27 September 2023

Bagaimana Hukum Memperingati Maulid Nabi? Ini Kata Al-Qur'an

Banyak manfaat yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari
Bagaimana Hukum Memperingati Maulid Nabi? Ini Kata Al-Qur'an

Foto: Orami Photo Stock

Ada banyak ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi yang menjelaskan sejarah hingga makna perayaan ini.

Merayakan Maulid Nabi telah menjadi tradisi bagi umat Muslim di seluruh negara Islam.

Tradisi ini dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal, yang merupakan hari kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi ini bertujuan untuk mengungkapkan kecintaan sekaligus penghormatan umat Muslim kepada junjungan mereka.

Selain itu, momen ini juga dimanfaatkan untuk mengenang perjuangannya dalam menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam.

Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Untuk lebih lengkapnya, yuk simak ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi di bawah ini!

Baca Juga: 150 Caption dan Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW, Catat!

Sejarah Peringatan Maulid Nabi

Al-Qur'an
Foto: Al-Qur'an (Freepik.com/@freepik)

Dikutip dari nu.or.id, Syekh Hasan as-Sandubi, dalam kitabnya Târîkhul Ihtifâl bil Maulidin Nabawi.

Tentang perayaan maulid dari masa Nabi SAW hingga sekarang, bertepatan dengan masa Dinasti Fathimiyah.

Syekh Hasan menegaskan:

لَقَدْ دَلَّنِي البَحْثُ عَلَى أَنَّ الْفَاطِمِيِّيْنَ هُمْ أَوَّلُ مَنْ اِبْتَدَعَ فِكْرَةَ الْاِحْتِفَالِ بِذِكْرَى الْمَوْلِدِ النَّبَوِي

Artinya:

“Sungguh telah menjadi penunjuk kepadaku, pembahasan (di atas), bahwa sungguh Dinasti Bani Fatimah merupakan kelompok pertama yang merealisasikan gagasan perayaan untuk mengingat kelahiran Nabi Muhammad.”

(Hasan as-Sandubi, Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi, [Matba’ah al-Istiqamah, cetakan pertama: 1980], halaman 60-65).

Peringatan Maulid Nabi terus berlanjut dan semakin pesat sampai Dinasti Fatimiyah runtuh.

Kemudian, umat Islam dipimpin oleh ulama-ulama dan kerajaan yang berafiliasi pada Ahlussunnah wal Jamaah.

Perayaan Maulid Nabi SAW terus berlanjut, dan pertama kalinya diperingati oleh Sultan Nuruddin, penguasa Syiria, tahun 511 H.

Sementara dalam catatan Sayyid al-Bakri, disebutkan pelopor kegiatan maulid adalah seorang raja di daerah Irbil, Baghdad, al-Mudzhaffar Abu Sa’id.

Kala itu, peringatan Maulid Nabi dilakukan oleh masyarakat dari berbagai lapisan dengan berkumpul di suatu tempat.

Mereka membaca Al-Qur'an, bersalawat, membaca sejarah singkat perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan ajaran agama Islam.

Catatan tersebut juga tertuang dalam kitab al-Bakri bin Muhammad Syatho, I`anah at-Thalibin, Juz II, halaman 364.

Hukum Memperingati Maulid Nabi

Grebeg Maulud
Foto: Grebeg Maulud (instagram.com/_bani_1505)

Sebelum mengetahui ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi, Moms juga wajib tahu hukum memperingati perayaan ini.

Pasalnya, banyak umat Muslim yang ragu untuk memperingati Maulid Nabi.

Dilansir dari mui.or.id, hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah boleh.

Karena tidak termasuk bi’dah dhalalah (mengada-ada yang buruk) tetapi bid’ah hasanah (sesuatu yang baik).

Tidak ada dalil-dalil yang mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Bahkan jika dipelajari lebih lanjut, justru terdapat dalil-dalil yang memperbolehkannya.

Bid’ah Hasanah merupakan sesuatu yang tidak dilakukan Nabi maupun sahabatnya.

Namun, perbuatan ini memiliki nilai kebaikan dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an maupun Al-Hadis.

Di lain sisi, Bid’ah Dhalalah adalah perbuatan baru dalam agama yang bertentangan dengan Al-Qur’an maupun Al-Hadis.

Kebolehan memperingati Maulid Nabi tentu memiliki argumentasi syar'i yang kuat.

Misalnya, Rasulullah SAW memperingati kelahiran dan penerimaan wahyunya dengan berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu setiap hari Senin.

Hal ini dilakukan sebagai rasa syukurnya atas kelahiran dan awal penerimaan wahyunya.

“Dari Abi Qotadah al-Anshori RA, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari Senin.

Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (H.R. Muslim).

Baca Juga: Khutbah Jumat Bulan Rabiul Awal tentang Maulid Nabi

Ayat Al-Qur'an dan Hadis Tentang Maulid Nabi

Ilustrasi Memanjatkan Doa
Foto: Ilustrasi Memanjatkan Doa (Freepik.com/freepik)

Untuk mendukung pembolehan perayaan maulid nabi, Syekh Muhammad Hisyam Kabbani mengambil dalil berdasarkan bunyi surat Al-Qur'an seperti berikut:

1. Surat Al Anbiya Ayat 107

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn

Artinya:

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

2. Surat Yunus Ayat 58

قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ

Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma'ụn

Artinya:

“Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”

3. Surat Al-Baqarah Ayat 119

اِنَّاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ بِالۡحَـقِّ بَشِيۡرًا وَّنَذِيۡرًا ۙ‌ وَّلَا تُسۡـَٔـلُ عَنۡ اَصۡحٰبِ الۡجَحِيۡمِ

Artinya:

"Sungguh, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka."

Berdasarkan ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi di atas, menegaskan bahwa keberadaan atau kelahiran Rasulullah adalah rahmat bagi seluruh alam.

Jadi, momen tersebut harus disambut gembira oleh umat manusia.

Artinya, jika umat Muslim merayakan momentum kelahiran nabi, kita juga dianggap telah menunjukan rasa syukur atas kehadirannya.

Selain mengacu pada ayat Al-Qur'an peringatan Maulid Nabi juga dijelaskan dalam beberapa hadis, seperti yang dikutip dari NU Online.

4. Hadis Tentang Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi dituliskan dalam sebuah hadis Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, mengatakan:

وَالْحَاصِلُ اَنّ الْاِجْتِمَاعَ لِاَجْلِ الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ اَمْرٌ عَادِيٌّ وَلَكِنَّهُ مِنَ الْعَادَاتِ الْخَيْرَةِ الصَّالِحَةِ الَّتِي تَشْتَمِلُ عَلَي مَنَافِعَ كَثِيْرَةٍ وَفَوَائِدَ تَعُوْدُ عَلَي النَّاسِ بِفَضْلٍ وَفِيْرٍ لِاَنَّهَا مَطْلُوْبَةٌ شَرْعًا بِاَفْرِادِهَا. 

Artinya:

"Bahwa sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi SAW merupakan suatu tradisi dari tradisi-tradisi yang baik, yang mengandung banyak manfaat dan faidah yang kembali kepada manusia, sebab adanya karunia yang besar.

Oleh karena itu, dianjurkan dalam syara’ dengan serangkaian pelaksanaannya. [Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Mafahim Yajibu An-Tushahha, halaman: 340] 

Hadis selanjutnya yang menjelaskan tentang Maulid Nabi adalah yang dituliskan oleh Syekh Hasan:

لَقَدْ دَلَّنِي البَحْثُ عَلَى أَنَّ الْفَاطِمِيِّيْنَ هُمْ أَوَّلُ مَنْ اِبْتَدَعَ فِكْرَةَ الْاِحْتِفَالِ بِذِكْرَى الْمَوْلِدِ النَّبَوِي

Artinya:

“Sungguh telah menjadi penunjuk kepadaku, pembahasan (di atas), bahwa sungguh Dinasti Bani Fatimah merupakan kelompok pertama yang merealisasikan gagasan perayaan untuk mengingat kelahiran Nabi Muhammad.”

(Hasan as-Sandubi, Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi, [Matba’ah al-Istiqamah, cetakan pertama: 1980], halaman 60-65).

Baca Juga: Arti Bela Negara, Tujuan, Nilai Dasar, serta Contoh Sikap dalam Kehidupan Sehari-hari

Hikmah Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi Doa
Foto: Ilustrasi Doa (Freepik.com/rawpixel)

Setelah mengetahui ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi, ternyata ada banyak hikmah dari perayaan ini lho Moms.

Apa saja? Berikut hikmah Maulid Nabi untuk kehidupan sehari-hari:

1. Tholabul Ilmi

Keutamaan memperingati Maulid Nabi merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk selalu menimba ilmu.

Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti ada pengajian, ini adalah momen mengembangkan pengetahuan.

Ketika wasiat takwa disampaikan, dakwah mampu menimbulkan hikmah.

Hikmah memperingati Maulid Nabi ini menjadi semangat tersendiri, hikmah itu kumpulan dari pengalaman hingga dalil.

Ilmu tersebut bisa mengubah berbagai hal, misalnya menaikkan level keimanan, pengetahuan dan kebaikan.

2. Syukur

Keutamaan memperingati Maulid Nabi merupakan kesempatan yang baik bagi umat Islam untuk selalu bersyukur.

Kita merasa bersyukur atas hadirnya Nabi Muhammad SAW di muka Bumi ini.

Semua itu terekam baik dalam Al-Qur’an dan hadis serta sunahnya, dan kabar dari para sahabat.

Baca Juga: 3 Universitas Swasta di Semarang yang Murah dan Terakreditasi A dan B

3. Memuji

Fakta di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat luar biasa.

Ini bisa menjadi salah satu alasan selalu memujinya sebagai keutamaan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT dalam hadis Qudsi berfirman:

“Kalau bukan karena kamu Muhammad, Aku tidak menciptakan alam raya”.

Bahkan, Allah SWT itu menyatakan pentingnya sosok Nabi Muhammad SAW sebagai figur umat manusia.

4. Teladan

Keutamaan memperingati Maulid Nabi merupakan upaya untuk memahami teladannya.

Cara yang baik untuk bertakwa kepada Allah SWT.

Beliau adalah sosok ayah paling baik, menyayangi keluarga, dan tidak pernah marah.

Bisa menjadi pemimpin yang sangat adil dan guru yang bijak.

Dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki jaminan masuk surga karena akhlaknya yang mulia.

Memperingati Maulid Nabi dapat mengingat-ingat sosok Nabi untuk berusaha menirunya.

Baca Juga: 9 Inspirasi Keramik Dinding Dapur Motif Kotak yang Lagi Tren

Itu dia Moms ayat Al-Qur'an tentang Maulid Nabi hingga hikmah di balik perayaan ini. Semoga penjelasan di atas, menambah ilmu buat kita ya!

  • https://mui.or.id/tanya-jawab-keislaman/28387/apakah-hukum-memperingati-maulid-nabi-muhammad-saw/
  • https://nu.or.id/sirah-nabawiyah/peringatan-maulid-nabi-dari-masa-rasulullah-hingga-sekarang-rkxKE

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.