31 Mei 2024

6 Kisah Penting Ali bin Abi Thalib, Sahabat Nabi Muhammad SAW

Kisah menantu Rasulullah yang terkasih

Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi khulafaur rasyidin terakhir atau pemimpin Islam setelah Rasulullah meninggal dunia.

Ali adalah khalifah keempat, sekaligus yang terakhir. Ia merupakan sepupu Rasulullah SAW.

Ayah Ali, yaitu Abu Thalib adalah paman Rasulullah. Ali yang bernama asli Haydar ini lahir di Makkah pada 13 Rajab, 10 tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul.

Sejak lahir, Ali telah ikut dan diasuh Rasulullah. Sosok Ali sudah hadir dan menjadi penghibur bagi Muhammad yang saat itu tidak memiliki anak laki-laki.

Nabi Muhammad SAW jugalah yang menyematkan nama Ali padanya.

Rasulullah SAW lebih senang memanggil Haydar dengan nama Ali karena memiliki arti derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Baca Juga: 3 Nasihat untuk Suami Istri Muslim dari Umar Bin Khattab, Wajib Tahu!

Kepirbadian Ali dikenal sangat sopan dan cerdas. Rasulullah bahkan memberi julukan Ali bin Abi Thalib pintu gerbang pengetahuan Islam.
"Aku adalah kota ilmu, sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah pintunya," sabda Rasulullah.

Rasulullah juga menyandingkan Ali dengan sejumlah Nabi terdahulu.

"Tiada pemuda sehebat Ali. Jika kalian ingin tahu ilmu Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan Ibrahim, pelayanan Isa, maka lihatlah kecemerlangan Ali," kata Rasulullah.

Moms, ini dia kisah dari Ali bin Abi Thalib yang wajib dipercayai oleh umat Muslim.

Kisah Hidup Ali bin Abi Thalib

Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul dan mulai berdakwah, Ali termasuk dalam orang-orang pertama yang mempercayainya.

Ali tergolong dalam assabiqunal awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam. Saat itu, Ali memeluk Islam saat masih berusia remaja.

1. Telah Menunjukkan Kecerdasan yang Berasal dari Al-Qur'an

Alqur'an (freepik.com)
Foto: Alqur'an (freepik.com)

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di dalam Ka'bah dan mempunyai nama kecil Haidarah.

Abu Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW merawat Ali untuk meringankan bebannya.

Selanjutnya, Ali tinggal bersama Rasulullah SAW di rumahnya dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau.

Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama.

Ali bin Abi Thalib telah memeluk Islam sejak ia masih kecil, bahkan ia bisa disebut sebagai orang pertama yang masuk Islam. Ia menunjukkan pola pikirya yang kritis dan brilian.

Kesederhanaan, kerendahhatian, ketenangan dan kecerdasannya bersumber dari Al-Qur'an dan wawasan yang luas.

Ini membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah SAW lainnya.

Kedekatan Ali dengan keluarga Rasulullah SAW kian erat, ketika ia menikahi Fathimah, anak perempuan Rasulullah yang paling bungsu.

2. Hidup Sederhana

Potret Anak-anak (ayatinstitute.com)
Foto: Potret Anak-anak (ayatinstitute.com)

Semasa hidupnya, Ali hidup dengan sederhana. Ia cukup makan dengan lauk cuka, minyak, dan roti kering yang dipatahkan dengan lututnya.

Pakaian yang digunakan Ali juga pakaian yang kasar, yakni pakaian ala kadarnya untuk menutupi tubuh saat cuaca panas dan terpaan hawa dingin.

Seperti yang dikutip dari tulisan Sayyid Ahmad Asy-Syalaini dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Khotbah Ali bin Abi Thalib.

Bahkan di rumahnya, tidak telihat sebuah kasur sama sekali atau pun bantal tempatnya untuk berbaring.

Baca Juga: 15 Nama-nama Nabi, Bisa Menjadi Kisah Inspiratif untuk Si Kecil

3. Peran Ali Saat Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah

Ibadah Haji (pinterest.com)
Foto: Ibadah Haji (pinterest.com)

Rasulullah SAW tetap di Makkah menunggu izin Allah untuk berhijrah ke Madinah sementara para sahabatnya berhijrah lebih awal.

Ketika orang-orang kafir Makkah berencana untuk membunuh Rasulullah, Malaikat Jibril mengungkapkan kepadanya rincian konspirasi jahat itu.

Malaikat pun meminta Rasulullah untuk tidak tidur di tempat tidurnya malam itu.

Jadi, Rasulullah meminta Ali untuk tidur di tempat tidurnya untuk menyamar sebagai dia.

Sementara Rasulullah meninggalkan rumahnya dengan selamat di malam hari dan bermigrasi ke Madinah.

Rasulullah SAW terkenal sebagai orang yang paling dapat dipercaya.

Meskipun mereka tidak menerima misinya, orang-orang Makkah terus menyimpan kepercayaan mereka berupa uang tunai dan emas dalam penyimpanannya.

Adalah Ali yang dipercaya oleh Rasulullah untuk mengembalikan harta benda kepada pemiliknya ketika ia berangkat ke Madinah.

Saat Ali mencapai Madinah, Rasulullah bertemu dengannya dengan senang hati, mengirimkan doa yang setia kepada Allah mencari kebaikan dan berkah bagi Ali bin Abi Thalib.

Dengan migrasi ke Madinah, Rasulullah SAW meletakkan dasar-dasar negara Islam.

Ia mulai dengan menciptakan ikatan persaudaraan di antara para sahabatnya, membangun masjid, mendukung perjanjian dengan orang-orang Yahudi di Madinah.

Rasulullah juga mulai mengirim detasemen, dan secara keseluruhan membentuk masyarakat baru.

Ali disana sangat aktif dalam melayani Rasulullah, begitu dekat dengannya, mengikuti perintahnya dan belajar dari bimbingannya.

Baca Juga: Kisah Nabi Ilyasa: Nabi yang Membimbing Bani Israil untuk Percaya pada Allah SWT

4. Dipercaya Rasulullah untuk Menjaga Putrinya

Ijab Kabul (freepik.com)
Foto: Ijab Kabul (freepik.com)

Ali menikahi putri Rasulullah yang paling dicintai, Fatimah, salah satu wanita terbaik di seluruh dunia, ibunya adalah Khadijah Binti Kuwailid.

Pernikahan yang diberkati terjadi di Madinah setelah Perang Uhud, ketika Fatimah berusia 15 tahun.

Dengan demikian, Ali mendapat kehormatan tambahan menjadi ayah dari keturunan Rasulullah SAW melalui putra-putranya dari Fatimah, yaitu:

  • Al-Hasan (RA)
  • Al-Husain (RA)
  • Zainab (RA)
  • Ummu Kulthoom (RA)

5. Khalifah Keempat

Leadership (bussinesday.com)
Foto: Leadership (bussinesday.com)

Setelah pembunuhan Khalifah ketiga Utsman bin Affan RA, para sahabat Rasulullah mendekati Ali memintanya untuk menjadi Khalifah.

Namun Ali menolak tanggung jawab jabatan besar tersbeut terlebih dahulu, dan memberikan saran untuk menjadikan dirinya sebagai penasihat bukan kepala.

Walau pada akhirnya, ia memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke hadapan publik Muslim di Masjid Nabawi.

Alhasil, mayoritas sahabat di Madinah menganggap Ali sebagai orang yang paling cocok untuk menjadi Khalifah setelah Utsman.

Pada tanggal 25 Dzulhijjah 35H (24 Juni 656 M), sumpah setia diucapkan oleh Ali sebagai Khalifah keempat.

Beberapa masalah dihadapi Khalifah baru ketika Ali mengambil alih kekuasaan, yaitu:

  • Ia harus membangun perdamaian di negara bagian dan memperbaiki situasi politik yang memburuk
  • Dia perlu mengambil tindakan terhadap para pembunuh Utsman

Pemerintahan Ali ditandai dengan terjadinya cobaan dan masalah di kalangan umat Islam.

Penyebab utama dari masalah-masalah tersebut adalah partai Sabith, yang didukung oleh budak-budak yang disakiti dan penduduk desa.

Pemimpin mereka Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi, tetapi berpura-pura masuk Islam pada masa pemerintahan Utsman bin Affan RA.

Tujuan utama Ibnu Saba adalah memecah belah umat Islam dan menyebarkan anarki dalam masyarakat Islam.

6. Sistem Hukum yang Diperbarui

Ilustrasi Hukum (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Hukum (freepik.com)

Pada pemerintahan Ali (R.A.) tidak banyak penaklukan baru yang terjadi, tetapi adanya pencapaian besar pada sektor sipil dan hukum seperti:

  • Organisasi kepolisian
  • Membangun pengadilan arbitrase
  • Membangun penjara

Selain itu, Ali juga memindahkan ibu kota Khilafah dari Madinah ke Kufah di Irak, karena posisinya yang strategis di tengah-tengah negara Islam saat itu.

Kufah berkembang pesat saat mazhab fiqih dan tata bahasa didirikan.

Selain itu, Ali memberi perintah untuk melengkapi surat-surat Al-Qur'an dengan tanda-tanda vokal untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Sholat Witir, Sunnah yang Sangat Dianjurkan Rasulullah SAW

Fakta Ali bin Abi Thalib

Berikut ini beberapa fakta mengenai Ali bin Abi Thalib yang bisa diketahui.

  • Ali bin Abi Thalib memerintah sebagai khalifah selama lima tahun antara tahun 656 dan 661
  • Ali bin Abi Thalib menikah dengan putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah. Hal ini menjadikannya menantu Nabi.
  • Ibu Ali bin Abi Thalib adalah bibi Nabi Muhammad SAW.
  • Ali dibesarkan oleh Nabi Muhammad dan istrinya.
  • Ketika Nabi Muhammad mengetahui adanya upaya pembunuhan terhadap hidupnya, dia melarikan diri ke Madinah pada tahun 622. Ali tetap tinggal di tempat tidur Muhammad sebagai umpan. Dengan melakukan hal tersebut, dia berhasil mengelabui para pembunuh tersebut agar percaya bahwa Nabi Muhammad tidak meninggalkan kota tersebut. Ali bergabung dengan Rasulullah SAW dan umat Islam lainnya di Mekah di kemudian hari.
  • Ali sebagian besar menarik diri dari urusan publik setelah kematian Nabi Muhammad pada masa pemerintahan tiga khalifah Rashidun pertama.
  • Ali menjadi khalifah pada tahun 656 ketika Khalifah Utsman dibunuh. Berbeda dengan Utsman, Ali tidak ditunjuk oleh sebuah komite tetapi dipilih berdasarkan permintaan masyarakat di kota Madinah.

Itu dia Moms kisah dari Ali bin Abi Thalib yang senantiasa setia kepada Rasulullah SAW, serta menegakkan nilai-nilai ajaran Islam.

  • https://www.britannica.com/biography/Ali-Muslim-caliph
  • https://www.islamicfinder.org/knowledge/biography/story-of-ali-ibn-talib-ra/
  • https://www.iis.ac.uk/academic-article/ali-ibn-abi-talib
  • https://www.studysmarter.co.uk/explanations/history/spread-of-islam/ali-ibn-abi-talib/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.