26 Februari 2022

Cara Mengatasi Bayi Bingung Puting, Coba Gunakan Cup Feeder, Yuk Moms!

Biasanya bayi menolak menyusui langsung karena terbiasa minum dari dot

Apa yang harus dilakukan jika bayi bingung puting?

Menyusui langsung (direct breastfeeding) adalah momen istimewa yang dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.

Namun, ada kalanya Moms tak bisa memberikan ASI secara langsung, melainkan menggunakan media seperti botol susu dan cup feeder.

Beberapa bayi tetap bisa menyusu langsung meski diselingi menyusu dengan dot. Namun, sebagian bayi mengalami bingung puting.

Jika anak sudah tidak mau menyusu langsung, rasanya seperti patah hati, ya, Moms. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan bayi bingung puting?

Baca Juga: Menyusui Bukan Sekadar Tugas Ibu, Sadari Pentingnya Peran Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif

Penyebab Bayi Bingung Puting

penyebab bayi bingung puting
Foto: penyebab bayi bingung puting

Foto: Orami Photo Stocks

Bingung puting merupakan salah satu penyebab bayi tidak mau menyusu langsung. Berikut hal-hal yang menyebabkan bayi bingung puting:

1. Tidak terbiasa membuka mulut dengan lebar

Untuk mengisap puting, bayi harus membuka mulut lebar-lebar, sedangkan saat menyusu dengan dot atau cup feeder, bayi tidak perlu melakukannya. Ini membuat dia merasa enggan ketika harus melakukan kebiasan baru.

2. Posisi dan gerakan lidah yang berbeda saat proses menyusu

Ketika mengisap ASI dari puting ibunya, lidah bayi bergerak seperti layaknya ombak. Lidah bayi harus mampu mengalirkan ASI yang masuk ke dalam tenggorokannya secara bebas.

Padahal, saat bayi minum susu dari dot, lidah bagian belakangnya harus menutupi jalur pernapasan untuk mencegah tersedak susu.

3. Bayi tidak perlu mengisap

Saat menyusu langsung, keluarnya ASI harus dirangsang dengan gerakan lidah bayi. Berbeda dengan ketika bayi minum susu dari dot. Tanpa diisap pun, susu akan mengalir.

Dalam mengatasi ini, tingkatkan kontak antara kulit Moms (area payudara) dengan kulit Si Kecil (area mulut). Pijatlah payudara untuk membantu bayi menyusu lebih lancar.

Gunakan peralatan menyusui seperti Supplemental Nursing System (SNS) untuk meningkatkan aliran ASI dari puting Moms. Sebab, salah satu hal yang membuat bayi terpaksa minum susu dari dot adalah karena ASI ibunya tidak lancar.

Penyebab ASI tidak lancar sendiri beragam, seperti cedera puting atau konsumsi pil kontrasepsi.

Moms juga bisa memilih metode cup feeder dalam mengatasi bayi bingung puting

Baca Juga: Intip 3 Cara Mensterilkan Botol Susu Bayi Ini, Moms

Mengatasi Bayi Bingung Puting dengan Penggunaan Cup Feeder

Mengatasi Bayi Bingung Puting dengan Penggunaan Cup Feeder
Foto: Mengatasi Bayi Bingung Puting dengan Penggunaan Cup Feeder (Orami Photo Stock)

Foto: freepik.com

Penggunaan botol dot untuk memberi ASI perah tidak disarankan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) karena bisa membawa dampak buruk pada bayi.

Mulai dari menyebabkan bayi bingung puting, mengganggu kesehatan gigi dan mulut, risiko infeksi saluran cerna serta menghambat perkembangan wicara.

Jika Si kecil masih sulit minum ASI langsung dari puting Moms, Moms bisa memerah susu menggunakan pompa ASI lalu ASI perah (ASIP) tersebut diberikan menggunakan media selain dot yakni cup feeder.

Dengan begitu, bayi tetap bisa minum ASI tanpa perlu mengalami bingung puting dan ketergantungan pada dot susu.

Cup feeder adalah gelas kecil mirip sloki yang digunakan untuk meminumkan ASI pada bayi.

Tujuan dari penggunaan alternatif dot, yakni cup feeder sendiri adalah untuk mencegah bingung puting pada bayi yang sudah terbiasa menggunakan dot botol susu untuk menyusu.

Mengutip dari Australian Breastfeeding Association, cup feeder diperuntukkan untuk ibu dan anak yang terpisah dalam waktu tertentu. Serta ketika mengalami iritasi pada puting.

Bayi yang menolak menyusui secara langsung karena alasan tertentu, juga bisa menjadi alasan dalam menggunakan cup feeder.

Baca Juga: Ini 10 Bahan Kaos Terbaik untuk Anak dan Bayi, Jangan Salah Pilih!

Cara Menggunakan Cup Feeder

cara-menggunakan-cup-feeder.jpg
Foto: cara-menggunakan-cup-feeder.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Nah yang menjadi banyak pertanyaan adalah bagaimana cara menggunakan cup feeder pada bayi? Cukup mudah Moms! Yuk praktikkan langkah-langkah cara menggunakan cup feeder di bawah ini.

1. Persiapkan ASIP

Untuk cara menggunakan cup feeder yang pertama yakni dengan memilih wadah yang sesuai untuk memberikan ASIP pada Si Kecil.

Pertimbangkan menggunakan cangkir obat biasa atau bahkan gelas kecil yang memiliki ukuran pas seperti cup feeder.

Pastikan ASI atau susu formula dalam keadaan hangat. Jangan gunakan microwave untuk menghangatkan susu. Sebagai gantinya, letakkan botol atau kantong ziplock di dalam mangkuk berisi air hangat.

Persiapkan bedong selimut untuk membantu mengamankan lengan bayi agar tidak mengganggu saat menyusu menggunakan cup feeder.

2. Atur Posisi Nyaman

Benarkah Menyusui Bayi dengan Cup Feeder Hilangkan Berat Badan?
Foto: Benarkah Menyusui Bayi dengan Cup Feeder Hilangkan Berat Badan?

Foto: Orami Photo Stocks

Sebelum memulai memberikan ASIP pada Si Kecil, aturlah posisinya senyaman mungkin. Aspek penting lainnya, pastikan bayi dalam keadaan tenang, terjaga dan tidak dalam keadaan tidur.

Pastikan bayi dalam posisi tegak di lengan atau di dalam pangkuan.

Moms juga bisa menggendong Si Kecil dalam posisi tegak agar mereka tidak tersedak susu saat sedang minum susu. Jika mereka bergerak-gerak gelisah atau berusaha menolak, pertimbangkan untuk membedong atau memegang lengannya dengan selimut, tetapi jangan terlalu erat.

Moms juga dapat meletakkan kain atau waslap di bawah dagu bayi sebelum memula cup feeder.

Baca Juga: 6 Tips Memilih Gendongan untuk Ibu Kurus, Jangan Salah Pilih!

3. Memberikan ASIP

Mulailah dengan menuangkan cup feeder dengan bersembur lembut yang halus di bibir dan lidah bayi. Angkat cangkir dengan lembut sehingga susu mencapai tepi cangkir tetapi tidak masuk ke mulut bayi.

Biarkan Si Kecil "menyeruput" atau menghisap susu dari ujung cup feeder. Lakukan dengan berhati-hati untuk menghindari terjadinya bayi tersedak.

Hindari menekan bibir bawah atau menuangkannya ke dalam mulut. Cobalah untuk merangsang refleks rooting bayi sebelum menyusu.

Ini adalah refleks yang sama dilakukan saat menyusui ASI atau botol susu. Cukup tepuk bibir bawahnya dengan tepi cangkir. Hal tersebut akan membantu memberi sinyal kepada mereka bahwa sudah waktunya makan atau menyusui.

Biarkan bayi menggunakan lidahnya untuk meminum susu dari cup feeder. Hentikan menyusui sesekali untuk membuat bayi bersendawa. Kemudian lanjutkan proses menyusui dengan cup feeder hingga ia kenyang.

Ingat, jangan gunakan cup feeder untuk orang dewasa karena tak sesuai dengan bentuk mulut bayi.

4. Aturan Menggunakan Cup Feeder

aturan menggunakan cup feeder
Foto: aturan menggunakan cup feeder

Foto: Orami Photo Stocks

Perhatikan bayi dengan cermat untuk mencari tahu apakah dia sudah selesai menyusui atau belum. Secara umum, pemberian susu dengan cup feeder tidak boleh lebih dari 30 menit.

Seberapa sering ia minum menggunakan cup feeder dalam sehari akan berbeda setiap kebutuhan ibunya. Bisa saja ada waktu ia lebih memilih menyusu langsung. Itu lebih baik dibandingkan menggunakan cup feeder.

Jika menggunakan pipet dan spuit, cukup semprotkan ASIP ke bagian dalam pipi Si Kecil. Jangan semprotkan ASIP langsung ke tenggorokan karena akan membuat bayi tersedak.

Baca Juga: Si Kecil Punya Ruam Susu? Ini 5+ Cara Mengatasinya dengan Obat Pipi Bayi Kena ASI

Kelebihan Memilih Cup Feeder Dibanding Botol Dot Susu

Kelebihan Memilih Cup Feeder Dibanding Botol Dot Susu
Foto: Kelebihan Memilih Cup Feeder Dibanding Botol Dot Susu (Orami Photo Stock)

Foto: FirstCry Parenting

Salah satu kelebihan dalam menyusui dengan cup feeder adalah menghindari kebingungan puting pada bayi. Bayi bingung puting biasanya mulai terjadi saat bayi diperkenalkan dengan dot atau botol susu.

Karena dot menggunakan mekanisme mengisap yang berbeda dan hanya membutuhkan lebih sedikit usaha jika dibandingkan dengan payudara. Ini yang membuat bayi menolak menyusui.

Lantas apa kelebihan cup feeder dibanding botol susu? Berikut ini kelebihannya:

1. Cup feeder dapat mencegah terjadinya kerusakan pada gigi dan perkembangan yang abnormal

Botol susu diketahui dapat mengubah struktur pertumbuhan gigi dan rahang pada bayi. Mekanisme penghisapan yang berbeda dapat menyebabkan gigi tidak sejajar saat bayi tumbuh.

Hal ini berdampak pada buruknya kinerja fungsi mulut seperti bicara, makan dan bernafas. Karena itu, penggunaan cup feeder dapat membantu mencegah gigi bayi rusak atau berlubang.

2. Mulut bayi lebih aktif dibanding menyusui melalui botol susu

Pemberian susu dengan cup feeder membutuhkan lebih banyak aktivitas Si Kecil untuk mendapatkan ASI.

Saat menyusui, Moms harus mendekatkan cup feeder ke mulut bayi dan memiringkannya hingga ASI menyentuh bibir dan membiarkan bayi menjilatnya dengan lidah ke dalam mulut.

3. Mencegah pemberian asupan susu yang berlebihan

Pemberian susu menggunakan cup feeder dapat mencegah masuknya asupan yang berlebihan dibandingkan dengan botol susu yang mengalir dengan mudah ke mulut bayi.

Ini bermanfaat bagi bayi karena dia dapat mengatur dengan lebih baik asupan dan konsumsi ASI yang dibutuhkannya serta menghindari menyusui secara paksa.

Untuk harga cup feeder sendiri bervariasi, mulai dari Rp20.000 - Rp150.000. Ini tergantung pada ukuran dan bahan dasar pada cup feeder tersebut.

Harganya terbilang lebih terjangkau dibandingkan botol susu bayi pada umumnya. Ini menjadi kelebihan cup feeder lainnya juga, Moms!

Jangan putus asa, Moms, jika si kecil menolak menyusu langsung. Coba dulu cara-cara di atas menggunakan cup feeder. Semoga masalah bingung puting ini segera teratasi, ya!

  • https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-penggunaan-dot-pada-bayi
  • https://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/cup-feeding

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.