Suami Sering Marah Tanpa Alasan? Hadapi dengan Cara Ini

Daftar isi artikel
Suami sering marah bisa menjadi tantangan dalam rumah tangga, apalagi jika ia mudah tersinggung, temperamental, atau tampak selalu kesal.
Padahal, marah adalah emosi yang manusiawi dan bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti stres, kelelahan, hingga masalah kesehatan mental.
Sebagai istri, memahami penyebab kemarahannya dan memberikan dukungan bisa membantu suami mengelola emosinya dengan lebih baik.
Dengan komunikasi yang tepat dan pendekatan yang penuh pengertian, Moms bisa menjaga keharmonisan rumah tangga.
Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang sering marah tanpa alasan? Simak tipsnya berikut ini!
Baca Juga: 17 Cara Membangun Komunikasi dengan Pasangan yang Efektif
Penyebab Suami Sering Marah

Jika suami sering marah, Moms mungkin bertanya-tanya apa yang membuatnya begitu mudah tersulut emosi.
Penting untuk dipahami bahwa kemarahannya bukan salah Moms, meskipun ia mungkin menyalahkan atau mengatakan bahwa Moms memicu emosinya.
Menyalahkan orang lain adalah cara seseorang menghindari tanggung jawab, padahal sebagai orang dewasa, ia seharusnya mampu mengendalikan emosinya sendiri.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab suami sering marah, mengutip informasi dari Safe Place Therapy:
1. Depresi dan Kesedihan
Depresi sering kali dikaitkan dengan perasaan sedih atau kehilangan minat, tetapi sebenarnya bisa juga muncul dalam bentuk emosi mudah tersulut dan kemarahan berlebihan.
Jika suami mengalami depresi, ia mungkin kesulitan mengelola emosinya, termasuk rasa marah.
Selain itu, ia mungkin sedang mengalami kesedihan atau duka, seperti karena kehilangan orang terkasih, perceraian, atau kehilangan pekerjaan.
2. Stres yang Berlebihan
Stres dalam kadar tertentu bisa menjadi motivasi, tetapi jika terlalu tinggi dan tidak terkelola, bisa memicu ledakan emosi.
Suami mungkin merasa tertekan karena pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik keluarga, yang akhirnya menyebabkan ia lebih mudah marah tanpa alasan yang jelas.
3. Trauma Masa Lalu
Trauma yang belum terselesaikan juga bisa menjadi penyebab kemarahan yang terus muncul.
Bisa jadi suami pernah mengalami pengalaman buruk di masa kecil atau menghadapi kejadian traumatis di tempat kerja, yang membuatnya sulit mengendalikan emosi.
Dalam beberapa kasus, ia mungkin mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) tanpa menyadarinya, sehingga lebih sensitif terhadap pemicu emosional.
4. Faktor Fisiologis dan Kesehatan
Jika suami sering marah, bisa jadi penyebabnya adalah kurang tidur, gangguan hormon, atau masalah kesehatan tertentu yang memengaruhi emosinya.
Ketidakseimbangan hormon, seperti gangguan tiroid atau perubahan kadar testosteron, dapat memicu perubahan suasana hati.
Selain itu, konsumsi alkohol atau efek samping obat-obatan juga bisa membuatnya lebih mudah tersulut emosi.
Jika Moms merasa suami sering marah tanpa alasan yang jelas, perhatikan pola tidurnya, kebiasaannya, serta kemungkinan masalah kesehatan yang mendasarinya.
Baca Juga: Simak 11 Tanda Pasangan Suami Istri Butuh Konseling Pernikahan
Tips Menghadapi Suami yang Sering Marah
Jika suami sering marah, Moms mungkin merasa bingung bagaimana cara menghadapinya tanpa memperburuk situasi.
Menurut BetterHelp, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memahami dan mengelola emosi suami dengan cara yang lebih sehat.
1. Jujur dan Terbuka
Jika Moms merasa kemarahan suami mulai merusak hubungan, penting untuk berbicara jujur dengannya. Namun, pilih waktu yang tepat agar komunikasi tetap efektif.
Hindari membahas masalah di saat emosi sedang memuncak. Sebagai gantinya, Moms bisa menulis perasaan dan menyampaikan keinginan untuk berdiskusi saat suasana lebih tenang.
Gunakan I message atau aku agar Dads tidak merasa disalahkan, misalnya, “Aku takut waktu kamu marah, boleh kita bicarakan baik-baik?” daripada, “Kamu selalu marah-marah tanpa alasan.”
2. Dorong Suami untuk Mencari Bantuan Profesional

Kemarahan yang terus-menerus bisa berasal dari berbagai faktor seperti stres, depresi, atau gangguan masalah kesehatan mental lainnya seperti ADHD, OCD, PTSD, atau gangguan bipolar.
Jika Moms merasa ada masalah yang lebih dalam, ajak suami berbicara tentang kemungkinan berkonsultasi dengan profesional.
Terapis dapat membantu suami memahami sumber kemarahannya dan menemukan cara yang lebih sehat untuk mengelola emosi.
3. Beri Ruang Saat Dibutuhkan
Jika suami sudah sangat marah hingga sulit diajak bicara, sebaiknya beri dia waktu untuk menenangkan diri.
Moms bisa meninggalkan ruangan, berjalan-jalan sebentar, atau melakukan aktivitas lain.
Memberikan ruang ini tidak hanya membantu Moms menjaga ketenangan, tetapi juga memberi suami kesempatan untuk meredakan emosinya sebelum melanjutkan pembicaraan.
4. Bantu Suami Mengelola Emosinya

Sekarang saatnya Moms membantu suami sering marah untuk mengelola amarahnya.
Moms perlu menyadari tanda-tanda kemarahan awal peringatan. Artinya suami mungkin memiliki tanda ketika ia akan meluapkan marahnya.
Bantu suami untuk mengekspresikan emosi tanpa menyalahkan orang lain. Jangan lupa untuk membantunya merencanakan hal ke depan untuk menangani situasi sulit.
Ketika tanda-tanda amarah itu muncul, ajak suami untuk mengambil napas dalam-dalam untuk tetap di saat ini.
Perhatikan pikiran negatif yang memicu kejengkelan suami dan bantu untuk menghilangkannya. Beristirahatlah ketika situasi mulai meningkat.
Jangan biarkan suami menghadapi hal tersebut dalam kondisi yang meledak-ledak sebab hal tersebut tidak dapat mengatasi masalah.
Ingatlah bahwa perasaan marah tidak sama dengan perilaku kekerasan. Jadi jangan buru-buru menganggap suami itu kasar karena suka marah-marah.
Sebab, kemarahan adalah emosi yang berharga dan vital. Mengakui perasaan marah dan menggunakan kesadaran ini untuk memahami sisi sensitif seseorang adalah hal yang tepat untuk mengelola emosi.
5. Tetapkan Batasan yang Jelas
Jika suami sering melampiaskan kemarahan kepada Moms, tetapkan batasan yang jelas untuk melindungi diri sendiri.
Misalnya, jika ia selalu marah setelah pulang kerja, Moms bisa mengatakan, “Aku perhatikan kamu sering marah setelah bekerja.
Jika itu terjadi lagi, aku akan meninggalkan ruangan sampai kamu tenang.”
Menegakkan batasan ini penting agar suami memahami bahwa kemarahan yang tidak terkendali tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Baca Juga: 50+ Ucapan Ulang Tahun Buat Suami, Romantis!
Itu dia Moms, penjelasan mengenai suami sering marah dan hal apa yang bisa Moms lakukan.
Adakah Moms yang menghadapi suami sering marah? Apa yang Moms lakukan untuk menghadapinya?
- https://www.betterhelp.com/advice/anger/my-husbands-anger-is-ruining-our-marriage-what-can-i-do/
- https://neildbrown.com/podcast/my-husband-has-an-anger-problem/
- https://safeplacetherapy.com.au/why-is-my-husband-always-angry/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.