Baby-Led Weaning, Metode Memberikan MPASI Bayi, Perlukah Dicoba?
Banyak yang berpendapat, bayi di bawah setahun lebih baik diberi bubur nasi saja untuk sehari-hari.
Soalnya, makanan sejenis nasi atau serelia memang tidak buruk bagi bayi, tapi dapat membatasi nutrisi yang diterimanya.
Selain itu dapat juga menyebabkan mereka pilih-pilih makanan.
Ternyata, tidak begitu ceritanya! Penelitian terkini menjelaskan, kalau bayi tidak masalah diberi sumber karbohidrat lain selain nasi.
Bahkan kalau Moms menerapkan metode MPASI baby-led weaning, kita bisa mengenalkan berbagai makanan, seperti potongan brokoli, bahkan makanan keluarga, sejak si kecil mulai pertama mengonsumsi MPASI.
Baca Juga: Ini 4 Manfaat Beras Merah sebagai MPASI
Apa Itu Baby-Led Weaning itu?
Foto: Orami Photo Stocks
Singkatnya, teknik ini melompati tahap pemberian sendok dan membuat makanan bayi menjadi urusannya sendiri sejak awal.
“Makanan padat pertama harus berupa makanan jari yang dapat diberikan makan bayi Anda sendiri,” kata Krista Yoder Latortue, ahli diet terdaftar yang berspesialisasi dalam nutrisi anak.
Menurutnya, BLW mendorong bayi untuk mengeksplorasi apa yang mereka makan.
Selain bisa mencicipi sendiri macam-macam makanan, bayi juga memiliki semangat untuk mencoba banyak makanan sehat.
Jenis makanan yang sesuai untuk baby-led weaning adalah finger food, yaitu makanan apapun yang dapat ‘dicomot’ oleh tangan mungil si bayi.
“Baby-led weaning ini menekankan pada kemampuan anak untuk mengunyah makanan yang agak padat. Anak biasanya makin bersemangat untuk makan sendiri apabila ia melihat piring dan makanan kesukaannya telah terhidang,” kata Ashley Bufe, MD, seorang dokter anak di Decatur, GA.
Risikonya? Berantakan di mana-mana.
Tapi, demi perkembangan anak, apa yang tidak kita lakukan sebagai orang tua?
Baca Juga: 3 Resep MPASI Pertama Untuk Bayi 6 Bulan
BLW dan Gigi
Foto: Orami Photo Stocks
Meski dinilai baik, ada beberapa hal yang bisa menjadi risiko metode baby-led weaning (BLW).
Sebab, ada kecenderungan anak yang diberikan MPASI dengan BLW akan mengalami kekurangan zat besi, yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang yang optimal.
Dan, hal ini yang menjadi perhatian drg Andria Diarti SpKGA, spesialis kedokteran gigi anak.
“Kemampuan mengunyah makanan sangat terkait dengan pertumbuhan gigi, sehingga pengenalan makanan padat pertama pada anak sebaiknya dimulai dengan makanan lumat,” ujarnya.
Meskipun gigi sulung muncul di usia 6 bulan, sebenarnya proses pertumbuhan gigi sudah dimulai sejak usia kehamilan 6 minggu dan pembentukan email gigi sulung dimulai sejak usia kehamilan 14 minggu.
Kecukupan gizi sangat berdampak pada pembentukan rahang dan gigi kelak.
“Ketika pemberian makan dengan metode BLW menyebabkan kekurangan nutrisi tentu berdampak pada pertumbuhan gigi,” ujar drg. Andria.
Di satu sisi, memang ada dampak positif metode BLW yakni pemberian makanan bertesktur dapat merangsang pertumbuhan gigi karena menguatkan otot-otot pengunyahan dan menstimulasi lengkung rahang bertumbuh.
Dengan lengkung gigi bertambah, maka tempat tumbuh gigi semakin lebar sehingga gigi mudah tumbuh.
Namun, tetap harus diperhatikan kebutuhan nutrisi agar gigi tumbuh optimal dan sempurna.
Terutama untuk kebutuhan kalsifikasi makhota gigi yang membutuhkan zat gizi terutama kalsium.
So, jika memang ingin menggunakan metode BLW, coba konsultasikan dulu ke dokter anak. Biar Moms makin yakin, dan bisa memaksimalkan manfaatnya.
Baca Juga: 3 Resep MPASI Pertama Untuk Bayi 6 Bulan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.