30 Agustus 2024

9 Ragam Motif Batik Pekalongan dan Makna Filosofinya

Batik Pekalongan jadi favorit mayoritas masyarakat Indonesia

Batik menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang tak boleh dilupakan. Ada beragam motif, dan salah satu yang perlu diketahui adalah batik Pekalongan.

Tak lagi dianggap kuno, batik saat ini telah menjadi ikon fashion baru dalam busana Tanah Air, lho.

Keindahan dan arti filosofis di dalamnya tak heran jika ini ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural) sebagai warisan budaya.

Yuk, ketahui bersama beragam motif dan filosofi dari batik Pekalongan, Moms!

Baca Juga: Batik Jumputan (Tie Dye): Sejarah dan Cara Pembuatannya

Karakteristik Batik Pekalongan

Filofosi Batik Pekalongan
Foto: Filofosi Batik Pekalongan (Freepik.com)

Berikut filosofi batik Pekalongan dan ciri khas dari setiap motif serta corak pada kainnya:

1. Identik Berwarna Cerah

Warna menjadi salah satu unsur yang paling terlihat dari sebuah batik.

Batik Pekalongan identik memiliki warna cerah dan "nyentrik" di setiap lembar kainnya.

Beberapa warna umum yang sering kita jumpai dari hasil pengrajin Batik Pekalongan, seperti:

  • Merah muda
  • Salem
  • Biru
  • Hijau
  • Kuning
  • Jingga

Filosofis dari warna-warna ini memberikan nuansa ketenangan pada dalam diri si pemakai.

Sangat cocok untuk dikenakan orang Indonesia dengan kulit yang cenderung berwarna sawo matang.

Ini juga memberikan kesan warna kulit yang terlihat lebih cerah, lho.

Baca Juga: Batik Semarang: Sejarah, Motif, dan Pusat Grosir Batik Terpopuler

2. Terinspirasi dari Flora dan Fauna

Melansir indonesiakaya.com, batik Pekalongan setiap motifnya mengandung filosofi dari keindahan flora dan fauna di Indonesia.

Terbilang, salah satu warisan budaya yang mengalami perubahan berdasarkan zaman.

Saat masa kependudukan Jepang, motif batik ini identik dengan motif layaknya kimono Jepang.

Kemudian, pada tahun 1960-an mulai berkembang motif peristiwa alam seperti tsunami.

Budaya yang beragam diserap masyarakat lokal dan dituangkan dalam helaian motif batik.

Bahkan, batik Pekalongan juga mendapat pengaruh dari budaya India, Tiongkok, Belanda, dan Arab.

3. Corak dan Motif

Selain dari warna, motif dan corak batik juga memberikan arti filosofis. Batik Pekalongan khas dengan motif pada kain yang membentuk garis-garis tegas.

Garis-garis ini biasanya akan menghasilkan corak seperti bunga-bunga kecil dan dedaunan. Sehingga memperlihatkan bentuk yang lebih nyata dan 'hidup'.

Ini menjadi salah satu motif yang membuat batik ini terlihat unik.

Motif yang terbilang cukup ramai dan padat ini menjadikan tambahan daya tarik tersendiri pada batik Pekalongan.

Baca Juga: 7 Keunikan Pakaian Adat Baduy, Identik Berwarna Gelap untuk Baduy Luar

4. Sentuhan Modern

Meskipun mempertahankan elemen-elemen tradisionalnya, Batik Pekalongan juga dapat mengadopsi sentuhan modern dalam desainnya.

Ini bisa termasuk penggunaan motif-motif yang lebih kontemporer atau eksperimen dengan teknik dan warna.

Beberapa desainer batik Pekalongan telah menciptakan motif-motif baru yang lebih modern dan kontemporer.

Misalnya, menggabungkan elemen-elemen abstrak, geometris, atau floral dengan gaya yang lebih modern, menciptakan tampilan yang lebih segar dan aktual.

Aneka Motif Batik Pekalongan

Batik Pekalongan memiliki berbagai motif dan model yang menarik perhatian masyarakat.

Berikut beberapa jenis motif serta filosofi di baliknya. Simak, Moms!

1. Motif Batik Semen

Motif Semen Batik Pekalongan
Foto: Motif Semen Batik Pekalongan (Gpswisataindonesia.info)

Melansir dari situs kebudayaan Riverspace, motif semen menjadi salah satu khas klasik model batik daerah Pekalongan.

Terlihat mirip dengan motif semen dari batik Jogja dan Solo, namun ada perbedaan yang cukup menonjol.

Batik asal Pekalongan ini memiliki karakter yang khas yakni didominasi dengan garis-garis dekoratif di helaian kainnya.

Gambar yang ditonjolkan berupa pola tumbuhan, pepohonan, serta aneka macam hewan.

Sebenarnya filosofi motif semen berasal dari nama Ramawijayana, yakni terdiri dari 8 nasihat di dalamnya, antara lain:

  • Bayu Brata: Mengandung arti leluhur yang digambarkan dengan unsur burung.
  • Dhanaba Brata: Memberi arti kesejahteraan masyarakat yang digambarkan dengan unsur bintang.
  • Agnibrata: Arti kekuatan untuk melawan musuh yang digambarkan dengan unsur lidah api.
  • Pasabrata: Berarti mulia tetapi berbahaya bagi yang mengabaikan yang digambarkan dengan kapal air.
  • Sasi Brata: Merupakan watak rembulan yang bersifat kesuksesan dan keberuntungan dengan ornamen binatang.
  • Suryabrata: Karakter seseorang yang tabah dan digambarkan dengan garuda.
  • Endar Brata: Pemberi kemakmuran dan pelindung dunia yang digambarkan dengan pohon hayat.

Apakah Moms salah satu yang menyukai dengan motif semen satu ini?

Baca Juga: 10 Budaya Jakarta yang Wajib Diperkenalkan pada Anak

2. Kekayaan Alam Tujuh Rupa

Batik Tujuh Rupa
Foto: Batik Tujuh Rupa (Tagar.id)

Ingin memakai batik Pekalongan dengan motif yang tabrak warna? Yuk, pilih motif 7 rupa, Moms!

Motif 7 rupa ini identik dengan filosofi yang sangat 'indah' dalam proses pembuatannya.

Corak dari batik ini mengandung kekayaan alam dari wisata alam Pekalongan yang digambarkan dalam 7 motif yang berbeda.

Pada umumnya gambar yang termuat dalam motifnya adalah berupa tumbuh-tumbuhan dan beragam jenis hewan.

Perpaduan warna cerah dari warna biru, merah muda, dan warna gelap membuat batik tampak lebih bernilai, lho.

3. Batik Terang Bulan

Terang Bulan Motif Batik  Pekalongan
Foto: Terang Bulan Motif Batik Pekalongan (Pinterest.com)

Motif lain dari batik Pekalongan adalah corak terang bulan. Ini merupakan gambar yang menampilkan keindahan flora dan fauna di Indonesia.

Salah satu motif batik yang identik dengan masyarakat Pekalongan.

Dinamakan terang bulan karena motifnya memperlihatkan terangnya cahaya bulan purnama di malam hari.

Motif seperti ini bisa dipakai dalam kebutuhan acara apapun. Mulai dari busana sehari-hari ataupun acara formal seperti pernikahan adat.

Baca Juga: 8 Alat Musik Bali dan Cara Memainkannya, Yuk Kenali Budayanya Lebih Dekat!

4. Batik Liong

Batik Liong
Foto: Batik Liong (Sakyabatiktenun.com)

Seperti diketahui sebelumnya, filosofi batik Pekalongan yakni karena percampuran budaya Tionghoa.

Salah satu motif lain dari batik asal Pekalongan adalah batik liong.

Ini merupakan corak yang identik dengan masyarakat etnis Tionghoa di masa lalu.

Jika dilihat dari bentuk polanya, motif liong cenderung lebih mengadopsi wujud makhluk hidup seperti ular dan naga.

Corak seperti ini biasanya menggambarkan 'perlawanan' dan kekuatan yang cukup kuat pada si pemakainya.

Baca Juga: 7+ Senjata Tradisional Papua Barat, Kaya Akan Nilai Budaya!

5. Motif Batik Sawat

Batik Sawat Pekalongan
Foto: Batik Sawat Pekalongan (Dansmedia.net)

Salah satu motif yang cukup diminati masyarakat karena filosofis yang kuat di dalamnya.

Apakah yang dimaksud motif sawat? Ini dalam bahasa Jawa dikenal sebagai arti melempar.

Artinya, masyarakat Jawa percaya bahwa setiap kekuatan para leluhur dan dewa memiliki peran dalam mengendalikan alam semesta.

Konon, orang Jawa memiliki senjata seperti Batara Indra atau dikenal sebagai petir, kilat atau gledek.

Senjata ini digunakan dengan cara dilemparkan. Bentuk fisiknya seperti hewan ular yang memiliki taring atau gigi yang tajam.

Tak lain, maksudnya agar masyarakat mendapat perlindungan dari alam semesta.

Baca Juga: Ragam Teknik Membatik yang Hasilkan Batik Cantik, Simak!

6. Batik Buketan

Batik Buketan
Foto: Batik Buketan (Museumbatikpekalongan.info)

Umumnya, ragam motif batik identik dengan budaya asli dari berbagai daerah di Indonesia.

Namun, beberapa motif batik rupanya ada yang memiliki campur tangan dengan budaya asing, seperti batik bermotif buketan.

Batik buketan adalah salah satu motif batik yang memiliki pengaruh dari budaya asing, yaitu dari negara Belanda.

Cristina Van Zuylen merupakan seorang wanita keturunan Belanda yang tinggal di Pekalongan, yang pertama kali memproduksi pola batik buketan di Indonesia.

Motif batik ini menampilkan serangkaian bunga seperti layaknya bouquet atau buket.

Ini memiliki warna-warna cerah yang cantik, dan bisa ditemukan di beberapa daerah lainnya selain Pekalongan, seperti Bali, dan lainnya.

7. Motif Batik Jlamprang

Motif Batik Pekalongan
Foto: Motif Batik Pekalongan (Anerdgallery.com)

Batik motif jlamprang memiliki bentuk-bentuk geometris, dan memiliki kombinasi lebih dari dua macam warna.

Motif ini pada awalnya muncul karena adanya kepercayaan Buddha dan Hindu, sehingga bersifat sakral.

Maka dari itu, batik jenis ini sering digunakan ketika diadakan upacara kepercayaan Hindu di Pekalongan.

Adapun makna dari motif batik ini adalah untuk menghubungkan antara dua dunia, yaitu dunia manusia dan dunia dewa.

Baca Juga: Museum Tekstil, Mengenal Beragam Kain Tenun dan Batik Aneka Motif dari Seluruh Indonesia

8. Batik Jawa Hokokai

Batik Jawa Hokokai
Foto: Batik Jawa Hokokai (Damaraisyah.com)

Motif batik Jawa Hokokai merupakan batik hasil akulturasi dengan budaya Jepang.

Motif batik ini sudah ada sejak masa penjajahan Jepang di Indonesia, dan dibuat oleh pengrajin batik dari Pekalongan.

Nama Hokokai diambil dari nama suatu organisasi masyarakat, yaitu Himpunan Kebaktian Masyarakat.

Motif batik ini cenderung rumit, karena memiliki banyak ornamen, serta warna-warna yang indah dan bernilai seni tinggi.

Adapun motif yang paling umum terdapat dalam batik Hokokai adalah bentuk bunga dan kupu-kupu.

Hal tersebut bertujuan untuk menyesuaikan preferensi orang Jepang, yang sering kali mengenakan kimono dengan motif-motif tersebut.

Baca Juga: Batik Yogyakarta: Filosofi dan Rekomendasi Grosir Batik Terpopuler

9. Batik Encim

Batik Encim
Foto: Batik Encim (Pinterest.com)

Batik encim adalah batik bergaya Cina atau batik yang berselerakan budaya masyarakat Cina.

Kata encim sendiri pada dasarnya merupakan turunan dari bahasa tionghoa, yaitu "cici", yang berarti kakak perempuan.

Adanya interaksi antara kaum pribumi Jawa pada saat itulah yang membuat kata "cici" berubah menjadi "encim" yang akhirnya digunakan hingga saat ini.

Jadi batik encim sendiri mempunyai arti yaitu kain batik yang dipakai oleh perempuan Tionghoa, dan kebanyakan digunakan sebagai kain sarung, sebagai bawahan saat mengenakan kebaya.

Batik encim memiliki ciri khas motif flora dengan warna cerah dan kaya warna.

Di masa sekarang ini, batik encim tidak hanya bisa ditemukan dalam bentuk kain sarung, tetapi juga ada dalam ragam bentuk fashion, interior dan lainnya.

Proses Pembuatan Batik Pekalongan

Proses pembuatan batik Pekalongan melibatkan serangkaian langkah yang rumit dan memerlukan keterampilan khusus.

Berikut adalah rangkaian proses pembuatan batik Pekalongan:

  • Pemilihan Kain

Proses dimulai dengan pemilihan kain yang akan digunakan sebagai media untuk menciptakan motif batik.

Kain yang umum digunakan adalah kain katun, sutera, atau rayon yang memiliki serat yang cukup rapat untuk menyerap lilin dan pewarna dengan baik.

  • Membuat Pola

Pola atau desain motif batik Pekalongan kemudian ditransfer ke kain menggunakan alat seperti canting atau cap (stempel).

Canting digunakan untuk membuat pola secara manual dengan menorehkan lilin panas ke kain, sementara cap digunakan untuk mencetak motif secara massal.

  • Pewarnaan Pertama (Nglorot)

Setelah pola dibuat, kain kemudian diwarnai dengan warna dasar yang biasanya terang, seperti putih, biru, atau kuning.

Proses ini disebut nglorot, yang bertujuan untuk memberikan dasar warna pada kain sebelum dilanjutkan dengan proses pewarnaan berikutnya.

  • Penutupan Bagian yang Akan Tetap Warna Dasar

Bagian-bagian kain yang ingin tetap mempertahankan warna dasarnya kemudian ditutup dengan lilin panas menggunakan canting.

Lilin tersebut bertindak sebagai penghalang untuk mencegah pewarnaan pada bagian yang tertutup.

  • Pewarnaan Lanjutan (Nembok)

Setelah bagian yang ingin diwarnai sudah ditutup, kain kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna untuk memberikan warna pada bagian yang terbuka.

Proses ini disebut nembok. Pewarnaan dilakukan secara berulang-ulang dengan urutan warna tertentu, dimulai dari warna yang paling terang hingga yang paling gelap.

  • Menghilangkan Lilin (Ngeling)

Setelah proses pewarnaan selesai, kain kemudian dihilangkan lilinnya dengan cara mencucinya atau melelehkan lilinnya dengan panas.

Ini mengungkapkan motif batik yang sudah jadi.

  • Proses Finishing

Setelah kain dikeringkan, proses pembuatan batik Pekalongan selesai dengan melakukan finishing seperti merapikan kain, menyetrika, dan memotong ujung kain sesuai dengan kebutuhan.

Untuk mendapatkan batik Pekalongan pun saat ini sudah cukup mudah.

Di dalam negeri, batik Pekalongan dipasarkan hingga ke daerah luar Jawa, seperti Sumatera Barat, Sumatra Selatan, Jambi, Minahasa, dan Makassar.

Jadi, apakah Moms berkeinginan untuk mengoleksi setiap motif batik Pekalongan yang indah dan menawan?

  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/batik-pekalongan/
  • https://riverspace.org/motif-batik-pekalongan/
  • https://batikindonesia.com/batik-buketan/
  • https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/download/1073/1067#:~:text=Batik%20Jawa%20Hokokai%20adalah%20batik,kesempatan%20pemakaian%20pada%20satu%20kain.
  • https://museumbatikpekalongan.info/?p=585
  • https://damaraisyah.com/batik-hokokai-akulturasi-budaya-indonesia-jepang/
  • https://batikfailasuf.com/sejarah-batik-encim/
  • https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/pendhapa/article/download/1683/1625

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.