Anak Mulai Naksir Teman? Begini Cara Menghadapinya
Harus diakui, reaksi pertama sebagian besar orang tua saat tahu anak naksir lawan jenis adalah memberikan ultimatum dan membatasi pergaulannya dengan ketat. Bahkan biasanya lengkap dengan kalimat “kecil-kecil sudah pacaran, tugas kamu itu cuma sekolah dan belajar!”
Biasanya respon tersebut datang dari kekhawatiran orang tua akan menurunnya prestasi dan fokus belajar anak serta maraknya pergaulan bebas. Ini memang sangat beralasan dan bisa dimengerti ya, Moms.
Tapi, benarkah itu respon paling bijak untuk menghadapi anak naksir teman?
Menurut Cynthia Langtiw dari The Chicago School of Professional Psychology, pada umumnya anak mulai naksir teman di usia 5 atau 6 tahun, dan merupakan hal yang sangat wajar dalam perkembangan sosial emosional seorang anak.
Selain sebagai bentuk peniruan hubungan pria dan wanita dewasa yang dilihatnya, naksir yang dirasakan oleh anak seringkali hanya sekedar penafsiran akan kekaguman pada teman lawan jenis saja.
Yuk Moms, coba ikuti panduan berikut untuk menghadapi anak naksir teman dengan bijak.
1. Jangan Menghakimi
Foto : Beautifulhdwallpaper.com
Seringkali orang tua tidak sadar, reaksi menghakimi saat anak bercerita tentang ketertarikannya pada teman lawan jenis justru malah akan berdampak negatif dalam jangka panjang.
Bila Moms langsung memberikan ultimatum atau mencecarnya dengan pelajaran moral tanpa mau mendengarkan, anak biasanya akan langsung menutup diri dan seterusnya kapok bercerita tentang interaksinya dengan teman lawan jenis.
Akan lebih bijak bila Moms memvalidasi dengan hangat perasaannya, juga membuatnya memahami bahwa itu adalah hal yang normal dan wajar dirasakan oleh anak seusianya.
Bagaimanapun juga, cara paling efektif agar Moms bisa terus memantau pergaulan anak serta menanamkan nilai dan batasan positif adalah dengan membuatnya merasa aman dan nyaman untuk berdiskusi tentang apapun.
Baca juga : 5 Faktor yang Bisa Mempengaruhi Kecerdasan Balita
2. Banyak Bertanya
Foto : Latestseotutorial.com
Saat anak naksir teman, Moms bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk berdiskusi lebih dalam tentang emosi dan perasaan, hubungan dengan lawan jenis, serta pentingnya terus memperbaiki kualitas diri.
Banyak bertanya juga akan menjawab rasa penasaran Moms akan persepsi naksir yang sesungguhnya dirasakan anak.
Sebagai contoh, berikut adalah beberapa pertanyaan yang bisa Moms berikan.
“Memangnya menurut kamu pacaran itu apa sih?”
“Sepertinya belakangan ini kamu sering main dengan Anna, apa kamu merasa ada yang berbeda saat berada dekat dengannya?”
“Apa yang kamu sukai dari Doni? Apakah dia lucu? Apa dia pintar bermain basket?”
Kuncinya adalah bertanya dengan hangat dan tidak menertawakan apalagi mengatakan kalau dia terlalu muda untuk menyukai lawan jenis.
Moms juga bisa memanfaatkan pertanyaan untuk menumbuhkan kesadaran si kecil akan pentingnya terus memperbaiki kualitas diri, menghargai diri sendiri, serta menetapkan standar hubungan yang sehat.
Baca juga : Duh, Kok Anak SD Sudah Pacaran?
3. Berikan Batasan
Foto : Youtube.com
Bagaimanapun juga, pondasi batasan dalam berhubungan dengan lawan jenis tetap perlu Moms tanamkan sejak dini. Tapi tentu saja tidak dengan cara otoriter ya, Moms.
Sebaiknya mulai ajak anak berdiskusi tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan teman lawan jenis, seperti:
“Moms mengerti kalau kamu ingin selalu berada didekatnya, tapi hanya boleh di tempat umum saja.”
“Boleh saja kalau kamu mau belajar bersama dan duduk bersebelahan, tapi tidak berpelukan, berpegangan tangan atau mencium, ya.”
Rasanya pasti campur aduk saat tahu anak naksir teman lawan jenis ya, Moms. Yang terpenting saat menghadapi anak naksir teman adalah tidak menghakimi dan membuka kesempatan selebar mungkin untuk berdiskusi dengan Moms.
Apa Moms memiliki pandangan sendiri tentang cara menghadapi anak naksir teman?
Baca juga : Jika Anak Suka Berebut Mainan dengan Teman, Lakukan 7 Tindakan Ini!
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.