5 Gejala Tekanan Darah Tinggi pada Anak serta Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahannya
Tak hanya menyerang orang dewasa, ternyata hipertensi juga dapat menyerang anak. Darah tinggi pada anak menandakan ada masalah kesehatan yang mengganggunya.
Bahkan kini setiap harinya, kasus darah tinggi pada anak kian bertambah jumlahnya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian hipertensi pada anak dapat berkisar 1-2%.
Lantas, apa sajakah yang menjadi faktor pemicu hal ini terjadi?
Nah, untuk membantu keraguan yang dialami para Moms, kita langsung tanya kepada ahlinya saja, yuk!
Adapun tema "Expert Room" kali ini tentang hipertensi pada anak yang akan dijawab dan dijelaskan langsung oleh seorang dokter yang ahli di bidangnya.
Dokter Spesialis Anak RSIA Bina Medika, dr. Marissa T. S. Pudjiadi, Sp.A, akan menjelaskan terkait serba-serbi hipertensi pada Si Kecil. Yuk, simak bersama, Moms!
Baca Juga: 16 Penyebab Mudah Mengantuk, Bisa Jadi Kondisi Kronis!
Gejala Darah Tinggi pada Anak
Tekanan darah tinggi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala.
Namun, tanda dan gejala yang mungkin mengindikasikan Si Kecil mengalami tekanan darah tinggi meliputi:
- Kejang
- Muntah
- Nyeri dada
- Detak jantung cepat atau berdebar (palpitasi)
- Sesak napas
Selain beberapa gejala di atas, terdapat pula beberapa gejala yang hadir ketika kondisi tekanan darah pada tubuh anak semakin buruk, seperti:
1. Sakit Kepala
Meskipun Sakit kepala bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit, tapi jika kondisi tekanan darah yang semakin memburuk Si Kecil kerap merasakan sakit kepala yang luar biasa.
Jika Si Kecil mengalami sakit kepala dengan sensasi berputar, Moms harus waspada karena bisa jadi itu merupakan gejala tekanan darah tinggi pada anak.
2. Sesak Napas
Tekanan darah yang terlalu tinggi juga akan memengaruhi pembuluh darah yang berada di jantung dan paru-paru.
Alhasil, jika Si Kecil memiliki hipertensi yang kronis bisa merasakan sesak napas.
Selain sesak napas, gejala lain yang timbul biasanya jantung berdebar-debar, kelelahan, perut tampak membesar dan terasa begah, serta bengkak di bagian kaki.
3. Wajah yang Memerah
Jika wajah Si Kecil terlihat memerah tiba-tiba, bisa jadi itu gejala tekanan darah tinggi pada anak.
Kondisi ini terjadi secara mendadak ketika tubuh merespon kondisi tertentu, seperti terpapar sinar matahari, makanan pedas, angin, ataupun udara dingin.
4. Seringkali Telinga Terasa Berdengung
Gejala tekanan darah tinggi pada anak yang paling sering muncul ialah telinga berdengung.
Meskipun dengungan ini bisa hilang dengan sendirinya, tetapi kondisi seperti ini bisa membuat Si Kecil tidak nyaman.
Ketika berada di ruangan yang sepi, suara dengungan ini akan semakin terasa, Moms.
Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah utama yang berada dekat telinga berkurang elastisitasnya.
Baca Juga: 5 Penyakit Keturunan dari Ayah ke Anak, Wajib Tahu!
5. Waspadai Bercak Merah pada Mata
Bercak merah atau perdarahan subkonjungtiva merupakan kondisi di mana adanya bayang-bayang atau bercak yang dibentuk oleh mata.
Jika Si Kecil mengalami kondisi yang satu ini, maka Moms sebaiknya segera membawanya ke dokter mata untuk diperiksa saraf optik matanya.
Apabila dibiarkan, mata akan terasa mengganjal dan menyebabkan penglihatan Si Kecil menjadi tidak nyaman.
Segera konsultasikan ke dokter apabila Si Kecil mengalami salah satu gejala di atas ya, Moms.
Penyebab Darah Tinggi pada Anak
Anak dengan hipertensi memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk mengalami darah tinggi saat dewasa nanti.
Hal ini jika dibandingkan dengan anak yang memiliki tekanan darah normal
Nah, berikut berbagai penyebab seorang anak bisa mengalami darah tinggi:
1. Faktor Keturunan
Hipertensi esensial atau sering disebut hipertensi primer, ini adalah jenis darah tinggi yang sering dijumpai pada anak.
"Keturunan atau genetik menjadi salah satu faktor penyebabnya," jelas dr. Marissa T. S. Pudjiadi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RSIA Bina Medika.
Jika orang tua memiliki riwayat darah tinggi, anak pun bisa juga mengalaminya.
Pada umumnya tekanan darah pada anak-anak akan berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya.
Sejumlah ahli menyarankan agar balita mulai rutin menjalani pemeriksaan tekanan darah ketika ia menginjak usia 3 tahun.
2. Obesitas
Si Kecil memiliki berat badan berlebih? Tentu ini jadi salah satu pemicu hipertensi pada anak selanjutnya.
Obesitas selama masa kanak-kanak dapat membahayakan tubuh dalam berbagai cara.
Anak-anak yang mengalami obesitas lebih cenderung memiliki risiko penyakit seperti:
- Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
- Penyakit kardiovaskular
- Diabetes tipe 2
- Gangguan toleransi glukosa
- Resistensi insulin
Mengonsumsi terlalu banyak kalori serta faktor hormon yang tidak seimbang juga memicu terjadinya obesitas.
Baca Juga: 12 Penyebab Terlambat Haid, Tidak Selalu Karena Hamil Lho
3. Kelainan Penyakit
Sebenarnya hipertensi pada anak atau balita bisa disebabkan oleh kelainan sekunder atau ada penyakit yang menyertai sebelumnya.
Penyakit penyerta tersebut antara lain:
- Hipertiroid
- Conn’s Syndrome (pertumbuhan tumor jinak pada kelenjar adrenal)
- Hiperaldosteron (hilangnya kalium dalam jumlah besar dan memicu peningkatan natrium)
- Kelainan fungsi ginjal
Melansir John Hopkins Medicine, efek samping dari obat-obatan tertentu juga memicu darah tinggi sejak usianya yang masih dini.
Komplikasi Darah Tinggi pada Anak
Anak-anak yang memiliki tekanan darah tinggi cenderung beriskiko tinggi mengalami berbagai masalah kesehatan.
Jika hipertensi pada anak berlanjut hingga dewasa, ia dapat berisiko:
- Stroke
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Penyakit ginjal
Penyakit kardiovaskular juga salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh mereka yang memiliki hipertensi.
Diagnosis Darah Tinggi pada Anak
Untuk mengetahui apakah Si Kecil memiliki kondisi darah tinggi, orang tua harus rutin mengukur tekanan darah sekali setahun, idealnya pada setiap pertemuan perawatan kesehatan.
Jika tekanan darah anak berada di atas persentil ke-90, pengujian harus diulang tiga kali, idealnya dengan auskultasi manual.
Tetapi jika rata-rata dari ketiga pengukuran ini berada atau di atas persentil ke-95, Si Kecil harus mendapatkan perhatian medis yang lebih serius dari dokter.
Hal ini dikarenakan jika angka memiliki tekanan darah di atas persentil 90, kemungkina ia mengalami prahipertensi dan berisiko terkena hipertensi.
Moms juga dapat membawa ke dokter jika Si Kecil memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, seperti:
- Kelahiran prematur
- Berat badan lahir rendah
- Penyakit jantung bawaan
- Masalah ginjal tertentu
- Obesitas
Selain beberapa kondisi yang telah disebutkan, Moms juga dapat mengunjungi dokter ketika anak menunjukkan satu atau dua gejala dari darah tinggi dalam waktu berulang.
Ketika berkonsultasi bersama dokter, umumnya dokter akan menentukan dari penyebab yang mendasarinya dan memberikan obat penurun tekanan darah.
Baca Juga: Mengenal Busung Lapar, Kondisi Akibat Gizi Buruk pada Anak
Cara Pengobatan Darah Tinggi pada Anak
Para peneliti masih berusaha menentukan cara yang paling efektif untuk mengobati tekanan darah tinggi pada anak-anak.
Namun, umumnya pengobatan darah tinggi pada anak-anak tidak jauh berbeda dengan pengobatan darah tinggi pada orang dewasa.
Moms hanya perlu mendiskusikan dengan dokter anak untuk menemukan rencana perawatan mana yang paling sesuai untuk kondisi Si Kecil.
Berikut ini beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi darah tinggi pada anak.
1. Terapkan Pola Makan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)
Langkah pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi darah tinggi pada anak adalah mengikuti arahan diet dari dokter.
Rencana diet ini akan memfokuskan untuk mengonsumsi lebih sedikit lemak serta makan lebih banyak buah, sayuran segar dan makanan gandum.
Selain itu, fokus pada diet ini juga bertujuan untuk membatasi asupan garam yang dapat membantu menurunkan tekanan darah anak.
2. Perhatikan Berat Badan Anak
Salah satu risiko yang meningkatkan tekanan darah tinggi pada anak adalah anak yang kelebihan berat badan.
Mengikuti rencana makan DASH dan berolahraga secara teratur dapat membantu anak menurunkan berat badan.
Dengan begitu, Moms disarankan untuk meminta panduan dokter anak untuk membantu menetapkan tujuan untuk menurunkan berat badan.
3. Obat-obatan
Untuk mengatasi tekanan darah pada anak, dokter akan menentukan dari penyebab yang mendasarinya.
Bila Si Kecil mengalami hipertensi karena penyakit, biasanya akan diberikan obat-obatan khusus.
Pemberian obat ini dilakukan jika tekanan darah tinggi anak parah atau tidak berubah seiring perubahan gaya hidup.
Dengan begitu dokter mungkin akan meresepkan obat. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi meliputi:
- Diuretik untuk mengurangi jumlah cairan dalam darah
- ACE inhibitor, alpha-blocker, dan calcium channel blocker membantu menjaga pembuluh darah agar tidak mengencang
- Beta-blocker mencegah tubuh membuat hormon adrenalin
Cara Mencegah Darah Tinggi pada Anak
Berikut ini beberapa cara mencegah anak mengalami hipertensi. Apa saja?
1. Kurangi Asupan Lemak Tinggi
Pada umumnya, tidak ada suatu makanan atau minuman yang secara langsung memicu kenaikan tekanan darah.
"Tetapi, bila dikonsumsi dalam jangka panjang, makanan tersebut dapat memicu hipertensi pada anak," jelas dr. Marissa.
Salah satunya dengan menghindari makanan tinggi lemak.
Mengonsumsi makanan tinggi lemak dengan tidak seimbang dapat menyebabkan darah tinggi, lho!
2. Hindari Asupan Garam
Mengatasi hipertensi pada anak selanjutnya dengan membatasi makanan yang terlalu asin.
Menurut dokter Marissa, garam menyebabkan cairan berlebih pada tubuh dan berujung pada peningkatan tekanan darah.
Jenis camilan yang mengandung garam adalah keripik kentang, kulit ayam, gorengan, dan makanan cepat saji lainnya.
Baca Juga: Simak Tanda Si Kecil Menderita Rabun Jauh!
3. Olahraga Teratur
Bila penyebab hipertensi pada anak karena darah tinggi esensial, perubahan pola hidup harus dilakukan.
Anak malas bergerak? Yuk, ajak Si Kecil berolahraga secara teratur meski di rumah saja, Moms!
Berbagai olahraga sederhana bisa dilakukan agar anak aktif bergerak. Mulai dari senam aerobik, bermain bola, ataupun jogging.
Setidaknya, lakukan olahraga 3 kali sehari dengan mininal waktu 30 menit, ya.
4. Pola Makan Sehat
Kenalkan Si Kecil dengan varian menu makan sehat, yuk! Hal ini meliputi sayur-sayuran dan juga aneka buah.
Mayo Clinic menyebutkan, makanan kaya kalium dapat mengatasi hipertensi pada anak.
Sumber makanan dengan kalium terbaik seperti:
- Kacang-kacangan
- Ubi jalar
- Buah bit
- Kentang
- Bayam
- Tomat dan jeruk
Jika hipertensi pada anak tidak segera diatasi, akan berdampak pada kerusakan organ tubuh di masa akan datang.
Untuk itu, mulai sekarang terapkan gaya hidup sehat pada anak sejak usia dini, ya.
5. Pemeriksaan Rutin Tekanan Darah
Dalam beberapa kasus, tekanan darah tinggi pada anak tidak disertai dengan gejala.
Maka, salah satu langkah pencegahan darah tinggi pada anak adalah perlunya melakukan pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan rutin perlu dilakukan guna mengetahui tekanan darah pada Si Kecil secara lebih tepat.
Apalagi jika Si Kecil memiliki kecenderungan mendapatkan penyakit tekanan darah karena riwayat keluarga.
Dengan mengetahuinya lebih dini, orang tua akan mengerti pengobatan jenis apa yang harus mereka pilih untuk kesehatan Si Kecil.
Baca Juga: Serba-serbi Biduran pada Anak
Nah, itu dia Moms, penjelasan dari ahli terkait serba-serbi tekanan darah tinggi pada Si Kecil.
Apabila Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak terdekat ya!
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/hipertensi-pada-anak
- https://www.hopkinsallchildrens.org/ACH-News/General-News/High-Blood-Pressure-in-Teens
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure-in-children/symptoms-causes/syc-20373440
- https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/hypertension-in-children
- https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-hypertension#treatment
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/high-blood-pressure-hypertension/pediatric-hypertension
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.