09 Oktober 2018

Apakah Bayi Bisa Tertular 5 Penyakit Ini Melalui ASI?

Virus hepatitis B dapat terdeteksi di dalam ASI

Bagi beberapa ibu baru, menyusui Si Kecil yang baru lahir jadi salah satu kegiatan menyenangkan yang tentu juga diliputi sejumlah kekhawatiran.

Mulai dari jumlah ASI, kualitas ASI hingga bagaimana jika menyusui di saat ibu sedang sakit? Tentu saja hal-hal tersebut tidak dapat disepelekan.

Terlebih jika Moms sedang mengalami sakit ringan atau justru memiliki riwayat penyakit yang cukup serius.

Baca Juga : 10 Mitos Salah tentang Menyusui

Lalu akankah bayi tertular penyakit-penyakit ini jika Moms tetap menyusu langsung?

Mari simak penjelasan berikut.

1. Sakit Ringan

Saat Moms sakit atau menderita penyakit ringan, seperti pilek atau flu, sering timbul kekhawatiran bayi akan tertular saat menyusui.

Namun, tenang saja Moms karena sebetulnya kuman-kuman dari penyakit tersebut tidak masuk ke dalam ASI. Bahkan mastitis (infeksi pada payudara) tidak menimbulkan risiko bagi bayi.

Baca Juga : Ayah Harus Lakukan 7 Hal Ini Agar ASI Ibu Tambah Banyak

2. HIV/AIDS

American Academy of Pediatrics (AAP) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan para ibu yang terinfeksi HIV untuk tidak menyusui, karena HIV termasuk panyakit menular melalui ASI.

Namun, Moms dapat memberikan ASI pada Si Kecil melalui donor yang sudah dipasteurisasi, jika tersedia.

ASI donor dapat diperoleh dari ibu yang bebas dari HIV atau penyakit menular lainnya. ASI tersebut juga harus diproses dan dipasteurisasi oleh bank donor ASI menggunakan prosedur standar yang telah ditetapkan.

Baca Juga : Wajib Tahu, Ini 6 Makanan Yang Harus Dijauhi Oleh Ibu Menyusui

3. Hepatitis

Jika Moms terinfeksi hepatitis B, maka Si Kecil perlu menerima vaksinasi hepatitis B bersama dengan hepatitis B immune globulin (HBIG), sesegera mungkin setelah lahir.

Memberi dua suntikan vaksinasi ini segera setelah melahirkan sangat efektif dalam mencegah penyebaran hepatitis B dari ibu ke bayi.

Meskipun faktanya vaksinasi hepatitis B ini direkomendasikan untuk semua bayi, baik lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B atau tidak. 

Virus hepatitis B telah dapat terdeteksi di dalam ASI, tetapi menyusui belum terbukti meningkatkan risiko infeksi terhadap bayi.

AAP menyatakan bahwa infeksi maternal dengan hepatitis B boleh menyusui dan tidak perlu menunda inisiasi menyusui sampai bayi diimunisasi terhadap hepatitis B. 

Sementara itu, baik AAP maupun CDC menyatakan bahwa infeksi ibu dengan hepatitis C juga boleh menyusui.

Meskipun bayinya dapat terinfeksi hepatitis C selama kehamilan atau saat persalinan, bayi yang disusui tidak memiliki tingkat hepatitis C yang lebi tinggi daripada bayi yang diberi susu formula.

Dalam kasus ini, menyusui bahkan dapat mencegah penyebaran hepatitis C dari ibu ke bayi, dengan memberikan antibody yang  diteruskan ke bayi melalui ASI.

Baca Juga : Bolehkah Tetap Menyusui Saat Hamil Lagi?

4. Tuberculosis (TB)

Jika Moms mengidap tuberculosis (TB), Moms masih dapat menyusui jika saat ini sedang mengonsumsi obat.

Ibu dengan TB yang tidak diobati pada saat persalinan tidak boleh menyusui atau bahkan bersentuhan langsung dengan bayi baru lahir sampai memulai pengobatan yang sesuai dan TB yang dideritanya tidak lagi menular.

Dalam kebanyakan kasus, ibu dengan TB dapat menyusui dengan aman setelah  mengkonsumsi antibiotic selama 2 minggu dan telah diberitahu oleh dokter bahwa penyakitnya tidak lagi menular.

Segera setelah melahirkan, Moms harus memompa dan ASI yang dihasiilkan dapat diberikan kepada bayi sampai Moms dapat menyusui secara langsung.

Jika Moms memiliki tes kulit TB yang positif tetapi sinar X dada yang normal, Moms tetap boleh menyusui dalam keadaan ini.

Baca Juga : Menyusui Tapi Merokok, Apa Dampaknya pada Kualitas ASI dan Kesehatan Bayi?

5. Kanker

Pernah didiagnosis menderita kanker payudara dan pernah menjalani perawatan bukan berarti Moms tidak dapat menyusui Si Kecil.

Jika Moms sudah menjalani mastektomi, Moms dapat menyusui dari payudara yang masih tersisa. 

Sementara jika Moms sudah mengangkat tumor dari payudara atau menjalani perawatan radiasi, Moms masih dapat mencoba menyusui dari payudara itu.

Meskipun Moms mungkin melihat bahwa produksi ASI cenderung sedikit. Bagaimana pun kanker payudara yang telah mendapatkan perawatan tidak akan menyebabkan bayi tertular penyakit tersebut saat menyusu.

Untuk jenis penyakit dan infeksi lain perlu dievaluasi langsung oleh dokter yang menangani Moms, baik itu dokter kandungan, dokter anak, atau dokter keluarga.

Baca Juga : Gairah Seks Menurun Saat Menyusui?

(RGW) 

Sumber: babycenter.com, healthychildren.org, who.int, Medscape.com

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.