13 Februari 2023

4 Obat Diare untuk Anak, Efektif untuk Mengurangi Gejala!

Obat diare untuk anak yang aman sebagai pertolongan pertama
4 Obat Diare untuk Anak, Efektif untuk Mengurangi Gejala!

Foto: Orami Photo Stock

Moms sedang mencari obat diare untuk anak? Awas, jangan asal pilih, ya, Moms!

Memang, diare bukanlah hal yang menyenangkan, baik untuk bayi maupun anak.

Penyakit ini sangat buruk, bahkan bisa mengancam keselamatan jika tidak segera diobati.

Jika tinja encer dan berlangsung lebih dari satu hari, anak berisiko mengalami dehidrasi.

Kondisi ini bisa mengganggu fungsi tubuh, bahkan meningkatkan risiko kematian jika tak segera ditangani.

Benjamin Ortiz, M.D., seorang dokter anak di Food and Drug Administration's Office of Pediatric Therapeutics, menyatakan pentingnya mengobati diare pada anak.

“Aspek terpenting dalam mengobati diare adalah mengetahui tanda-tanda dehidrasi dan mengambil langkah untuk menghidrasi tubuh anak,” kata Ortiz.

Selain itu, mengonsumsi obat diare untuk anak juga merupakan hal yang penting agar keluhan tak bertambah parah.

Ingin tahu apa saja rekomendasi obat untuk diare untuk anak? Simak terus di bawah ini, ya, Moms!

Baca Juga: 4 Buah untuk Diare yang Enak dan Ampuh!

Obat Diare untuk Anak

Sebagai pertolongan pertama, Moms bisa menggunakan obat diare untuk anak berikut ini:

1. Oralit

Oralit untuk Diare Anak (halodoc)
Foto: Oralit untuk Diare Anak (halodoc) (halodoc)

Oralit, yang disebut sebagai obat diare untuk anak, merupakan cairan yang diberikan untuk membantu mengembalikan elektrolit.

Seperti diketahui, diare menyebabkan elektrolit keluar dari tubuh melalui feses.

Nah, Moms bisa membuat oralit sendiri dari campuran air hangat, gula, dan garam.

Bila sulit, beberapa apotek atau toko obat juga menyediakan oralit kemasan dengan berbagai rasa maupun merk dagang.

Oralit sachet bisa digunakan untuk mencegah dan mengobati kekurangan cairan (dehidrasi) akibat diare.

Larutan ini dapat diminum sebanyak beberapa mililiter dalam 15-30 menit sekali.

Moms juga bisa mengikuti petunjuk pemakaian yang biasanya tertera di kemasan.

Oralit kerap dianggap sebagai obat diare untuk anak, karena dapat membantu penyerapan natrium, kalium, dan air ke dalam tubuh. Alhasil, feses anak akan lebih padat.

Oralit dibutuhkan, mengingat konsumsi air putih saja tidak cukup untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit dalam tubuh anak saat diare.

Memberikan minuman kesehatan yang mengandung elektrolit juga tidak disarankan bagi anak-anak, karena mengandung gula tinggi.

Dikhawatirkan, hal tersebut dapat membuat lebih banyak air masuk ke usus sehingga memperburuk diare yang terjadi.

Baca Juga: Cukupi Kebutuhan Asam Amino Esensial Anak Demi Tumbuh Kembang yang Optimal

Untuk dosis oralit, apabila anak berusia di bawah 1 tahun, maka 3 jam pertama adalah 1,5 gelas. Selanjutnya, 1/2 gelas setiap kali anak buang air besar cair.

Sementara itu, untuk anak 1-5 tahun, dosisnya adalah 3 gelas untuk 3 jam pertama. Selanjutnya, 1 gelas setiap kali anak mengeluarkan feses cair.

Untuk anak 5-12 tahun, dosisnya adalah 6 gelas untuk 3 jam pertama. Selanjutnya, 1,5 gelas tiap kali anak buang air besar cair.

Dosis untuk anak berusia lebih dari 12 tahun, yaitu 12 gelas untuk 3 jam pertama. Selanjutnya, 2 gelas tiap kali anak mengeluarkan feses cair.

Cara memakai oralit sachet sebagai obat diare untuk anak, yaitu dilarutkan dengan air matang.

Larutan ini tidak dapat digunakan apabila diare terjadi lebih dari 24 jam.

Jika anak muntah, hentikan pemberian oralit sementara, 2 sampai 5 menit. Setelahnya, Moms bisa memberikan oralit dengan sendok sedikit demi sedikit.

Bila masih menyusui, Moms mesti terus memberikan ASI kepada Si Kecil.

Jika keadaan memburuk atau tidak kunjung membaik, segera bawa Si Kecil ke rumah sakit atau puskesmas.

Jangan anggap sepele, ya, Moms. Diare adalah penyakit mematikan, apalagi jika tidak ditangani dengan cara yang benar.

2. Probiotik

Probiotik Sachet (halodoc)
Foto: Probiotik Sachet (halodoc)

Diare bisa terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri di usus.

Hal tersebut dapat diatasi dengan mengonsumsi probiotik.

Probiotik dapat membantu memulihkan keseimbangan dengan menyediakan jumlah bakteri baik yang lebih tinggi.

Ini dapat mengembalikan fungsi normal usus dan memperpendek durasi diare.

American Family Physician Journal menyebut, probiotik adalah mikroorganisme yang terbukti dapat mencegah dan mengurangi durasi penyakit diare akut pada anak.

Memberikan probiotik dalam takaran yang tepat juga mampu mengurangi risiko diare pada tahun-tahun awal kehidupan Si Kecil.

Jadi, obat diare untuk anak, seperti probiotik, mengandung bakteri baik yang dapat meredakan keluhan tersebut.

Kemudian, pemberian probiotik bersama cairan rehidrasi oral juga diketahui dapat mengobati diare pada anak dan mempercepat pemulihan.

Baca Juga: Redakan Diare dan Muntah pada Bayi dengan Makanan Ini

Tak perlu bingung dengan produk probiotik seperti apa yang dapat menjadi obat diare untuk anak.

Moms bisa mencari salah satu merk, seperti Lacto-B.

Lacto-B adalah probiotik bentuk bubuk yang memiliki fungsi utama membantu mempercepat penyembuhan diare pada anak-anak.

Dalam satu sachet Lacto-B terdapat 10 juta bakteri hidup.

Dosis aman penggunaan Lacto-B yang dianjurkan untuk anak usia 1-12 tahun adalah 3 kali 1 sachet dalam sehari.

Cara mengonsumsi Lacto-B sebagai obat diare untuk anak, yaitu dengan cara dilarutkan dalam air putih dan langsung dikonsumsi.

Lacto-B juga bisa diberikan bersama makanan anak dan/atau susu formula.

Namun, hindari mencampurkan produk ini dengan minuman berenergi atau bersoda, ya, Moms.

Bila lupa memberikan Lacto-B, jangan menggandakan dosis di jadwal konsumsi berikutnya.

Efek samping yang mungkin bisa terjadi setelah mengonsumsi Lacto-B adalah perut kembung dan rasa tidak nyaman pada pencernaan.

3. Suplemen Zinc

Suplemen Zinc (halodoc)
Foto: Suplemen Zinc (halodoc)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian suplemen zinc sebagai obat diare untuk anak, terutama jika Si Kecil berusia di bawah 5 tahun.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi zinc, karena diare terjadi akibat infeksi virus.

Suplementasi zinc sebagai obat diare untuk anak telah terbukti dapat membantu mengurangi durasi, keparahan, serta kemungkinan infeksi berikutnya selama 2-3 bulan.

Zinc sebagai tambahan obat diare untuk anak terbukti bermanfaat, karena merupakan mikronutrien penting dalam pembentukan protein.

Selain itu, zinc juga membantu pertumbuhan dan diferensiasi sel, fungsi kekebalan, dan transportasi air maupun elektrolit di dalam tubuh.

Zinc juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal anak-anak dengan atau tanpa diare.

Kekurangan zinc dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi saluran pencernaan, serta masalah fungsi kekebalan.

Baca Juga: Apa Perbedaan Diare dan Disentri?

Namun, meskipun manfaat suplemen zinc untuk diare telah ditetapkan, masih ada sejumlah hal yang mesti diwaspadai.

Terkadang, pemberian suplemen zinc menimbulkan efek samping berupa muntah. Karenanya, tidak sembarang anak boleh mengonsumsi suplemen ini.

Jika dokter meresepkan suplemen zinc, kemudian anak muntah, konsultasikan kembali dengan dokter tersebut.

Moms juga bisa meminta second opinion dari dokter lain.

Merk suplemen zinc yang bisa Moms pilih adalah Zinkid Zinc. Di mana, tiap 5 ml mengandung zinc sulfate 27,45 mg atau setara dengan zinc 10 mg.

Pelengkap Zinkid Zinc untuk pengobatan diare pada bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun diberikan bersama oralit.

Dosis Zinkid Zink untuk anak 6 bulan sampai 5 tahun adalah 10 ml, dan diberikan setiap hari selama 10 hari berturut-turut (termasuk setelah diare berhenti).

Apabila diare tidak kunjung sembuh dalam 3 hari, jangan tunda untuk segera membawa anak berobat ke dokter.

4. Obat Antidiare

Bayi Sakit (Orami Photo Stocks)
Foto: Bayi Sakit (Orami Photo Stocks)

Obat diare untuk anak, seperti loperamide, juga dapat mengurangi frekuensi BAB dengan memperlambat pergerakan usus.

Namun, penggunaan obat antidiare ini harus sesuai dengan resep dan rekomendasi dokter.

Menurut Medicine for Children, loperamide biasanya diberikan 1 kali pada awal pengobatan.

Obat ini juga bisa diberikan kepada anak yang buang air besar cair sebanyak 4 kali dalam sehari hingga keluhannya membaik.

Jika anak sakit kurang dari 30 menit setelah mendapat dosis loperamide, beri mereka dosis yang sama lagi.

Namun, apabila anak sakit lebih dari 30 menit setelah mendapat dosis loperamide, Moms tidak perlu memberikannya dosis tambahan.

Meski demikian, loperamide jarang digunakan sebagai pengobatan diare. Sebab, obat ini bisa menimbulkan efek samping berupa mual, nyeri perut, dan kembung.

Loperamide juga biasanya tidak diberikan selama lebih dari 2 hari.

Karenanya, pastikan untuk tidak sembarangan memberikan loperamide atau obat antidiare jenis lain kepada Si Kecil.

Ingat, harus berdasarkan saran dan resep dari dokter!

Baca Juga: Disentri pada Anak, Ini Penyebab, Penularan, dan Cara Menanggulanginya

Bila pemberian obat diare untuk anak sudah dilakukan tetapi keluhan tak kunjung membaik, jangan sungkan untuk segera berobat ke dokter atau rumah sakit.

Hal ini penting, khususnya jika anak mengalami tanda dan gejala dehidrasi, seperti menangis tanpa air mata, penurunan frekuensi berkemih, atau urine berwarna lebih gelap dari biasanya.

Agar lebih aman, Moms juga sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan obat diare untuk anak jenis apa pun. Salam sehat, Moms!

  • https://www.medicinesforchildren.org.uk/loperamide-diarrhoea
  • https://www.aafp.org/afp/2011/0701/p25.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.