BAB Bayi Berbusa, Ini Penyebab hingga Cara Mengatasinya
BAB bayi berbusa sering kali menjadi kekhawatiran bagi para orang tua, terutama jika dialami oleh bayi yang baru lahir.
Feses normal orang dewasa biasanya padat dan berwarna cokelat, namun bentuk feses pada bayi bisa jauh berbeda.
Penting untuk terus memantau kondisi ini, karena BAB bayi berbusa bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan.
Baca Juga: Begini Warna dan Tekstur BAB Bayi saat Sedang Terkena Diare
Normalkah BAB Bayi Berbusa?
Bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium atau zat berwarna hitam yang lengket pada beberapa hari pertama setelah lahir.
Setelah sekitar tiga hari, feses bayi yang baru lahir berubah menjadi lebih ringan dan encer.
Feses bayi yang disusui biasanya lebih encer karena mereka menyerap zat padat di ASI, sementara bayi yang diberi susu formula, fesesnya lebih seperti pasta.
Perubahan pola makan, seperti beralih dari ASI ke MPASI atau mengubah jenis susu formula, dapat menyebabkan perubahan bentuk dan konsistensi feses, termasuk BAB bayi berbusa.
Mengutip Healthline, saat bayi Moms mulai makan makanan padat, Moms mungkin melihat potongan kecil makanan di feses mereka.
Perubahan pola makan ini juga dapat mengubah frekuensi buang air besar bayi Moms setiap harinya.
Baca Juga: Bayi Tidak Buang Air Besar: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Penyebab BAB Bayi Berbusa
BAB bayi berbusa sering kali disebabkan oleh beberapa faktor, seperti ketidakseimbangan kandungan ASI, reaksi terhadap makanan, infeksi, sindrom iritasi usus besar, gangguan malabsorpsi, dan kondisi pankreatitis.
Berikut ini adalah beberapa penyebab BAB bayi berbusa dan juga cara menanganinya.
1. Ketidakseimbangan Kandungan ASI
Menyusui adalah cara paling efektif untuk memastikan kesehatan bayi.
ASI terdiri dari dua bagian, foremilk dan hindmilk. Foremilk keluar di awal proses menyusui dan diikuti oleh hindmilk yang lebih kaya lemak.
Bayi yang menerima banyak foremilk mungkin kesulitan mencerna laktosa dengan benar, menyebabkan perubahan feses seperti BAB berbusa.
Untuk mengatasi ini, pastikan bayi mendapatkan cukup hindmilk dengan menyusui lebih lama di satu payudara sebelum beralih ke payudara lain.
Baca Juga: BAB Bayi Berlendir: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
2. Adanya Infeksi
Infeksi bakteri, parasit, atau virus dapat menyerang saluran pencernaan, menyebabkan feses berbusa.
Infeksi ini bisa terjadi setelah bayi mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.
Medical News Today menyebutkan gejala infeksi lain termasuk kelelahan, kembung, mual, dan penurunan berat badan.
Segera konsultasikan dengan dokter jika ada indikasi infeksi pada bayi.
Diperlukan waktu beberapa minggu untuk meredakan gejala infeksi ini pada bayi Moms.
Baca Juga: Bayi 1 Bulan Susah BAB tapi Kentut Terus? Ini Kata Dokter
3. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
IBS dapat menyebabkan kram, perut penuh gas, kembung, diare, dan sembelit.
Meskipun lebih umum terjadi pada anak-anak yang lebih besar atau dewasa, kondisi ini juga bisa mempengaruhi bayi.
Perubahan pola makan dan gaya hidup serta pengobatan tertentu dapat membantu mengelola gejala IBS.
Baca Juga: 11 Obat Diare Bayi MPASI, dari Pisang hingga Bayam!
4. Gangguan Malabsorpsi
Malabsorpsi terjadi ketika tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan efektif.
Penyebabnya bisa bervariasi, termasuk penyakit Celiac atau intoleransi makanan tertentu.
Gejala malabsorpsi termasuk feses berbusa, sakit perut, muntah, penurunan berat badan, dan perlambatan pertumbuhan.
Moms bisa konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
5. Kondisi Pankreatitis
Pankreatitis atau peradangan pankreas bisa menyebabkan feses berbusa. Gejalanya termasuk sakit perut, muntah, mual, dan diare.
Pankreatitis dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat-obatan, trauma pada perut, dan kondisi medis tertentu.
Diagnosis dan perawatan yang tepat oleh dokter sangat penting.
Cara Mengatasi BAB Bayi Berbusa
Untuk mengatasi BAB bayi berbusa, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:
1. Pastikan Bayi Mendapatkan Asupan Hindmilk yang Cukup
Hindmilk mengandung lebih banyak lemak dan nutrisi yang dibutuhkan bayi.
Menyusui lebih lama di satu payudara sebelum beralih ke payudara lain dapat memastikan bayi mendapatkan cukup hindmilk.
2. Mengganti Susu yang Sesuai
Jika bayi diberi susu formula, gantilah dengan susu formula hypoallergenic yang dirancang khusus untuk bayi dengan alergi atau intoleransi terhadap susu sapi.
3. Perhatikan Pola Makan Bayi
Jangan terlalu sering memberi makan bayi untuk menghindari konsumsi laktosa berlebihan.
Perhatikan juga makanan yang dikonsumsi oleh ibu jika bayi masih dalam masa menyusui untuk menghindari makanan yang dapat menyebabkan alergi atau intoleransi pada bayi.
Baca Juga: Penyebab Bayi Batuk Sampai Muntah Menurut Dokter Anak
Kapan Harus ke Dokter?
Jika bayi mengalami feses berbusa, Moms perlu waspada dan mempertimbangkan untuk membawa bayi ke dokter dalam beberapa kondisi tertentu:
- Dehidrasi: Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, menangis tanpa air mata, atau popok kering selama lebih dari 6 jam.
- Demam: Bayi yang mengalami demam tinggi bersamaan dengan feses berbusa.
- Penurunan Berat Badan: Bayi mengalami penurunan berat badan atau tidak ada peningkatan berat badan yang seharusnya.
- Muntah Berlebihan: Bayi muntah terus-menerus dan tidak bisa menahan cairan.
- Lesu dan Lemas: Bayi tampak sangat lemas, lesu, atau tidak responsif.
- Darah dalam Feses: Terdapat darah dalam feses bayi.
- Rewel Berlebihan: Bayi sangat rewel dan sulit ditenangkan.
- Tidak Mau Menyusu: Bayi menolak untuk menyusu atau makan.
- Feses Berbau Busuk: Feses memiliki bau yang sangat tidak biasa atau menyengat.
- Feses Berwarna Aneh: Feses berwarna sangat pucat atau putih.
Gejala-gejala ini dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius seperti infeksi usus atau gangguan pencernaan lainnya yang memerlukan perhatian medis segera.
Penting untuk memantau kondisi bayi dengan cermat dan berkonsultasi dengan dokter jika terdapat kekhawatiran.
Itulah informasi mengenai penyebab dan cara mengatasi BAB bayi berbusa.
Pastikan untuk selalu memantau kondisi bayi dan berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran mengenai kesehatan bayi.
Dengan penanganan yang tepat, Moms dapat memastikan kesehatan dan kenyamanan Si Kecil tetap terjaga.
- https://www.vinmec.com/en/news/health-news/pediatrics/is-it-dangerous-for-a-baby-to-have-foamy-stools/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.