17 Januari 2020

Apa Itu Trigger Finger?

Jempol tertekuk kaku dan sakit saat diluruskan

Pernah mendengar istilah trigger finger, Moms? Trigger finger adalah kondisi yang memengaruhi pergerakan jari, yakni jari kaku dalam posisi tertekuk.

Pada anak-anak, jari yang paling sering terkena adalah jempol, sehingga kondisi ini disebut pediatric trigger thumb (PTT).

Tendon berbentuk seperti tali di dalam jempol yang berfungsi membuat jempol bergerak. Tendon “diikat” dengan ligamen agar tetap berada di sebelah tulang.

Ligamen berbentuk seperti terowongan sehingga tendon bisa meluncur maju dan mundur saat Si Kecil menekuk dan meluruskan ibu jari.

Dalam kondisi PTT, tendon tidak bisa maju dan mundur dengan mulus melewati ligamen karena tendon membesar. Jempol jadi terkunci dalam posisi tertekuk dan Si Kecil tidak bisa meluruskan jempolnya.

Baca Juga: Bayi Menghisap Jempol dan Tidak Mau Menyusu, Bagaimana Mengatasinya?

Istilah “trigger” atau “pelatuk” datang dari sensasi seperti “klik” saat tendon melewati ligamen alias saat jempol berpindah posisi dari menekuk menjadi lurus.

Kondisi ini seringkali tidak menyakitkan. Namun, Si Kecil bisa merasa sakit saat meluruskan jari, sehingga jempolnya terjebak dalam posisi tertekuk.

Berdasarkan informasi dari situs web Nationwide Children’s, trigger thumb terjadi pada tiga dari 1.000 anak usia 1-3 tahun. Dari angka tersebut, 30% anak mengalami PTT di kedua ibu jari.

Gejala Trigger Finger

  • Kaku di jari atau jempol
  • Sensasi “klik” yang menyakitkan saat jari ditekuk dan diluruskan
  • Jari terkunci dalam posisi tertekuk atau lurus
  • Gejala memburuk di pagi hari
  • Ada tonjolan (Notta’s nodule) di pangkal jempol di sisi telapak tangan

Baca Juga: Anak Hobi Mengisap Jempol, Ini Cara Atasinya

Penyebab Trigger Finger

Penyebab Trigger Finger.jpg
Foto: Penyebab Trigger Finger.jpg

Foto: thisquarterly.sg

Penyebab pasti PTT belum diketahui. Kondisi ini bukan merupakan bawaan dari lahir, tidak terjadi akibat penggunaan berlebihan, trauma, maupun cedera.

PTT dirasakan saat ada ketidaksesuaian ukuran antara tendon dan ligamen. Ligamen terlalu ketat mengikat tendon, sehingga tendon membengkak. Kadang, terbentuk Notta’s nodule atau tonjolan di tendon.

Tonjolan tersebut membuat tendon tidak bisa meluncur dengan lancar melewati ligamen.

Baca Juga: Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi? Ini Penjelasannya!

Penanganan Trigger Finger

Penanganan Trigger Finger.jpg
Foto: Penanganan Trigger Finger.jpg

Foto: i.ytimg.com

Berikut cara menangani PTT menurut situs web Children’s Hospital of Philadelpia:

1. Tunggu apakah trigger finger bisa sembuh sendiri

Pada 30% bayi, PTT akan sembuh sendiri sebelum mereka berusia satu tahun. Lewat dari umur tersebut, PTT sulit sembuh sendiri tanpa treatment.

2. Meregangkan dan Membebat Jempol

Dokter akan mengajarkan Moms cara meregangkan dan memijat jempol Si Kecil. Setelah itu jempolnya akan diperban.

Menjaga jempol tetap lurus tanpa pergerakan dapat meredakan bengkak. Bagaimanapun, cara ini tidak selalu berhasil. Pergerakan jempol mungkin akan meningkat namun tidak sempurna.

Baca Juga: Ngemut Jempol sampai Pegang Telinga, Ini 4 Kebiasaan Unik Anak Sebelum Tidur

3. Operasi

Jika cara 1 dan 2 tidak berhasil, operasi bisa mengatasi kondisi ini dan memiliki risiko yang rendah. Bedah biasanya dilakukan pada anak berusia 1-3 tahun.

Dokter bedah akan membuat irisan kecil di pangkal jempol dekat telapak tangan. Lalu, dokter memotong ligamen tempat tendon terjebak.

Cara ini menghilangkan tekanan pada tendon sehingga tendon dapat bergerak dengan lancar.

Selesai operasi, Si Kecil bisa langsung pulang. Tangannya akan diperban dan tidak boleh basah selama tiga hari.

Tangan Si Kecil yang dioperasi juga perlu dibatasi penggunaannya.

Baca Juga: Menggerakkan Tangan Saat Bicara Ternyata Meningkatkan Kreativitas Anak

Setelah perban dilepas, Si Kecil akan dapat menggunakan tangannya dengan normal dan tanpa batasan. Jahitan akan menyatu dengan daging dalam waktu dua minggu.

Penanganan trigger finger selain jempol memerlukan evaluasi terkait kondisi peradangan yang mendasarinya.

Sebab, gejala trigger finger bisa terkait dengan kondisi seperti juvenile idiopathic arthritis.

Itu dia Moms, apa yang perlu diketahui mengenai trigger finger.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.