Batuk pada Anak: Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasi
Batuk merupakan masalah kesehatan yang sangat umum terjadi pada anak-anak. Jika anak terserang batuk, Moms pasti akan menjadi sangat khawatir dan panik untuk menemukan cara meredakan batuk pada anak.
Apalagi batuk dapat terdengar mengerikan, tetapi biasanya bukan tidak menandakan masalah kesehatan yang serius. Justru batuk merupakan refleks yang sehat dan penting yang membantu melindungi saluran udara di tenggorokan dan dada kita.
Baca Juga: 6 Makanan dan Minuman yang Memicu Batuk Pada Anak
Penyebab Batuk pada Anak
Foto: evidentlycochrane.net
Dilansir dari laman American Academy of Allergy Asthma and Immunology, sebagian besar anak-anak mengalami periode batuk berulang karena infeksi saluran pernapasan bagian atas virus, seperti flu biasa.
Anak kecil biasanya mengalami 6 hingga 12 infeksi saluran pernapasan per tahun, yang biasanya disebabkan oleh virus.
Jika Moms sering menggunakan antibiotik untuk membantu meredakan batuk pada anak, batuk yang disebabkan oleh virus tidak bisa diobati dengan obat ini. Kadang-kadang, batuk pada anak dapat berlangsung selama berminggu-minggu setelah infeksi virus. Hal ini disebut juga batuk pasca-virus
Kadang batuk dapat disebabkan oleh infeksi bakteri di tenggorokan atau dada juga. Dalam kasus ini, antibiotik biasanya akan diresepkan oleh dokter untuk mengobati infeksi bakteri.
Baca Juga: Batuk: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Jenis-Jenis Batuk pada Anak
Foto: today.com
Meski tidak menandakan kondisi yang berbahaya, namun batuk juga membutuhkan perawatan dari dokter. Memahami jenis batuk yang dialami oleh anak dapat membantu kita bagaimana cara menangani batuk pada anak dan kapan harus membawa Si Kecil ke dokter.
Agar tidak bingung, yuk kita kenali jenis-jenis batuk yang serung dialami oleh anak di bawah ini, Moms.
1. Batuk Besar
Batuk besar pada anak biasanya disebabkan oleh pembengkakan di saluran pernapasan bagian atas. Sebagian besar jenis batuk pada anak ini berasal dari pembenkakan laring (kotak suara), dan trakea (batang tenggorokkan).
Anak yang lebih kecil memiliki saluran udara yang lebih kecil, yang jika bengkak dapat membuat anak menjadi sulit bernapas.
2 Batuk Rejan
Batuk rejan (pertussis) merupakan infeksi saluran udara yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Anak-anak yang mengalami jenis batuk ini akan mengalami batuk berkelanjutan tanpa bernapas.
Di akhir batuk, mereka akan mengambil napas dalam-dalam yang menimbulkan suara “rejan”. Gejala lain yang mengikuti adalah pilek, bersin, batuk ringan, dan demam ringan.
Baca Juga: Segera Ketahui Gejala dan Penanganan Batuk Rejan Pada Bayi
Jenis batuk ini sangat menular, sehingga anak-anak perlu diberikan vaksin DTaP (difteri, tetanus, aselular pertussis), pada usia 6 bulan, 15 bulan, dan 4-6 tahun.
3. Batuk dengan Mengi
Jika Si Kecil mengeluarkan bunyi mengi (seperti bersiul) ketika menghembuskan napas, hal ini bisa menjadi tanda bahwa saluran udara di bawah paru-paru anak bengkak. Hal ini dapat terjadi disertai dengan asma atau infeksi virus bronchiolitis.
Mengi juga bisa terjadi ketika jalan napas bagian bawah terhalang oleh benda asing. Jika anak mulai batuk setelah menghirup sesuatu, segera bawa anak ke dokter.
4. Batuk di Malam Hari
Banyak batuk akan memburuk di malam hari. Ketika anak menderita pilek, mengeluarkan lendir dari hidung, dan sinus mengalir ke tenggorokan, hal ini dapat memicu batuk saat tidur. Batuk pada anak ini akan membuat Si Kecil tidak bisa tidur dengan nyenyak di malam hari.
Asma juga dapat memicu batuk di malam hari karena saluran udara cenderung lebih sensitif dan mudah terganggu di malam hari.
5. Batuk di Siang Hari
Udara dingin atau aktivitas dapat memperburuk batuk di siang hari. Cobalah untuk memastikan bahwa tidak ada apa pun di rumah kita, seperti penyegar udara, binatang peliharaan, atau asap (terutama asap tembakau), yang membuat anak batuk.
Baca Juga: Anak Sering Batuk Pilek dalam Jangka Waktu Lama, Waspadai Risikonya!
6. Batuk disertai Demam
Seorang anak yang mengalami batuk, demam ringan, dan pilek mungkin menderita flu biasa. Tetapi batuk yang disertai dengan demam 102 ° F (39 ° C) atau lebih tinggi kadang-kadang bisa disebabkan oleh pneumonia, terutama jika anak lesu dan bernafas cepat. Untuk kasus ini, kita harus segera menghubungi dokter.
7. Batuk disertai Muntah
Batuk pada anak seringkali memicu refleks muntah, sehingga membuat anak muntah. Juga, seorang anak yang menderita batuk pilek atau asma dapat muntah jika terdapat banyak lendir mengalir ke perut dan menyebabkan mual.
Biasanya, hal ini tidak terlalu berbahaya, kecuali muntah anak tidak berhenti.
8. Batuk Terus-menerus
Batuk yang disebabkan oleh pilek karena virus dapat berlangsung selama berminggu-minggu, terutama jika seorang anak menderita pilek satu demi satu.
Asma, alergi, atau infeksi kronis pada sinus atau saluran udara juga dapat menyebabkan batuk yang tidak berhenti. Jika anak Moms masih mengalami batuk setelah 3 minggu, hubungi dokter segera.
Mendiagnosis Batuk pada Anak
Foto: thejournal.ie
Jika Moms khawatir dengan batuk yang terjadi pada anak, segera bawa Si Kecil ke dokter anak. Tergantung pada jenis batuk, gejala-gejala yang ditunjukkan, dan berapa lama batuk pada anak berlangsung, dokter pasti akan memeriksa anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Penularan Batuk Pilek dari Orang Tua ke Anak
Biasanya dengan mendengar suara batuk anak dan melihat tanda-tanda pada anak, seringnya sudah cukup untuk dokter memberikan diagnosis tentang batuk apa yang sedang dialami oleh Si Kecil.
Mendengar batuk pada anak akan membantu dokter memutuskan apa dan bagaimana pengobatan yag akan diberikan pada Si Kecil.
Mengatasi Batuk pada Anak
Sebagian besar batuk yang terjadi pada anak disebabkan oleh virus dan akan terus terjadi. Terkadang, batuk-batuk ini bisa bertahan atau memakan waktu hingga 2 minggu atau lebih. Jika membawa anak ke dokter, biasanya tidak akan diresepkan antibiotik karena obat ini tidak akan efektif melawan virus penyebab batuk pada anak.
Jika batuk masih biasa saja, mungkin Moms bisa memberikannya perawatan rumahan. Namun ketika batuk pada anak sudah mengganggu waktu tidurnya dan membuat Si Kecil tidak bisa tidur dengan tenang, maka obat batuk diperlukan untuk mengatasinya.
Obat batuk akan membantu meringankan gejala batuk anak, tetapi tidak mengobati penyebab batuk tersebut. Jika Moms menggunakan obat batuk bebas resep, hubungi dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan memastikan bahwa obat tersebut aman untuk dikonsumsi anak.
Jangan menggunakan obat kombinasi bebas resep (seperti "Tylenol Cold"), karena memiliki lebih dari satu obat di dalamnya, dan dapat menimbulkan lebih banyak efek samping pada anak-anak daripada orang dewasa dan bisa mengakibatkan anak mengalami overdosis obat.
Baca Juga: 5 Obat Sakit Perut Alami untuk Anak
Komplikasi Akibat Batuk
Berdasarkan U.S. National Library of Medicine, hingga 12% anak-anak yang batuk mengalami komplikasi. Walaupun komplikasi biasanya ringan dan mudah diobati, tetap menimbulkan sakit pada anak.
Otitis media adalah komplikasi yang paling sering terjadi, diikuti oleh ruam, diare, dan muntah. Hanya 5% dari kasus ini yang kemudian berkembang menjadi bronkitis atau pneumonia.
Menurut sebuah penelitian, tanda-tanda anak mengalami otitis media hanya ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda demam dan sakit di dada.
Tips Meringankan Batuk pada Anak
Ada beberapa cara mudah yang bisa Moms lakukan di rumah untuk membantu meredakan batuk pada Si Kecil, berikut caranya.
1. Beri Anak Uap
Untuk jenis batuk besar pada anak, nyalakan air panas di dalam kamar mandi kita dan tutup pintu sehingga ruangan akan beruap.
Kemudian, duduklah di kamar mandi bersama anak selama sekitar 20 menit. Uap akan membantu anak agar dapat bernapas lebih mudah. Cobalah membaca buku bersama untuk menghabiskan waktu agar tidak bosan hanya menunggu.
Baca Juga: Tips Mengatasi Kebiasaan Anak yang Selalu Ingin Disuapi
2. Hirup Udara Dingin
Terkadang, paparan udara dingin di luar ruangan atau luar rumah dapat meringankan gejala batuk pada anak. Pastikan untuk memakaikan Si Kecil pakaian yang tepat untuk menghadapi cuaca di luar dan coba lakukan selama 10–15 menit.
3. Minuman Dingin
Minuman dingin seperti jus bisa membantu menenangkan dan penting untuk menjaga anak tetap terhidrasi dengan baik. Tapi jangan berikan soda atau jus jeruk, karena ini bisa melukai tenggorokan Si Kecil yang sakit karena batuk.
4. Jangan Langsung Berikan Obat tanpa Resep
Moms tidak boleh memberikan obat tanpa resep langsung pada anak (terutama bayi atau balita). Sebaiknya sebelum memberikan pada anak obat batuk tanpa resep, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Batuk Kering tanpa Obat Dokter, Simak Moms!
5. Berhati-hati saat Memberikan Obat
Obat batuk tidak apa-apa jika diberikan pada anak yang lebih besar, tetapi sebaiknya tidak pada anak yang berusia di bawah 3 tahun, karena dapat tersedak. Lebih baik untuk menghindari obat batuk kecuali dokter mengatakan bahwa obat tersebut aman untuk anak.
Sekarang Moms sudah mendapatkan informasi lengkap mengenai batuk pada anak. Jadi jika anak batuk, jangan langsung panik. Untuk mengatasinya secara efektif, Moms harus tahu apa jenis batuk yang sedang menyerang Si Kecil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.