lainnya.
Baca Juga: Mengalami Alergi Udang? Begini Pertolongan Pertama dan Cara Mengatasinya
Usai Menjalani Tes
Setelah 48 jam, dokter meminta Moms, Dads, atau Si Kecil untuk kembali melakukan pemeriksaan. Di sini, saatnya dokter melepas patch yang ditempel di kulit.
Nah, bila ada reaksi alergi yang muncul akibat zat tertentu yang diletakkan pada patch, dokter akan memberi tahu hasilnya kepada Moms.
Jika selama 48 jam kemarin Moms, Dads, atau Si Kecil mengalami gejala seperti gatal, panas, perih, dan lainnya, sampaikan juga pada dokter.
Di hari ke-4 sampai hari ke-7, dokter mungkin menyarankan untuk kembali menjalani pemeriksaan.
Menurut American Academy of Dermatology Association, ini biasanya dilakukan untuk mencari tahu apakah ada reaksi alergi lainnya yang muncul belakangan.
Bagaimana Hasil dari Tes Tempel?
Hasil dari patch test terbagi menjadi 2, yakni positif dan negatif. Berikut penjelasan masing-masing hasil tes tempel:
1. Hasil Positif
Patch test menunjukkan hasil positif bila Moms, Dads, atau Si Kecil memiliki alergi terhadap suatu zat tertentu.
Dokter akan menjelaskan mengenai alergi yang Moms, Dads, atau Si Kecil miliki, termasuk nama lain serta produk yang mengandung bahan alergen tersebut.
Jadi, setiap kali akan makan dan minum, pastikan Moms mengetahui apakah bahan alergen tersebut terkandung dalam makanan atau minuman.
Jika ya, sebaiknya hindari agar gejala alergi tidak muncul.
2. Hasil Negatif
Kebalikan dari hasil positif, patch test yang menunjukkan hasil negatif artinya kulit Moms tidak punya reaksi alergi terhadap bahan tertentu.
Dengan kata lain, masalah kulit yang mungkin Moms alami bukan disebabkan oleh alergi.
Dokter mungkin menyarankan alternatif pemeriksaan lain untuk mencari tahu alasan munculnya masalah pada kulit Moms.
Baca Juga: Bintik Merah pada Kulit? Jangan Panik, Simak Penyebab Hingga Cara Mengatasinya!
Adakah Efek Samping Patch Test?
Pemasangan patch selama tes berlangsung mungkin membuat kulit beberapa orang mengalami iritasi.
Namun, tak perlu khawatir karena iritasi kulit ini biasanya hilang sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Jika Moms, Dads, atau Si Kecil punya psoriasis, patch test mungkin dapat memicu kambuhnya gejala. Setelah itu, gejala berangsur-angsur akan pulih.
Sementara untuk efek samping serius akibat patch test sebenarnya jarang sekali. Sebab tes ini memiliki risiko atau efek samping yang terbilang sangat kecil.
Mungkin Moms merasa sedikit gatal di area belakang punggung tempat patch ditempel, khususnya setelah tes selesai.
Segera sampaikan pada dokter bila ada efek samping yang menggangu usai tes dilakukan, ya!
- https://dermnetnz.org/topics/patch-tests
- https://www.dermcoll.edu.au/atoz/allergy-patch-testing/
- https://www.aad.org/public/diseases/eczema/types/contact-dermatitis/patch-testing-rash
- https://www.slucare.edu/dermatology/general-dermatology/patch-testing.php
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.