6 Penyebab Vagina Berdarah saat Berhubungan Seks
Setelah berhubungan seks, Moms bisa saja mengalami pendarahan pada vagina. Secara medis, pendarahan ini dikenal sebagai pendarahan postcoital.
Banyak wanita mengalami vagina berdarah saat berhubungan seks.
Bahkan jumlahnya mencapai 63 persen, di mana wanita pascamenopause yang paling berisiko mengalami pendarahan, karena berbagai faktor.
Pada wanita yang belum mencapai usia menopause, sumber pendarahan berasal dari serviks.
Penyebab Vagina Berdarah saat Berhubungan Seks
Menurut jurnal berjudul Postcoital Bleeding: A Review on Etiology, Diagnosis, and Management, sekitar 6 persen wanita mengalami pendarahan yang tidak terkait menstruasi, dengan jumlah yang lebih tinggi untuk wanita pascamenopause.
Menurut penelitian lain yang berjudul The Recent Review of the Genitourinary Syndrome of Menopause, sebanyak 9 persen wanita yang masih menstruasi akan mengalami pendarahan vagina, terlepas dari masa haid mereka setelah berhubungan seks. Berikut adalah 6 penyebab vagina berdarah saat berhubungan seks.
1. Mengalami Infeksi Menular Seks (IMS)
Foto: freepik.com
Mengidap penyakit IMS (Infeksi Menular Seks) bisa menyebabkan servisitis, di mana leher rahim teriritasi karena mengalami pergesekan.
Peradangan ini terjadi karena pembuluh darah membengkak dan mudah pecah.
Sebagian besar wanita yang punya IMS tidak menunjukkan gejala. Maka, sangat penting melakukan pengecekan apabila Moms mengalami pendarahan yang tidak wajar.
Baca Juga: Penyebab Vagina Sakit Saat Berhubungan Seks
2. Adanya Polip Rahim
Foto: pexels.com
Pertumbuhan polip pada serviks atau uterus adalah penyebab paling umum terjadinya pendarahan selama atau setelah berhubungan seks.
Polip ini biasanya berwarna merah atau keunguan dengan struktur seperti tabung yang kaya akan kapiler yang mudah berdarah saat disentuh.
Polip juga cenderung berkembang pada wanita antara usia 36 dan 55 tahun. Sebagian besar polip jinak, tetapi beberapa kasus bisa berkembang menjadi kanker.
3. Genitourinary Syndrome of Menopause (GSM)
Foto: pixabay.com
Vagina berdarah pasca hubungan seks bisa juga dikarenakan GSM atau dikenal juga sebagai atrofi vagina.
Penyakit ini umumnya terjadi pada wanita perimenopause, menopause, dan yang ovariumnya diangkat.
Seiring bertambahnya usia, terutama ketika periode menstruasi berhenti, tubuh akan menghasilkan sedikit estrogen.
Tubuh menghasilkan lebih sedikit pelumas pada vagina, sehingga vagina menjadi kering dan meradang.
Elastisitas juga menjadi berkurang dan jaringan menjadi lebih tipis.
Baca Juga: Vagina Berdarah Saat Berhubungan Intim, Wajar Atau Malah Berbahaya?
4. Endometriosis
Foto: freepik.com
Terjadi ketika lapisan rahim (endometrium) meluas ke luar rahim.
Ketika hal ini terjadi, jaringan endometrium dapat menempel pada permukaan organ lain dan sering mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa.
Endometriosis menyebabkan hubungan seks dan orgasme jadi menyakitkan karena adanya tekanan pada jaringan yang sudah rentan.
Terapi hormon estrogen dan merubah posisi seks dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
5. Terjadinya Trauma
Foto: freepik.com
Pendarahan postcoital sering dikaitkan dengan infeksi dan kelainan pada rahim dan vagina, juga trauma pada jaringan yang rentan.
Berhubungan seks terlalu kuat juga bisa mengakibatkan luka dan goresan sehingga menyebabkan vagina berdarah.
Hal ini akan lebih mudah terjadi bagi Moms yang sudah menopause atau mengalami vagina kering.
Seks yang terlalu dipaksa juga bisa merusak jaringan vagina dan menyebabkan pembentukan celah. Jika hal ini terjadi, jangan dibiarkan dan Moms harus segera mengobatinya, ya.
6. Adanya Kanker
Foto: pexels.com
Walaupun kanker adalah penyebab perdarahan postcoital yang kurang memungkinkan, tapi vagina berdarah saat berhubungan seks juga bisa jadi salah satu kemungkinan tanda dari kanker serviks, vagina, dan rahim.
Tumor dapat bervariasi, tergantung pada jenis kanker yang diderita. Namun, ketika tumor tumbuh, pembuluh-pembuluh darah bisa menjadi tegang dan rentan.
Vagina berdarah saat berhubungan seks adalah kejadian umum, terutama pada wanita yang sudah menopause.
Pada wanita yang masih mengalami menstruasi atau belum menopause, pendarahan postcoital biasanya akan berhenti dengan sendirinya.
Baca Juga: Waspada, Ini 7 Penyebab Vagina Terasa Sakit
Namun, kasus yang kronis membutuhkan pengobatan secara medis. Jika Moms merasa mengalami beberapa gejala seperti di atas, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.