18 Desember 2023

Bayi Muntah ASI Setelah Menyusu? Ini Cara Mengatasinya Moms!

Ada kemungkinan gangguan metabolisme
Bayi Muntah ASI Setelah Menyusu? Ini Cara Mengatasinya Moms!

Foto: Orami Photo Stock

Melihat buah hati tercinta yang masih bayi muntah ASI setiap kali selesai menyusu tentunya sangat mengkhawatirkan ya, Moms?

Moms pasti khawatir karena ASI yang dimuntahkan bisa saja membuat bayi kekurangan nutrisi sehingga tumbuh kembangnya terhambat.

Untuk itu, Moms perlu memahami apa penyebab yang mendasari bayi muntah ASI dan cara penanganannya.

Baca Juga: Berapa Jumlah Kebutuhan ASI yang Bayi Perlukan?

Penyebab Bayi Muntah ASI

Ternyata bayi muntah ASI setelah menyusu dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Berikut merupakan penyebab-penyebab bayi muntah ASI menurut penjelasan para dokter dan ahli kesehatan anak.

1. Menyusu Terlalu Banyak

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Menurut dokter spesialis anak Jarret Patton, bayi muntah ASI biasanya terjadi selama dua minggu pertama kehidupan bayi.

Biasanya disebabkan karena sebagian ibu baru memproduksi lebih banyak ASI dibandingkan yang bisa diminum oleh bayi, yang mengarah pada pemberian makan berlebih dan menyebabkan muntah.

Untuk mengatasinya, disarankan agar bayi hanya minum sedikit ASI dengan frekuensi menyusu yang menjadi lebih sering dari sebelumnya.

“Namun, muntah tidak akan terjadi setelah payudara mulai menyesuaikan jumlah ASI yang dihasilkan berdasarkan kebiasaan makan bayi. Jika muntah masih berlanjut bahkan setelah bayi hanya minum sedikit ASI, maka ini mengindikasikan masalah medis dan harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut,” kata Dr. Patton, seperti dilansir dari Romper.

Baca Juga: Berapa Takaran Jumlah ASI yang Dibutuhkan oleh Bayi?

2. Oesophagus dan Saluran Pencernaan yang Belum Matang

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Selama beberapa bulan pertama, bayi juga mungkin muntah ASI setelah menyusu karena oesophagus yang menghubungkan kerongkongan dengan saluran pencernaannya masih belum cukup matang untuk berfungsi dengan baik.

Di mana katup khusus tersebut akan mulai matang ketika bayi berusia sekitar empat atau lima bulan.

Untuk mencegah dan mengatasi bayi muntah ASI setelah menyusu, Moms dapat memastikan bahwa bayi tetap dalam posisi tegak selama 30 menit setelah menyusu.

Hindari langsung membiarkan Si Kecil bermain atau mengayunnya.

Selain itu, memastikan Si Kecil bersendawa setelah menyusu juga penting dilakukan. Ini akan membantu mengurangi udara yang menumpuk di perut bayi selama menyusu.

Baca Juga: Bayi Tidak Mau Menyusu? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Bayi muntah ASI setiap kali selesai menyusu yang disebabkan oleh GERD biasanya ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:

  • Tampak tidak nyaman dan kesakitan karena refluks
  • Mengalami masalah pernapasan, seperti mengi, batuk, tersedak ketika menyusu, dan yang terburuk adalah pneumonia akibat ASI yang masuk ke dalam paru-paru
  • Terkadang memiliki pertumbuhan yang buruk, karena muntah membuat bayi tidak mendapatkan nutrisi yang mencukupi untuk mendukung pertumbuhannya

Segera bawa ke dokter jika Moms curiga penyebab bayi muntah ASI setelah menyusu adalah GERD sehingga Moms bisa mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan mengetahui saran perawatan yang tepat.

Baca Juga: 10 Penyebab Muntah, Cara Mengatasi, dan Mencegahnya

4. Galaktosemia

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Meskipun jarang terjadi, galatosemia juga dapat menyebabkan muntah setelah menyusu pada bayi.

Mengutip Childrens Hospital, bayi dengan gangguan metabolisme ini tidak dapat mencerna jenis gula tertentu (galaktosa) yang ditemukan di dalam ASI, susu sapi, dan produk susu formula pada umumnya.

Ketika galaktosa tidak dapat dipecah dan dicerna, maka akan menumpuk di jaringan dan darah dalam jumlah besar.

Seorang bayi dapat mengembangkan tanda-tanda galaktosemia dalam beberapa hari pertama kehidupan jika mengonsumsi laktosa yang ditemukan dalam ASI atau susu formula.

Adapun tanda-tanda awal dari galaktosemia meliputi:

  • Menolak menyusu ASI atau susu formula
  • Gumoh atau muntah terlalu sering, terutama setelah menyusu
  • Kulit menguning (jaundice)
  • Tampak lesu
  • Katarak

Karena beracun bagi tubuh, galaktosemia dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Jadi, pastikan untuk segera menghubungi dokter.

Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Rewel dan Menangis Saat Menyusui, Apa yang Terjadi?


5. Stenosis Pilorus

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Apabila bayi muntah ASI setelah menyusu dan susu keluar dengan cara menyembur, stenosis pilorus mungkin menjadi penyebabnya Moms. Namun, kondisi ini termasuk jarang terjadi dan biasanya ditemukan pada bayi yang baru berusia 4-6 minggu.

Dikutip dari Mayo Clinic, stenosis pilorus tersebut menghalangi makanan memasuki usus kecil sehingga bayi muntah ASI setelah disusui.

Biasanya, katup otot (pilorus) antara lambung dan usus kecil menahan makanan di perut sampai siap untuk tahap selanjutnya dalam proses pencernaan.

Pada stenosis pilorus, otot pilorus menebal dan menjadi besar secara tidak normal dan menghalangi makanan mencapai usus kecil.

Stenosis pilorus dapat menyebabkan muntah hebat, dehidrasi, dan penurunan berat badan bayi. Perlu Moms ketahui bahwa bayi dengan stenosis pilorus mungkin tampak lapar sepanjang waktu.

Ketika muntah, otot perut bayi memaksa ASI keluar tenggorokan dan mulutnya.

Muntah sesekali tidak menjadi masalah, tetapi jika ini terjadi sekali sehari atau lebih, dan bayi tidak bertambah atau berat badannya turun, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan segera Moms.

Baca Juga: Mengenal Atresia Duodenum, Kelainan Usus yang Bisa Membuat Bayi Dioperasi

6. Alergi

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Bayi muntah ASI juga bisa disebabkan oleh alergi.

Dalam hal ini, alergi mungkin muncul sebagai reaksi dari makanan atau minuman yang Moms konsumsi sehingga tercampur dalam ASI.

Alergen yang paling umum, yaitu susu, telur, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan kerang.

Jika bayi Moms mengalami alergi, ia mungkin akan muntah dan mengalami gejala lain, seperti diare, dan bengkak atau gatal di sekitar mulut, hidung, atau matanya.

Dalam mengatasinya, sebaiknya Moms segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab alergi pada bayi sehingga alergi tersebut tidak kambuh di lain waktu.

Bicarakan juga makanan atau minuman pengganti lain yang perlu dikonsumsi agar nutrisi yang didapatkan bayi dari ASI tetap utuh dan tumbuh kembangnya optimal, Moms.

Baca Juga: 11 Pantangan Makanan untuk Ibu Menyusui, Perhatikan Moms!

7. Mabuk Perjalanan

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Apabila bayi muntah ASI ketika sedang dalam perjalanan naik kendaraan, bisa saja hal tersebut disebabkan karena bayi mabuk perjalanan.

Mabuk perjalanan menyebabkan tubuh Si Keci tidak nyaman, merasa mual di ulu hati, hingga mereka pun muntah. Selain muntah, gejala yang menyertai bayi saat mabuk perjalanan, meliputi perasaan gelisah dan rewel, sering menguap atau mengantuk.

Dalam mengatasinya, cobalah untuk membuat bayi tenang dan pastikan mereka tertidur karena tidur selama perjalanan bisa meminimalisir mabuk.

Selain itu, pastikan saluran udara dalam kendaraan cukup baik dan hindari bau yang kuat sehingga mabuk perjalanan dapat teratasi.

Meski bayi muntah, tetap susui mereka dengan ASI secara perlahan dan sedikit demi sedikit agar kebutuhan cairannya tetap terpenuhi dan tidak dehidrasi.

Baca Juga: Mabuk Perjalanan, Ini Penyebab dan Faktor Risikonya

Waspada Dehidrasi Akibat Muntah

Bayi Muntah ASI
Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Hal yang perlu Moms waspadai jika bayi muntah ASI secara terus-menerus ialah dehidrasi karena tubuh mereka kehilangan cukup banyak cairan.

Untuk itu, kenali gejala dehidrasi pada bayi di bawah ini agar Moms bisa mengatasinya segera.

  • Urine pekat yang terlihat sangat kuning tua atau oranye
  • Bibir kering
  • Mulut kering
  • Rasa kantuk yang berlebihan
  • Sifat lekas marah atau mudah rewel
  • Kurang dari enam popok basah dalam periode 24 jam
  • Tidak tertarik menyusui
  • Tidak ada air mata saat bayi menangis
  • Fontanel cekung (titik lunak) di kepala bayi

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi Moms harus segera menghubungi dokter. Bila bayi meronta, mengalami tanda atau gejala yang berkepanjangan atau parah, atau Moms merasa khawatir, pergilah ke unit gawat darurat.

Menurut Very Well Family, perawatan untuk dehidrasi bayi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisinya.

Apabila dehidrasi pada bayi ringan, Moms mungkin disarankan untuk melakukan perawatan di rumah dengan memberikan asupan cairan/

Hal ini dapat menggantikan yang hilang dan memantau produksi air kencing dan keringat untuk mengetahui kondisi dehidrasi telah membaik atau belum.

Pemberian cairan pada bayi yang baru lahir dan masih menyusu adalah dengan menyusui Si Kecil sesering mungkin, tetapi porsinya lebih sedikit agar mereka tidak muntah terus menerus dan memastikan seluruh nutrisinya masuk dalam tubuh bayi.

Baca Juga: Cara Mengeluarkan ASI, Bisa Digunakan Meski Moms Belum Hamil

Itulah penyebab bayi muntah ASI dan cara mengatasinya.

Segera ambil tindakan jika Si Kecil mengalami salah satu di antaranya agar mereka tidak dehidrasi dan mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah.

  • https://www.romper.com/p/why-do-babies-vomit-after-breastfeeding-its-not-the-same-as-spitting-up-8289735
  • https://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/g/galactosemia/symptoms-and-causes
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pyloric-stenosis/symptoms-causes/syc-20351416
  • https://www.verywellfamily.com/dehydration-in-the-breastfed-infant-431631
  • https://www.babycentre.co.uk/a536689/vomiting-in-babies-whats-normal-and-whats-not
  • https://www.all4women.co.za/2144883/parenting/babies-6-12-months/vomiting-breastfeeding-concerned

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.