Apa Perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual?
Moms dan Dads mungkin pernah mengalaminya atau secara tidak sengaja menjadi pelaku pelecehan atau kekerasan seksual.
Bagi Moms dan Dads yang telah memiliki buah hati, tentunya juga ingin melindungi mereka dari pelecehan dan kekerasan seksual. Untuk itu perlu diketahui bentuk-bentuk dan perbedaannya.
Baca lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual berikut ini.
Perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual
Moms dan Dads pasti sering mendengar kedua istilah ini, dan mungkin juga menganggapnya sama.
Walaupun mirip, ternyata ada perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual, lho. Seperti apa perbedaannya? Simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: 4 Fakta Modus Pelecehan Swab Test Vagina di India
1. Definisi
Foto: freepik.com
Universitas California meringkas perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual dengan memberikan pengertian dari masing-masing istilah.
Pelecehan seksual mencakup perilaku seperti rayuan seksual yang tidak diinginkan, meminta penukaran sesuatu dengan aktivitas seksual, serta perilaku seksual lainnya yang tidak diinginkan.
Sedangkan, kekerasan seksual artinya perlakuan seksual secara fisik tanpa persetujuan dari orang lain atau ketika orang lain sedang dalam keadaan tidak dapat memberikan persetujuan.
Kekerasan seksual mencakup penyerangan secara seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan dalam pacaran, dan stalking (menguntit atau mengikuti seseorang diam-diam).
2. Bentuk Pelecehan Seksual
Foto: freepik.com
Sebagai perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual, pelaku dari bentuk pelecehan seksual dilakukan oleh mereka yang datang dari gender manapun dan memiliki hubungan apapun dengan korban, seperti atasan di kantor, rekan kerja, teman, atau guru.
Mengutip Rape, Abuse & Incest National Network, contoh perilaku yang termasuk, namun tidak terbatas pada pelecehan seksual, yakni:
- Membuat persyaratan atau kondisi dalam perekrutan karyawan yang meminta kegiatan seksual sebagai bayaran atau pertukaran, secara implisit maupun eksplisit.
- Pelecehan secara verbal yang menyinggung seksualitas atau tubuh seseorang, termasuk candaan yang porno dan vulgar.
- Sentuhan dan kontak fisik yang tidak diinginkan.
- Mendiskusikan hubungan, cerita, atau fantasi seksual di tempat kerja, institusi pendidikan atau tempat lain yang tidak sepantasnya.
- Memaksa untuk berhubungan dengan seseorang secara seksual.
- Mengirimkan pesan teks, email, atau foto yang berbau seksual yang tidak diinginkan oleh penerima.
Baca Juga: Pegawai Starbucks Intip Perempuan Lewat CCTV, Ini 5 Dampak Pelecehan Seksual bagi Korban
3. Bentuk Kekerasan Seksual
Foto: freepik.com
Perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual juga terletak pada bentuknya.
Kekerasan seksual berarti memaksa atau memanipulasi korban untuk melakukan aktivitas seksual di luar persetujuannya, tidak jarang melibatkan kekerasan fisik dalam aksinya.
Alasan korban tidak dapat memberi izin bisa jadi karena takut, umur, sakit, disabilitas, dan atau sedang dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan. Korbannya bisa jadi siapa saja termasuk anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan manula.
Menurut National Sexual Violence Resource Center, contoh bentuk kekerasan seksual yaitu:
- Perkosaan atau penyerangan seksual, termasuk pada pasangan.
- Inses.
- Sentuhan atau kontak seksual yang tidak diinginkan.
- Eksploitasi seksual.
- Menunjukkan genital atau telanjang kepada orang lain tanpa persetujuan dari yang bersangkutan.
- Masturbasi di tempat umum.
- Mengawasi seseorang diam-diam tanpa sepengetahuan dan izin yang bersangkutan (menguntit).
Baca Juga: Pentingnya Undang-Undang Perkosaan Dalam Pernikahan
4. Dampak Pelecehan dan Kekerasan Seksual
Foto: freepik.com
Secara umum, korban pelecehan dan kekerasan seksual akan mengalami dampak dari segi psikologis, fisik, atau perkembangan karier dan pendidikannya.
Mengutip Center for Victim Advocacy and Violence Prevention, misalnya saja, secara psikologis korban akan merasa malu, kaget, menyalahkan diri sendiri, marah, frustasi, bingung, depresi, mengisolasi diri, dan lain-lain.
Akibat berbagai emosi negatif dan stres yang dialami korban, dampak secara fisik juga dapat muncul, seperti sakit kepala, trauma seksual, fobia, sulit tidur, dan berat badan yang berubah.
Bagi korban yang mengalami kekerasan seksual pada fisiknya secara langsung, dapat mengalami luka, kehamilan yang tidak diinginkan, dan tertular penyakit seksual seperti HIV.
Ketika pelecehan terjadi di tempat kerja atau institusi pendidikan, hal ini tentunya memengaruhi korban sebagai anggota seperti turunnya kinerja dan pencapaian, kehilangan promosi, perubahan jurusan atau pekerjaan, atau bahkan keluar dari tempat kerja dan sekolah.
Dengan mengenali bentuk-bentuk serta perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual, semoga Moms dan Dads dapat lebih waspada dengan diri sendiri dan Si Kecil agar tidak menjadi korban atau pelaku.
Upaya pencegahan dan penghentian juga dapat dilakukan ketika kita sadar bentuk-bentuk pelecehan dan kekerasan seksual ini. Stay safe, Moms dan Dads!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.