Anak Trauma ke Dokter Gigi, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Moms, penting sekali untuk memahami bahwa kesehatan gigi dan mulut anak masih menjadi campur tangan dari orang tua.
Faktanya, anak masih kurang peka terhadap kesehatan giginya, sehingga ia bisa saja melakukan hal yang memicu kerusakan giginya.
Misalnya, sering mengonsumsi makanan dan minuman manis namun lupa untuk membersihkan gigi atau memakai botol susu sampai tertidur dengan keadaan mulut dan gigi yang tidak bersih.
Untuk itu, orang tua wajib mengecek secara rutin dan memastikan kesehatan gigi anak terjaga.
Cara utama dan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak adalah dengan mengajarkan menyikat gigi.
Menanamkan ajaran sikat gigi ini memang tidak mudah, anak cenderung rewel dan malas untuk menyikat giginya.
Untuk itu, awalnya Moms bisa menyikatkan gigi pada Si Kecil atau belajar menyikat gigi bersama-sama.
Belajar menyikat gigi sambil bernyanyi lagu-lagu yang riang juga dapat menumbuhkan semangat anak, lho!
Baca Juga: 5 Tips Menyenangkan Agar Balita Tak Takut Ke Dokter Gigi
Upaya penting lainnya dalam melakukan perawatan gigi anak adalah kontrol rutin ke dokter gigi anak.
Masalahnya, kondisi yang sering terjadi adalah perawatan gigi setelah anak terinfeksi penyakit.
Meskipun tidak ada keluhan penyakit, nyatanya anak tetap diwajibkan untuk kontrol rutin gigi, paling tidak secara berkala yaitu 6 bulan sekali.
Masalah lainnya adalah anak enggan dan menolak karena anak trauma ke dokter gigi.
Kalau sudah begini, bagaimana cara mengatasinya? Ini ulasan yang bisa Moms ketahui.
Kerja Sama Dokter, Anak, dan Orang Tua
Foto: flickr
Menurut drg. Nydia Hanan, dokter gigi anak yang saat ini aktif praktik di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan RS Hermina Samarinda ini, setiap anak memang memberikan respon yang berbeda-beda ketika sudah berhubungan dengan dokter gigi.
Namun, melalui pendekatan yang tepat, diharapkan anak tidak lagi merasa trauma untuk melakukan perawatan ke dokter gigi.
“Cara mengatasi trauma anak dibutuhkan kerja sama antara dokter gigi anak, anak, dan juga orang tua agar mampu melengkapi satu sama lain. Pendekatan dengan media audiovisual atau pemberian reward pada anak bisa dilakukan agar anak mau secara perlahan memeriksakan giginya,” ujar drg. Nydia, saat berbincang-bincang melalui Kulwap Orami Community, pada Senin (15/4) lalu.
Baca Juga: Agar Tak Histeris, Bujuk Balita dengan 5 Cara Ini Saat ke Dokter Gigi
Untuk itu, jangan sampai telat mengajak anak ke dokter gigi, supaya tidak terjadi anak trauma ke dokter gigi. Semakin dini, maka akan semakin baik.
Menurut drg. Nydia pula, waktu terbaik untuk mengajak anak ke dokter gigi adalah ketika gigi pertamanya tumbuh.
“Umumnya saat anak berusia 6 bulan - 1 tahun, bahkan ada yang lebih cepat yaitu di usia 5 bulan 2 minggu. Membawa anak ke dokter gigi dari dini dapat memberikan edukasi kepada orang tua secara mendalam tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Selain itu, juga menjadi stimulus ingatan/memori terhadap anak tentang kondisi dan situasi di ruangan dokter gigi,” ungkap drg. Nydia.
Baca Juga: Apa Akibatnya Jika Lalai Memeriksakan Anak ke Dokter Gigi?
Perhatikan Moms, ada banyak gangguan kesehatan gigi yang rentan menyerang anak, seperti karies gigi yang sebabkan gigi berlubang.
Kesehatan gigi susu anak akan memengaruhi pertumbuhan gigi permanennya kelak, jadi sebaiknya rawat gigi susu anak dengan baik.
Selain itu, pemilihan makanan yang tepat juga diperlukan untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut anak.
Boleh saja mengonsumsi makanan dan minuman manis, asalkan tidak menjadi kebiasaan, dan selalu pastikan gigi anak bersih terutama sebelum tidur.
Yuk, rawat kesehatan gigi anak sejak dini, ya Moms dengan mengunjungi dokter gigi. Hal positif yang bisa didapatkan adalah menghindari anak trauma ke dokter gigi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.