Agar Pasangan Tak Meributkan Masalah Keuangan
Masalah keuangan seperti pendapatan suami yang kurang biasanya dituding sebagai penyebab perpecahan rumah tangga. Menurut pakar pernikahan yang pernah ditulis oleh wolipop.detik.com, ada pondasi yang perlu dibangun pasangan sejak awal membina hubungan agar konflik soal keuangan ini tidak memicu pertengkaran.
Hal ini dipaparkan oleh psikolog Ayoe Sutomo, M.Psi. Sebagai psikolog, Ayu melihat pasangan yang memiliki masalah dan datang berkonsultasi padanya biasanya karena komunikasi di antara suami-istri itu tidak berjalan dengan baik.
Sejak awal pernikahan pasangan harus memahami apa tujuan dan konsep pernikahan mereka. Pasangan juga perlu saling memahami sejauh mana komitmen mereka terhadap tujuan yang sudah dibuat. Komunikasi seperti ini malah seharusnya dimulai sejak membina hubungan seperti pacaran. Terbuka masalah keuangan sejak awal bisa jadi membuat komunikasi sensitif ini menjadi tolak ukur hubungan pernikahan yang berbahagia.
Mulai dari siapa yang membayar tiket nonton dan siapa yang membayar makan malam, bisa dirundingkan bersama. Ada memang pasangan yang tidak ingin terlihat 'miskin' di hadapan pasangan lainnya, sang pria ingin terlihat royal terhadap wanitanya. Namun di akhir bulan ia kelimpungan membayar biaya ini itu. Hal ini tentu bisa dihindari jika mau berkata jujur apa yang menjadi kendala keuangan antar pasangan. Tidak mudah karena ada ego yang tidak mau dianggap lemah dan kalah ketika keuangan pria lebih sedikit dari wanitanya.
Di sinilah komunikasi mendasar tentang keuangan perlu dibicarakan. Mulailah dari mengatur jadwal kencan, berapa kali seminggu, atau siapa yang membayar apa ketika kencan. Jika sejak sebelum pernikahan sudah terbuka masalah keuangan, maka ketika terjadi konflik keuangan di dalam ikatan pernikahan, bisa jadi akan lebih mudah diselesaikan. Komunikasikan kebutuhan masing-masing mulai dari yang terkecil, biaya pulsa misalnya, sampai biaya yang besar seperti mencicil kredit atau membantu orang tua.
Keinginan suami untuk membantu keuangan orang tua juga harus dipahami istri. Biarpun gaji istri lebih besar dari suami, jika suami ingin membantu keuangan orang tua tentu harus diperhatikan juga kebutuhan rumah tangga. Apalagi jika kebutuhan anak untuk sekolah juga mendesak. Perhitungkan dengan teliti setiap pengeluaran dan pemasukan.
Namun jangan ngoyo untuk mencari penghasilan tambahan. Cukupkan saja dari yang diterima pasangan, dikhawatirkan jika terlalu sibuk mencari penghasilan, ada masalah lain yang mengancam seperti perhatian yang kurang. Saling menerima kekurangan memang sulit, inilah saatnya pasangan memikirkan bagaimana mereka memahami tujuan pernikahan yang dibentuk bersama.
-Rin-
source: Bride Story
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.