Angka Pernikahan di Indonesia Menurun, Apa Penyebabnya?
Angka pernikahan di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, tren penurunan angka pernikahan semakin terasa, terutama setelah pandemi Covid-19 melanda.
Dari tahun 2021 hingga 2023, tercatat ada penurunan sebanyak 2 juta pernikahan.
Penurunan ini tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga merambah ke wilayah-wilayah pedesaan yang sebelumnya stabil dalam pola perkawinan.
Baca Juga: 15 Tujuan Nikah, untuk Memperoleh Bahagia hingga Ibadah
Faktor yang Memengaruhi Turunnya Angka Pernikahan di Indonesia
Lantas, apa saja yang menjadi penyebab turunnya angka pernikahan di Indonesia?
Beberapa hal berikut ini bisa jadi faktor yang memengaruhi angka pernikahan di Indonesia.
1. Kebijakan Usia Minimal Pernikahan
Salah satu faktor yang bisa memengaruhi penurunan angka pernikahan di Indonesia yakni kebijakan usia minimal pernikahan dari pemerintah.
Dalam Undang-Undang nomor 16 tahun 2019 yang dilansir dari laman BPK, pemerintah Indonesia menetapkan usia minimal pernikahan menjadi 19 tahun bagi laki-laki maupun perempuan.
Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi remaja dari risiko pernikahan dini yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan sosial mereka.
2. Perubahan Nilai dan Budaya
Di era modern saat ini, nilai-nilai mengenai pernikahan dan keluarga dapat mengalami pergeseran signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Kini, banyak individu yang semakin mementingkan pendidikan dan karir mereka.
Mereka lebih memilih untuk mencapai kemandirian finansial dan sosial sebelum memasuki ikatan pernikahan.
Hal ini dapat memperlambat usia rata-rata pernikahan karena mereka ingin memastikan bahwa mereka siap secara emosional dan finansial sebelum mengambil langkah besar tersebut.
Baca Juga: 9 Dampak Pernikahan Dini yang Negatif dari Banyak Aspek
3. Kondisi Ekonomi
Perkawinan dianggap sebagai komitmen jangka panjang yang memerlukan stabilitas finansial untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga yang sehat.
Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, banyak individu yang merasa tidak siap untuk mengambil tanggung jawab finansial tambahan yang datang dengan status perkawinan.
Jadi, mereka mungkin memilih untuk menunda pernikahan hingga merasa lebih aman secara finansial.
4. Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan Reproduksi
Faktor lainnya yang juga dapat memengaruhi angka pernikahan di Indonesia yaitu pendidikan dan kesadaran akan kesehatan reproduksi.
Individu yang mendapatkan pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi yang baik cenderung lebih menyadari pentingnya persiapan yang matang sebelum menikah.
Jadi, mereka cenderung menunda pernikahan untuk fokus pada pendidikan, karir, atau kemandirian ekonomi yang lebih baik sebelum berumah tangga.
Baca Juga: Perbedaan Nikah dan Kawin, dari Segi Arti dan Konteks
5. Kasus Perceraian
Tingginya angka perceraian dapat menciptakan persepsi negatif terhadap institusi pernikahan di kalangan masyarakat.
Individu yang melihat banyak kasus perceraian di sekitarnya mungkin menjadi lebih skeptis atau ragu untuk menikah.
Hal ini karena mereka khawatir pernikahan mereka juga berisiko mengalami kegagalan.
Apalagi, kasus perceraian di Indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan.
Efek ini pun membuat individu lebih berhati-hati atau menunda keputusan untuk menikah, karena mereka ingin menghindari potensi konflik dan kesulitan yang terkait dengan perceraian.
6. Perubahan Pola Hidup Urban
Di tengah urbanisasi yang pesat, individu sering kali lebih fokus pada karir, pendidikan, atau pengembangan diri pribadi daripada mengejar kehidupan pernikahan.
Prioritas hidup yang berbeda ini dapat menyebabkan individu menunda atau tidak mengutamakan pernikahan sebagai tujuan utama dalam kehidupan mereka.
Meskipun tidak menjadi satu-satunya faktor, perubahan ini bisa mencerminkan dinamika sosial yang memengaruhi tren pernikahan dalam masyarakat Indonesia.
Baca Juga: 5 Inspirasi Model Cincin Nikah untuk Pengantin yang Elegan
7. Pengaruh Teknologi dan Media Sosial
Akses terhadap berbagai informasi dan opsi yang ditawarkan oleh media sosial juga bisa membuat individu lebih selektif dalam memilih pasangan.
Mereka mungkin lebih memilih untuk mengeksplorasi berbagai pilihan sebelum memutuskan untuk menikah, atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah sama sekali.
Tak hanya itu, media sosial sering kali memperkuat gambaran idealis tentang kehidupan dan standar hidup yang tinggi.
Hal ini dapat membuat individu merasa perlu untuk mencapai lebih banyak tujuan pribadi atau karir sebelum mereka merasa siap untuk menikah atau membentuk keluarga.
Dampak Positif Menurunnya Angka Pernikahan di Indonesia
Setelah mengetahui apa saja penyebab penurunan angka pernikahan di Indonesia, mari simak dampak positif dari fenomena ini.
1. Meningkatnya Kesadaran akan Pilihan Hidup
Penurunan angka pernikahan di Indonesia bisa mencerminkan perubahan dalam pandangan masyarakat terhadap kehidupan dan pilihan hidup.
Individu cenderung lebih sadar akan pilihan yang mereka ambil, termasuk kapan dan apakah mereka siap untuk menikah.
Hal ini bisa menghasilkan peningkatan kesadaran diri dan kesiapan untuk mengambil komitmen jangka panjang.
Baca Juga: 10 Daftar Persiapan Pernikahan, Calon Pengantin Wajib Tahu!
2. Meningkatkan Kualitas Hidup
Individu yang memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan diri mereka sendiri sebelum menikah dapat mengalami peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.
Mereka dapat fokus pada pertumbuhan pribadi, pencapaian karir, dan menjalin hubungan yang lebih kuat sebelum memutuskan untuk menikah.
Baca Juga: 11 Jenis Vendor Pernikahan yang Penting untuk Dipersiapkan
3. Menurunnya Angka Perceraian
Meskipun tidak selalu berdampak secara langsung, tetapi penurunan angka pernikahan dapat mengurangi angka perceraian.
Ketika individu menikah lebih matang dan siap secara emosional dan finansial, mereka cenderung memiliki tingkat keberhasilan pernikahan yang lebih tinggi dan lebih sedikit kemungkinan untuk bercerai.
Baca Juga: 7 Jenis Ujian Pernikahan 5 Tahun Pertama yang Terasa Berat
4. Peningkatan Kesadaran akan Pilihan Keluarga
Penurunan angka pernikahan di Indonesia juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya memilih pasangan hidup dengan bijaksana.
Individu lebih cenderung untuk mengenal diri mereka sendiri dengan baik, mengidentifikasi nilai-nilai yang penting bagi mereka dalam hubungan, dan membangun komitmen yang lebih kokoh ketika mereka memutuskan untuk menikah.
Baca Juga: Contoh Visi Misi Pernikahan, Membuat Rumah Tangga Harmonis!
5. Peningkatan Kesetaraan Gender
Penurunan angka pernikahan juga dapat berkontribusi pada peningkatan kesetaraan gender.
Ketika individu, terutama wanita, memiliki lebih banyak pilihan dan kesempatan untuk mengembangkan karir atau mengejar tujuan pribadi mereka sebelum menikah, hal ini dapat mengurangi ketimpangan gender dalam hal kesempatan dan kemandirian ekonomi.
Baca Juga: Susunan Acara Akad Nikah dan Resepsi dari Awal hingga Akhir
Demikian penjelasan mengenai angka pernikahan di Indonesia yang terus mengalami penurunan pada era modern saat ini.
Bagaimana pendapat kamu mengenai hal ini?
- https://webapi.bps.go.id/download.php?f=/JF5kQ8RQOH+hc6FSCPOVICLeFW5Xmp9nXClwV0IbS9/DllvaehHRHDQh4sJ/rYu9staBw5I9N+2J4cgDYQd4wv1B5or8qs7tLGo9+brPOeYmabx/ONc0yUEx9zg8mJS3nYvRM4My2A+w8U4RWzfC3gmVSH+EKBrwiVLCLL9z9MAl6hvaWaQaYBOWZstkTWPmX3F+m/fZpBjx6nxT+4tugLCyMq7eJSJlcEKUnUM6oOp1A3xAuEBgoX7g9XRknTxXGqJWbvoxZ1Q/iuTYwZEaw==
- https://peraturan.bpk.go.id/Details/122740/uu-no-16-tahun-2019
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.