Kanker Esofagus: Gejala, Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan
Saat fungsi kerongkongan terganggu, maka Moms perlu mewaspadainya. Sebab ini bisa saja menjadi tanda sedang berkembangnya kanker esofagus.
Di dunia medis, kanker esofagus akan terjadi di kerongkongan, yakni tabung panjang berongga yang membentang dari tenggorokan ke perut.
Fungsi utama kerongkongan adalah membantu memindahkan makanan yang Moms telan dari bagian belakang tenggorokan menuju perut untuk dicerna.
Kanker esofagus biasanya dimulai pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan. Kanker ini bisa terjadi di mana saja di sepanjang kerongkongan.
Namun, tercatat bahwa ada lebih banyak pria daripada wanita yang terkena kanker ini.
Mengutip American Cancer Society, kanker esofagus tercatat sebagai penyebab paling umum keenam kematian akibat kanker di seluruh dunia.
Tingkat insiden bervariasi dalam lokasi geografis yang berbeda.
Di beberapa daerah, tingkat kanker esofagus yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan penggunaan tembakau dan alkohol atau kebiasaan konsumsi makanan tertentu dan obesitas.
Baca Juga: Kenali, Atresia Esofagus, Salah Satu Penyebab Bayi Sulit Menyusu
Gejala Kanker Esofagus
Foto: orang makan (Orami Photo Stock)
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala kanker esofagus yang bisa mengganggu fungsi kerongkongan, antara lain:
- Kesulitan menelan (disfagia).
- Turunnya berat badan tanpa disengaja.
- Nyeri dada, tekanan, atau rasa terbakar.
- Memburuknya gangguan pencernaan atau mulas.
- Batuk atau suara serak.
Kanker kerongkongan dini biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala.
Namun, Moms perlu segera buat janji dengan dokter jika memiliki tanda dan gejala persisten yang mengkhawatirkan.
Jika Moms atau orang terdekat telah didiagnosis dengan penyakit Esofagus Barrett, maka ini tandanya Moms sedang dalam kondisi pra kanker yang disebabkan oleh refluks asam kronis.
Alhasil, risiko kanker kerongkongan jadi lebih tinggi.
Oleh karena itu, segera tanyakan kepada dokter tanda dan gejala apa yang harus diperhatikan yang mungkin bisa mengganggu fungsi kerongkongan itu sendiri dan menandakan bahwa kondisi akan memburuk.
Baca Juga: Mengenal Akalasia, Kelainan Langka yang Menyerang Kerongkongan
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Esofagus
Foto: sakit di kerongkongan (Orami Photo Stock)
Sayangnya, belum diketahui dengan jelas mengenai penyebab kanker esofagus yang memicu gangguan kerongkongan ini.
Namun, gangguan kerongkongan ini bisa terjadi ketika sel-sel di kerongkongan mengembangkan perubahan (mutasi) dalam DNA mereka.
Perubahan tersebut membuat sel tumbuh dan membelah di luar kendali.
Akumulasi sel-sel abnormal membentuk tumor di kerongkongan yang dapat tumbuh untuk menyerang struktur di dekatnya dan menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Kanker esofagus juga bisa diklasifikasikan menurut jenis sel yang terlibat.
Jenis kanker kerongkongan yang Moms miliki juga membantu menentukan pilihan pengobatan.
Ada beberapa jenis kanker esofagus antara lain:
1. Adenokarsinoma
Adenokarsinoma dimulai di sel-sel kelenjar penghasil lendir di kerongkongan. Adenokarsinoma paling sering terjadi di bagian bawah kerongkongan.
Adenokarsinoma adalah bentuk paling umum dari kanker kerongkongan yang menganggu fungsi kerongkongan para pria kulit putih.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
Sel-sel skuamosa adalah sel-sel datar dan tipis yang melapisi permukaan kerongkongan.
Karsinoma sel skuamosa paling sering terjadi di bagian atas dan tengah kerongkongan. Karsinoma sel skuamosa adalah kanker esofagus yang paling umum di seluruh dunia.
3. Jenis Langka Lainnya
Beberapa bentuk kanker kerongkongan yang langka termasuk karsinoma sel kecil, sarkoma, limfoma, melanoma, dan koriokarsinoma.
Diperkirakan bahwa iritasi kronis pada kerongkongan dapat berkontribusi pada gangguan fungsi kerongkongan dan kemudian menyebabkan perubahan yang menyebabkan kanker esofagus.
Faktor-faktor yang menyebabkan iritasi pada sel-sel kerongkongan dan meningkatkan risiko kanker kerongkongan meliputi:
- Memiliki penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
- Merokok.
- Memiliki perubahan prakanker pada sel-sel kerongkongan (Barrett's esophagus).
- Menjadi gemuk.
- Minum alkohol.
- Mengalami refluks empedu.
- Mengalami kesulitan menelan karena sfingter esofagus yang tidak relaks (achalasia).
- Memiliki kebiasaan tetap minum cairan yang sangat panas.
- Kurang makan buah dan sayur.
- Menjalani perawatan radiasi ke dada atau perut bagian atas.
Baca Juga: Makanan dan Minuman Panas Picu Kanker Kerongkongan, Kok Bisa?
Pencegahan Kanker Esofagus dan Gangguan Fungsi Kerongkongan Lainnya
Foto: rokok (Orami Photo Stock)
Moms dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kanker kerongkongan dan mencegah gangguan fungsi kerongkongan lainnya.
Di antaranya, yaitu:
1. Berhenti Merokok
Jika Moms atau orang terdekat merokok, bicarakan dengan dokter tentang strategi untuk berhenti.
Obat-obatan dan konseling tersedia untuk membantu untuk berhenti.
2. Minum Alkohol Secukupnya
Jika Moms memilih untuk minum alkohol, konsumsi dalam jumlah sedang.
Untuk orang dewasa yang sehat, itu berarti hingga satu gelas sehari untuk wanita dan hingga dua gelas sehari untuk pria.
3. Terapkan Pola Makan Sehat
Coba makan lebih banyak buah dan sayuran, serta makanan yang bernutrisi lainnya.
Tambahkan berbagai buah-buahan dan sayuran berwarna-warni dalam pola makan sehat setiap hari.
4. Pertahankan Berat Badan Sehat
Jika Moms kelebihan berat badan atau obesitas, bicarakan dengan dokter tentang strategi untuk membantu menurunkan berat badan.
Baca Juga: 4 Cara Menghilangkan Lendir di Tenggorokan Secara Alami
Pengobatan Kanker Esofagus
Foto: operasi (Orami Photo Stock)
Pendekatan pengobatan tergantung pada stadium dan tingkat kerusakan fungsi kerongkongan akibat kanker.
Pilihan pengobatan yang dapat digunakan untuk kanker kerongkongan, yaitu:
1. Pembedahan
Pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat sebagian atau sebagian besar kerongkongan, serta beberapa jaringan di sekitarnya, dalam prosedur yang disebut esofagektomi.
Jika kerongkongan diangkat, dokter mungkin memposisikan ulang perut (memindahkannya ke dada), atau menggunakan sepotong usus untuk mempertahankan fungsinya.
Pembedahan dapat menyembuhkan kanker pada beberapa pasien yang tidak memiliki penyebaran tumor di luar kerongkongan.
Operasi kanker esofagus juga sering membutuhkan rawat inap yang lama.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah cara pengobatan penyakit dengan menggunakan radiasi (sinar berenergi tinggi) atau zat radioaktif.
Ini digunakan untuk membunuh atau merusak sel kanker, sering kali dengan mengarahkan sinar radiasi ke tumor.
Radiasi menghancurkan sel kanker dengan mengganggu pertumbuhan dan pembelahannya.
Radiasi dapat digunakan sendiri, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor, atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa.
3. Kemoterapi
Terapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Beberapa obat kemoterapi diambil sebagai pil dan beberapa ditempatkan langsung ke dalam aliran darah melalui vena (intravena).
Obat kemoterapi berjalan melalui aliran darah dan dapat membunuh sel-sel di seluruh tubuh.
Untuk kanker esofagus, kemoterapi terkadang digunakan sebelum operasi untuk membantu mengecilkan tumor.
Itulah penjelasan tentang kondisi fungsi tenggorokan yang terganggu yang menjadi tanda dari kanker esofagus.
Semoga Moms dan sekeluarga terhindar dari masalah kesehatan seputar kerongkongan, ya!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/esophageal-cancer/symptoms-causes/syc-20356084
- https://www.cancer.org/cancer/esophagus-cancer.html
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6137-esophageal-cancer
- https://www.healthline.com/health/esophageal-cancer
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.