ASI Sedikit? Ini 5 Hal yang Mungkin Menjadi Penyebabnya
Penyebab suplai ASI yang sedikit seringkali termasuk kombinasi dari beberapa hal, mulai dari manajemen menyusui yang buruk sampai faktor yang berkaitan dengan bayi atau sang ibu.
Berikut merupakan 5 alasan umum yang sering menjadi penyebab kurangnya suplai ASI:
Masalah Hormonal atau Endokrin
ASI sedikit dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS), tiroid tinggi atau rendah, diabetes, hipertensi atau masalah hormonal yang menyulitkan Moms untuk hamil.
Dikutip dari Diana West, BA, IBCLC, pakar menyusui dan penulis buku The Breastfeeding Mother’s Guide to Making More Milk, suplai ASI bergantung pada sinyal hormon yang dikirimkan ke payudara.
Sementara, kondisi-kondisi di atas tersebut menghambat sinyal hormon yang seharusnya dikirimkan oleh tubuh untuk meningkatkan produksi ASI.
Jarang Menyusui
Bayi baru lahir perlu menyusu setidaknya setiap 2-3 jam sepanjang hari.
Semakin sering Moms menyusui, semakin seing Moms merangsang tubuh untuk memproduksi ASI yang sehat dan banyak.
Membatasi jadwal menyusui si kecil hanya akan membuat produksi dan suplai ASI semakin berkurang.
Menyusui sesering mungkin, terutama selama beberapa minggu pertama, akan memastikan bayi mendapatkan cukup ASI dan membantu Moms meningkatkan pasokan ASI sehat.
Bagi Moms yang kembali bekerja setelah melahirkan dan suplai ASI menjadi sedikit karena tidak bisa sering menyusui si kecil, maka memompa ASI dapat membantu menjaga serta meningkatkan suplai ASI.
Baca Juga: 6 Perlengkapan Menyusui Wajib Punya Agar Tetap Nyaman
Operasi Payudara atau Trauma
Foto: nypost.com
Menjalani operasi payudara atau area sekitar dada dapat berpotensi merusak jalur saraf dan saluran penting yang berhubungan dengan kelenjar payudara.
Operasi yang dimaksud misalnya adalah implan payudara, lumpektomi atau biopsi, insisi dan drainase abses, riwayat trauma pada area dada, hingga riwayat radiasi atau luka bakar di sekitar payudara.
Infeksi payudara dapat menyebabkan produksi ASI lebih rendah pada payudara yang terkena.
Hal-hal lain yang mempengaruhi payudara selama pubertas, cedera tulang belakang atau operasi apa pun yang mempengaruhi otak dan kelenjar pituari juga dapat mempengaruhi laktasi.
Bayi Mencapai Fase Growth Spurt
Pieter Nieman, dokter anak dan asisten profesor dari University of Calgary Medical School mengatakan bahwa ketika bayi mengalami fase growth spurt, selera makannya akan terus meningkat dan mungkin tampak tidak pernah kenyang.
Selama fase ini, produksi ASI Moms terkesan sangat kurang. Namun, ini hanyalah fase pertumbuhan alami dan seiring pertumbuhan bayi pasokan ASI juga akan terus meningkat.
Pada fase ini bayi akan menjadi lebih sering menyusu, jika Moms terus menyusui maka tubuh akan secara otomatis memproduksi ASI yang lebih banyak.
Baca Juga: 4 Fakta Penting Ibu Menyusui
Mengonsumsi Obat Kimia atau Herbal Tertentu
Foto: nbcnews.com.ph
Pseudoephredine (bahan aktif dalam obat pilek dan sejenisnya), methergine, bromocriptine, peterseli atau peppermint dapat mempengaruhi produksi ASI.
Selain itu, pil KB yang mungkin Moms konsumsi setelah melahirkan juga dapat mempengaruhi hormon dan menyebabkan berkurangnya suplai ASI.
Jika Moms menemukan suplai ASI menurun setelah mengonsumsi salah satu obat tersebut, konsultasikan dengan dokter mengenai pengobatan alternatif untuk pilek atau masalah kesehatan lainnya yang sedang Moms alami.
Asupan makanan dan aktivitas yang membantu meningkatkan suplai ASI serta memompa akan membantu meningkatkan kembali produksi ASI Moms.
Ada banyak kemungkinan penyebab yang berkontribusi pada kurangnya pasokan ASI. Mengetahui penyebab kurangnya suplai ASI serta mendapatkan bantuan dan informasi yang tepat dari ahli laktasi dapat membantu mengatasi kurangnya suplai ASI.
Apakah Moms sudah tahu apa yang menyebabkan suplai ASI Moms sedikit? Sudahkah Moms mencoba berkonsultasi dengan ahli laktasi dan mengonsumsi makanan sehat yang dapat meningkatkan produksi ASI?
Yuk, share dengan Moms lainnya melalui kolom komentar yang ada di bawah artikel ini.
RGW
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.