04 November 2024

19 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Bisa Karena Stres!

Infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan sering buang air kecil, Moms

Sering buang air kecil adalah kondisi yang cukup umum, namun bisa mengganggu kenyamanan dan aktivitas sehari-hari.

Umumnya, buang air kecil sebanyak 6–8 kali dalam sehari masih dianggap wajar.

Jika lebih dari itu dan termasuk pada malam hari buang air kecil lebih dari satu kali, hal tersebut dapat dikategorikan sering buang air kecil.

Ketika hal ini terjadi, mungkin ada kondisi tertentu yang perlu diperhatikan, Moms.

Penyebab Sering Buang Air Kecil

Keinginan untuk Buang Air Kecil
Foto: Keinginan untuk Buang Air Kecil (Freepik.com/jcomp)

Berikut ini adalah penyebab seseorang sering buang air kecil.

1. Terlalu Banyak Minum

Jika Moms terus-menerus menghidrasi, tubuh akan membuang apa yang tidak digunakannya dan ini secara alami akan menyebabkan lebih sering buang air kecil.

Kebutuhan hidrasi Moms akan berbeda tergantung pada tingkat aktivitas dan lingkungan.

Secara umum, kebutuhan cairan harian yang dibutuhkan ialah sekitar 2,5 L air putih per hari untuk pria. Sedangkan untuk wanita dewasa sekitar 2,3 L air putih per harinya.

Selain itu, kebutuhan cairan harian juga dapat dibedakan berdasarkan berat badan.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, untuk 10 kilogram pertama berat badan, butuh 1 liter air.

Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter air.

Jadi jika Moms sering buang air kecil tanpa rasa sakit, bisa saja hal ini terjadi karena Moms minum lebih banyak cairan dari yang dibutuhkan.

2. Alkohol, Kafein atau Diuretik Lainnya

Minum Alkohol
Foto: Minum Alkohol (Freepik.com/tirachardz)

Diuretik adalah sesuatu yang membuat Moms buang air kecil lebih sering dari biasanya.

Moms mungkin akrab dengan diuretik umum seperti alkohol (bir, anggur atau minuman keras) dan kafein (kopi atau teh).

Pemanis buatan juga bisa berfungsi sebagai diuretik. Begitu pula makanan dan minuman yang bersifat asam, seperti yang mengandung buah jeruk atau tomat.

Jika Moms mengonsumsinya secara teratur, kemungkinan besar Moms akan lebih sering pergi ke kamar mandi.

Selain itu, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kondisi lain, seperti tekanan darah tinggi, juga dapat memiliki efek samping diuretik.

Biasanya, obat tekanan darah tersebut digunakan untuk membantu membersihkan tubuh kita dari garam (natrium) dan air.

Sebagian besar obat-obatan ini akan membantu ginjal untuk melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urin.

Natrium kemudian dapat membantu mengeluarkan air dari darah, sehingga mengurangi jumlah cairan yang mengalir melalui pembuluh darah dan arteri.

Akhirnya, obat ini bisa mengurangi tekanan darah.

3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Kebanyakan wanita memiliki setidaknya satu kali infeksi saluran kemih (ISK) di beberapa titik dalam hidup mereka.

Mengutip laman Cleveland Clinic, ISK terjadi ketika bakteri atau sesuatu yang lain menginfeksi bagian sistem kemih, termasuk kandung kemih, uretra, dan ginjal.

Sering buang air kecil tanpa disertai rasa sakit, bisa jadi adalah gejala awal Moms terkena ISK.

Kondisi ini bisa semakin parah ketika buang air kecil sudah diikuti gejala lain seperti:

  • Rasa panas saat buang air kecil.
  • Warna urin berubah.
  • Terus-menerus merasa ingin buang air kecil (bahkan setelah buang air kecil).

Tidak hanya itu, Moms mungkin juga merasakan tekanan atau ketidaknyamanan di punggung atau sekitar panggul dan juga demam.

Cara satu-satunya untuk tahu dan agar dapat mengatasi ISK ini lebih cepat adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.

Jadi, jangan anggap hal ini sepele, ya.

4. Vaginitis

Ilustrasi Vagina Wanita
Foto: Ilustrasi Vagina Wanita (Orami Photo Stocks)

Dengan vaginitis, vagina atau vulva Moms mungkin meradang dan terasa sakit.

Ada beberapa alasan untuk kondisi yang cukup umum ini dan dalam banyak kasus, beberapa jenis infeksi adalah penyebabnya.

Seiring dengan rasa sakit yang muncul dan ketidaknyamanan genital, sering buang air kecil bisa menjadi tanda lain dari vaginitis.

Bahkan Moms mungkin akan merasa sensai terbakar atau vagina gatal saat buang air kecil.

Keputihan yang berwarna putih dan kental, abu-abu serta berbau amis atau hijau kekuningan dan berbusa juga bisa muncul.

Apabila sudah menganggu aktivitas, sebaiknya vaginitis segera ditangani, Moms.

Dengan pemeriksaan diri ke dokter, biasanya vaginitis dapat diatasi menggunakan antibiotik, antijamur, atau terapi pengganti hormon.

5. Kandung Kemih Terlalu Aktif atau Overactive Bladder (OAB)

Kondisi ini adalah ketika kandung kemih lebih sering kosong daripada yang seharusnya.

Akibatnya, Moms akan terlalu banyak buang air kecil.

OAB Ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang tua (meskipun bukan ciri khas dari penuaan).

Ada berbagai penyebab yang mendasari, bahkan terkadang tidak ada penyebabnya sama sekali.

Selain sering buang air kecil, tanda umum OAB lainnya adalah kebutuhan mendesak untuk segera buang air kecil.

Tidak jarang, penderitanya juga mengalami kehilangan air seni yang tidak disengaja (inkontinensia urine).

6. Sistitis Interstisial atau Interstitial Cystitis (IC)

Saluran Kemih
Foto: Saluran Kemih (Mydr.com.au)

Sistitis interstisial terjadi ketika otot di dalam dan sekitar kandung kemih mengalami iritasi.

Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi kondisi ini memengaruhi lebih banyak wanita daripada pria.

Gejala pada penyakit ini bisa datang dan pergi dengan intensitasnya yang bervariasi dari orang ke orang.

Namun, sering buang air kecil adalah keluhan yang umum dari gejala IC.

Ketika mengalami IC, Moms juga biasanya buang air kecil dalam jumlah kecil dan sering merasa seperti masih harus buang air kecil bahkan setelah melakukannya.

7. Batu Kandung Kemih

Mirip dengan batu ginjal, batu kandung kemih muncul ketika mineral alami dalam urine seseorang bergabung bersama untuk membentuk gumpalan kecil dan keras.

Mereka cenderung lebih sering terjadi pada pria, tetapi ini tidak terkecuali pada wanita.

Selain harus sering buang air kecil, Moms juga bisa mengalami rasa panas saat buang air kecil, bersamaan dengan rasa tidak nyaman di daerah perut.

8. Kehamilan

Sering Buang Air Kecil saat Hamil
Foto: Sering Buang Air Kecil saat Hamil (Orami Photo Stocks)

Alasan ini memang klise atau umum dipakai ketika mengalami buang air kecil yang terlalu sering.

Akan tetapi, sebenarnya sangat benar bahwa wanita hamil umumnya perlu buang air kecil lebih sering dari biasanya dan biasanya memang tidak disertai sakit atau nyeri.

Rahim yang membesar memberi tekanan pada kandung kemih, yang pada gilirannya menyebabkan kandung kemih lebih sering kosong.

Ini adalah bagian rutin dari drama kehamilan.

Jika tidak memiliki gejala lain, jadwal kamar mandi Moms akan kembali normal beberapa minggu setelah Si Kecil lahir.

9. Stres dan Kecemasan

Sering buang air kecil tanpa rasa sakit, terkadang bisa menjadi respons terhadap perasaan khawatir atau gugup.

Tidak begitu jelas mengapa, tetapi ini mungkin melibatkan pertarungan alami tubuh Moms atau reaksi dari stres.

Jika Moms mengalami kecemasan dalam kehidupan rumah tangga, pekerjaan, atau kehidupan sosial segera temui psikolog.

Menemukan cara untuk mengelola stres secara efektif dapat membantu mengurangi frekuensi buang air kecil yang bisa mengganggu ini.


10. Penurunan Estrogen (Menopause)

Menopause
Foto: Menopause (Orami Photo Stocks)

Moms mungkin pernah mendengar tentang estrogen sebagai hormon seks wanita.

Namun, perlu Moms ketahui bahwa hormon estrogen juga berperan dalam mendukung sisi kandung kemih seorang wanita.

Itu berarti jika kadar estrogen Moms rendah seperti saat menopause, Moms mungkin mengalami buang air kecil lebih sering (lebih mendesak) karena kandung kemih terasa tertekan.

Selain itu, kadar estrogen yang berkurang juga bisa menyebabkan Moms harus sering buang air kecil di malam hari.

Ini artinya sering buang air kecil bisa menjadi tanda menopause yang terjadi pada kebanyakan wanita pada usia 50 tahun.

Faktanya, penurunan estrogen adalah penyebab dari beberapa gejala menopause yang umum.

Kabar baiknya adalah ada pilihan pengobatan untuk estrogen rendah atau untuk wanita menopause dan non-menopause, seperti misalnya melakukan terapi hormon.

11. Diabetes

Menurut Mayo Clinic, sering buang air kecil bisa menjadi tanda diabetes tipe 1 dan tipe 2, terutama jika Moms mengeluarkan banyak air seni saat buang air kecil.

Dengan diabetes, tubuh Moms tidak dapat mengatur kadar gula dengan baik.

Akibatnya, sering kali ada kelebihan gula dalam sistem tubuh yang coba disingkirkan oleh tubuh Moms sendiri.

Ini membantu menjelaskan mengapa sering buang air kecil merupakan tanda awal gangguan tersebut.

12. Otot Dasar Panggul yang Melemah

Radang Panggul
Foto: Radang Panggul (Orami Photo Stocks)

Otot dasar panggul Moms menahan banyak organ di sistem kemih, termasuk kandung kemih.

Jika otot-otot ini melemah, organ-organ bisa bergeser sedikit dari tempatnya dan menyebabkan lebih sering buang air kecil.

Melahirkan melalui vagina adalah salah satu cara otot dasar panggul menjadi tegang dan mulai kehilangan kekuatannya.

Penuaan juga dapat menyebabkan melemahnya otot dasar panggul.

Sering kali, sulit untuk mengetahui apakah otot dasar panggul yang melemah menyebabkan seorang wanita sering buang air kecil.

Namun, Moms bisa mencoba mengatasinya dengan senam kegel.

13. Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah kondisi yang berbeda dari diabetes tipe 1 atau tipe 2.

Di sini, tubuh seseorang tidak dapat menghasilkan cukup vasopresin, hormon yang biasanya memberitahu ginjal untuk melepaskan air ke dalam darah saat Moms membutuhkannya.

Moms juga mungkin merasa lelah, mual, bingung, dan sangat, sangat haus.

Moms juga bisa buang air kecil sebanyak 15 liter sehari atau lima kali lebih banyak dari biasanya.

Dokter Moms dapat membantu mengelola gejala penyakit ini dengan pengobatan yang biasa diberikan.

14. Batu Ginjal

Ilustrasi Ginjal
Foto: Ilustrasi Ginjal (Orami Photo Stocks)

Kemungkinan lain dari sering buang air kecil yaitu Moms bisa saja memiliki penyakit batu ginjal.

Mineral dan garam dapat membentuk kristal atau batuan kecil di ginjal.

Penyakit ini biasanya ditandai dengan merasa harus dan sering pergi ke kamar mandi tetapi tidak terlalu sering buang air kecil.

Selain itu, gejala batu ginjal juga dapat berupa mual, demam, menggigil dan nyeri serius di sisi dan punggung yang bercabang ke selangkangan dalam bentuk gelombang.

Berat badan ekstra, dehidrasi, diet tinggi protein, dan riwayat keluarga membuatnya lebih mungkin terjadi.

Moms yang memiliki faktor risiko tersebut pun perlu waspada.

Batu ginjal mungkin keluar dengan sendirinya melalui urin atau Moms mungkin perlu dioperasi untuk terbebas dari penyakit ini.

15. Stroke

Stroke terkadang merusak saraf yang mengontrol kandung kemih.

Moms mungkin ingin lebih sering pergi ke toilet, tetapi mungkin tidak terlalu banyak mengeluarkan air seni.

Atau sebaliknya, Mom mungkin mengeluarkan banyak air seni.

Selain karena stroke, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan penyakit otak lainnya mungkin memiliki efek yang serupa.

Dokter Moms dapat membantu mengubah pola makan dan kebiasaan kamar mandi untuk mengurangi gejala.

Sayangnya, Moms mungkin memerlukan obat atau operasi dalam kasus yang serius.

16. Sembelit

Sembelit
Foto: Sembelit (Orami Photo Stock)

Jika Moms tidak buang air besar dalam beberapa waktu (sembelit), usus Moms bisa menjadi sangat penuh.

Sehingga mendorong kandung kemih dan membuat Moms merasa seperti harus buang air kecil lebih sering atau bahkan lebih buruk.

Sembelit dapat menambah masalah dengan melemahkan otot dasar panggul, yang membantu mengontrol usus dan kandung kemih.

Bicaralah dengan dokter atau apoteker untuk mengatasi buang air kecil menjadi teratur kembali.

17. Sleep Apnea atau Apnea Tidur

Tidur nyenyak memberi sinyal tubuh Moms untuk membuat hormon antidiuretik (ADH) yang memberi tahu tubuh untuk menahan air seni sampai Moms bangun.

Namun, lain halnya jika Moms mengalami sleep apnea.

Apnea tidur bahkan dapat mengganggu pernapasan untuk waktu yang singkat.

Kondisi ini mampu menghentikan tubuh Moms untuk mencapai tahap di mana ia membuat ADH.

Ditambah lagi, darah Moms tidak akan mendapatkan banyak oksigen karena gangguan pernapasan akibat sleep apnea.

Hal ini dapat memicu ginjal untuk membuang air lebih sering daripada biasanya.

18. Tumor atau Kanker

Kanker
Foto: Kanker (Freepik.com/freepik)

Baik tumor kanker dan tumor jinak dapat membuat Moms lebih sering buang air kecil karena mengambil lebih banyak ruang di dalam atau di sekitar kandung kemih.

Darah dalam urin Moms adalah tanda terpenting jika itu kanker.

Bicaralah dengan dokter Moms jika melihat darah dalam air seni atau melihat benjolan di perut bagian bawah atau merasa sakit saat buang air kecil.

Dengan deteksi dini, tumor atau kanker bisa diatasi secara lebih cepat sehingga potensi kesembuhannya semakin tinggi.

19. Divertikulitis

Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada divertikula, yaitu kantung-kantung kecil yang terbentuk di dinding usus besar.

Meskipun umumnya dikaitkan dengan gangguan pencernaan, kondisi ini juga dapat menyebabkan gejala terkait saluran kemih, termasuk sering buang air kecil.

Pada kasus tertentu, terutama ketika peradangan atau infeksi menyebar di area sekitar kandung kemih, tekanan pada kandung kemih bisa meningkat, sehingga muncul dorongan untuk sering buang air kecil.

Selain sering buang air kecil, gejala divertikulitis lainnya meliputi nyeri pada perut bagian kiri bawah, diare, demam, dan dalam beberapa kasus, perdarahan dari dubur.

Kondisi ini juga berpotensi menyebabkan hematuria (kencing berdarah) jika infeksi merambat dan mempengaruhi struktur kandung kemih.


Cara Mengatasi Buang Air Kecil Berlebih

Ilustrasi Buang Air Kecil
Foto: Ilustrasi Buang Air Kecil (Orami Photo Stocks)

Ketika musim hujan datang dan suhu udara menjadi semakin dingin, tak heran jika sensasi ingin buang air kecil saat malam hari.

Biasanya rasa ingin buang air kecil ketika tidur pun terjadi karena beberapa hal.

Seperti kedinginan atau terlalu banyak mengonsumsi air putih sesaat sebelum tidur, misalnya.

Tak perlu khawatir mengenai hal ini, dilansir dari Cleveland Clinic ada cara untuk mengatasi sering buang air kecil.

1. Atur Konsumsi Air Putih Sebelum Tidur

Ketika minum air putih sebelum tidur bisa membuat tidur lebih nyenyak.

Namun di sisi lain Moms dan Dads bisa terbangun jika tidak dibatasi atau mengonsumsinya terlalu banyak.

Jadi, untuk mengatasinya lebih baik minum dua gelas dan berikan jeda beberapa jam sebelum tidur.

Sehingga ada jeda waktu bagi cairan agar bisa diproses dalam tubuh sebelum akhirnya menuju kandung kemih.

Ketika Moms and Dads mengonsumsi air dengan jeda waktu yang lumayan panjang sebelum tidur, keinginan untuk pergi ke toilet untuk buang air kecil bisa ditahan.

Sebab, pada umumnya akan muncul ketika bangun tidur di pagi hari.

2. Batasi Mengonsumsi Kafein dan Alkohol

Mengonsumsi minuman yang mengandung kafein seperti halnya teh atau kopi dapat membuat kandung kemih iritasi.

Ketika kandung kemih yang mengalami iritasi terus menerus, hal tersebut bisa membuat Moms dan Dads tidak bisa menahan hasrat buang air kecil di malam hari.

Hal ini juga berlaku ketika Moms dan Dads mengonsumsi alkohol sebelum tidur.

Alkohol bisa menekan fungsi hormon antidiuretik atau ADH (antidiuretic hormone) yang berfungsi untuk menghambat produksi urin.

Jadi, semakin banyak Moms dan Dads mengonsumsi alkohol, maka akan semakin berkurang pula kadar hormon ADH dalam tubuh sehingga produksi urine akan semakin banyak karena sulit untuk dikendalikan.

Jadi, untuk mendapatkan tidur yang nyenyak tanpa ada gangguan keinginan untuk buang air kecil di malam hari, batas konsumsi kafein dan alkohol ya, Moms dan Dads!

3. Pakai Selimut dan Juga Kaus Kaki

Memakai selimut dan kaus kaki bisa membantu untuk mengatasi rasa dingin di malam hari. Terlebih ketika musim hujan melanda.

Ketika udara dingin, keinginan tubuh untuk buang air kecil menjadi semakin meningkat.

Sementara itu, memakai kaus kaki saat tidur juga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan juga kaki.

Ketika tubuh berbaring, gaya gravitasi akan membuat cairan tubuh bergerak turun dan menumpuk di bagian kaki.

Hal tersebut bisa membuat tekanan di pembuluh darah kaki jadi meningkat dan menyebabkan cairan diserap kembali ke aliran darah.

Sementara itu, semakin banyak cairan yang diserap, akan semakin banyak pula jumlah urin yang dikeluarkan pada malam hari.

Nah hal tersebutlah yang menyebabkan Moms dan Dads sering pergi ke toilet pada malam hari untuk buang air kecil.

Demi menghindarinya, cobalah pakai kaus kaki dan juga selimut. Tidur bisa jadi lebih nyaman dan nyenyak.

Baca Juga: Buang Air Kecil yang Normal Berapa Jam Sekali? Yuk Simak!

4. Latihan Kandung Kemih (Bladder Training)

Bladder training adalah cara melatih kandung kemih untuk menahan keinginan buang air kecil lebih lama.

Ini dilakukan dengan menambah interval waktu antara setiap kali buang air kecil, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam, dan seterusnya.

Latihan ini bisa membantu mengurangi frekuensi buang air kecil dalam jangka waktu sekitar 12 minggu jika dilakukan secara konsisten.

5. Senam Kegel

Senam kegel dapat membantu memperkuat otot panggul, yang berperan dalam mendukung kandung kemih.

Latihan ini dilakukan dengan mengontraksikan otot panggul selama beberapa detik, kemudian mengendurkannya.

Dengan melakukan senam kegel secara rutin, sekitar 5 menit sebanyak tiga kali sehari, Moms dapat membantu mengurangi dorongan buang air kecil dan meningkatkan kontrol kandung kemih.

Baca Juga: Sering Buang Air Kecil Tanda Hamil, Benarkah? Cek Faktanya!

Begitulah beberapa cara yang bisa dilakukan Moms dan Dads untuk menekan keinginan buang air kecil di malam hari.

Konsultasikan dengan dokter Moms tentang keinginan untuk buang air kecil yang Moms rasakan agar dapat menentukan tindakan terbaik yang harus diambil.

Ingatlah untuk minum cairan sehat, pertimbangkan gaya hidup, dan ikuti terus keinginan untuk buang air kecil kapan pun Moms perlu atau jangan menahannya.

  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1531/kebutuhan-cairan-tubuh-kita-dalam-sehari
  • https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/frequent-urination-causes-and-treatments
  • https://www.mayoclinic.org/symptoms/frequent-urination/basics/causes/sym-20050712

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.