Bayi yang Lahir Caesar Cenderung Miliki Berat Badan Berlebih?
Atas dasar beberapa alasan medis, baik kondisi fisik maupun kesehatan calon ibu, dewasa ini caesar memang lebih banyak diminati oleh sebagian besar ibu hamil yang akan segera melahirkan. Akan tetapi, benarkah jika bayi yang lahir caesar cenderung memiliki berat badan berlebih?
Bayi yang Lahir Caesar Meningkatkan Kemungkinan Obesitas Anak
Penelitian dari University of Alberta menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan secara caesar dapat meningkatkan kemungkinan obesitas di usia anak-anak.
Dr Kozyrzkyj menemukan bahwa pada ibu dengan obesitas, bayi yang dilahirkan melalui metode vaginal tiga kali lebih mungkin memiliki berat badan berlebih saat berusia tiga bulan. Sedangkan bayi yang lahir melalui operasi caesar lima kali lebih berisiko.
Penelitian ini menyurvei lebih dari 930 wanita dan bayi berusia tiga bulan, termasuk melihat jenis serta jumlah bakteri yang berbeda pada sang bayi. Studi ini menunjukkan kelahiran melalui saluran vagina berarti kemungkinan obesitas anak lebih rendah.
Akan tetapi, beberapa operasi caesar tidak dapat dihindari, untuk itu Dr Kozyrskyj menyarankan proses menyusui sebagai cara efektif untuk membantu menghentikan kemungkinan obesitas pada bayi.
Baca Juga : Minum Susu dari Botol Sebabkan Bayi Obesitas?
Kelahiran Caesar Mempengaruhi Kemampuan Metabolisme Bayi
Profesor Neena Modi dari Departemen Kedokteran di Imperial College London, sekaligus peneliti senior dalam studi yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, mengatakan bahwa ada alasan bagus mengapa caesar mungkin menjadi pilihan terbaik bagi sebagian ibu dan bayi.
Salah satunya adalah karena operasi caesar dapat membantu menyelamatkan hidup ibu dan bayinya. Namun, ia juga mengingatkan mengenai pengaruh jangka panjang dalam memberikan saran terbaik bagi ibu hamil yang mempertimbangkan untuk melahirkan secara caesar.
Hasil studi yang dilakukan oleh Profesor Neena Modi bersama peneliti Imperial College London lainnya, menunjukkan bahwa bayi yang lahir secara caesar lebih mungkin mengalami obesitas di kemudian hari.
Meskipun demikian, Profesor Neena Modi juga mengatakan bahwa ia bersama rekan peneliti lainnya saat ini masih perlu menentukan apakah obesitas yang dimaksud adalah hasil dari operasi caesar atau penyebab lainnya.
Sementara itu, Dr Matthew Hyde yang juga turut terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa ada mekanisme yang masuk akal dimana operasi caesar mungkin mempengaruhi berat badan bayi di kemudian hari.
Jenis bakteri yang sehat di usus berbeda pada bayi lahir melalui operasi caesar dan vaginal, yang dapat berdampak luas pada kesehatan. Selain itu, proses kelahiran bayi secara vaginal diduga mempengaruhi gen yang aktif dan hal tersebut memiliki efek jangka panjang terhadap metabolisme sang bayi.
Obesitas Pada Bayi Lahir Caesar Berkaitan Dengan Mikrobiota
Bayi yang lahir dari ibu dengan obesitas, baik secara vaginal maupun caesar, lebih mungkin memiliki berat badan berlebih dibandingkan bayi yang lahir secara normal dari ibu dengan berat badan normal.
Selain proses kelahiran, kehadiran mikrobiota di usus bayi diduga melatarbelakangi hubungan antara status obesitas ibu dan bayi, terutama pada bayi yang dilahirkan secara caesar. Sebagaimana hasil studi Hein M. Tun, DVM, PhD, dari Departemen Pediatrics, University of Alberta, bersama rekan-rekannya yang diterbitkan secara online di JAMA Pediatrics.
Dalam studi tersebut mereka mengidentifikasi efek tidak langsung bakteri Lachnopiraceae dari feses bayi dengan berat badan berlebih, dengan usia 3,7 bulan dan lahir dari ibu dengan obesitas setelah persalinan secara vaginal maupun caesar.
Dari hasil studi tersebut, mereka menetapkan bahwa indeks masa tubuh maternal (BMI) dan kelahiran caesar mempengaruhi komposisi komunitas mikroba pada bayi dengan berat badan berlebih.
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.