Bedak Bayi Berbahaya Untuk Saluran Pernapasan Si Kecil?
Bedak bayi merupakan sejenis kosmetik atau bubuk higienis yang terbuat dari mineral clay yang disebut talc, lalu ditambah dengan tepung maizena, ararut atau bubuk lainnya.
Bedak bayi umumnya digunakan untuk mencegah atau mengobati ruam popok yang muncul di sekitar pantat dan area genital bayi.
Namun, kebanyakan orang tua juga menggunakan bedak bayi di seluruh tubuh dan wajah bayi.
Lantas benarkah bedak bayi sebenarnya berbahaya bagi saluran pernapasan bayi?
Baca Juga: Apa Saja Sih yang Terkandung dalam Bedak Bayi?
Bedak Bayi dan Kaitannya dengan Saluran Pernapasan Bayi
Foto: temperandtantrum.com
American Academy of Pediatrics (AAP) mengungkapkan bahwa bedak bayi dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan kerusakan paru-paru yang serius bagi bayi, bila bayi yang bersangkutan menghirup partikel-partikel bedak.
Padahal ketika menggunakannya bedak bayi biasanya secara otomatis beterbangan tertiup oleh angin.
Apa yang disampaikan oleh AAP tersebut terutama berlaku untuk bedak talc, dengan partikel kecil yang sangat mudah terhirup.
Akan tetapi, faktanya, bedak jenis lain, termasuk bedak bayi berbasis tepung jagung, juga dihirup.
Meskipun dalam jumlah kecil, partikel yang terhirup dapat mengiritasi paru-paru kecil bayi, terutama jika bayi berisiko tinggi terhadap penyakit berbahaya.
Adapun bayi yang memiliki risiko tinggi mencakup bayi prematur, bayi dengan penyakit bawaan, dan bayi yang pernah mengalami RSV atau penyakit pernapasan yang cukup sering.
Baca Juga: Bedak Bayi Sembuhkan Lecet & Ruam?
Bukan hanya AAP, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), serta Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA), mengatakan bahwa menghirup talc berulang dapat membahayakan paru-paru.
Uni Eropa bahkan telah melarang penggunaan talc dalam produk kesehatan dan kecantikan karena masalah kesehatan dan keselamatan.
Sementara itu, International Agency for Research on Cancer (IARC), bagian dari WHO juga mengkasifikasikan bedak berbasis talc yang diaplikasikan pada pantat dan area genital sebagai potensi karsinogenik bagi manusia.
Talc yang mengandung asbestos juga diklasifikasikan sebagai karsinogenik pada manusia.
Perusahaan produsen perlengkapan bayi seperti Johnson & Johnson dan perusahaan lainnya diwajibkan oleh Pengawas Obat dan Makanan di Amerika untuk menguji produk yang mereka produksi terhadap kandungan racun.
Johnson & Johnson sendiri sudah membuktikan bahwa produknya tidak mengandung asbestos.
Tips Aman dalam Menggunakan Bedak Bayi Sehari-hari
Foto: raisingchildren.net.au
Jika buah hati Moms tidak berisiko tinggi terhadap gangguan saluran pernapasan, dan Moms memutuskan untuk tetap menggunakan bedak bayi, lakukannya dengan cermat.
Taruh bedak di telapak tangan Moms terlebih dahulu sebelum mengusapkannya pada bagian-bagian tubuh si kecil.
Pastikan menuangkan bedak jauh dari si kecil dan tidak menuangkan langsung bedak ke tubuh si kecil.
Jauhkan atau hindarkan wadah bedak bayi dari jangkauan si kecil atau anak-anak anggota keluarga lainnya.
Wadah yang terjatuh sangat memungkinkan bedak bayi tumpah dan menghasilkan partikel-partikel bubuk yang bisa terhirup oleh bayi.
Untuk mencegah iritasi kulit, jangan biarkan bedak bayi menumpuk di bagian-bagian tubuh bayi, terutama di area lipatan-lipatan.
Baca Juga: Waspadai Bahaya Parfum dalam Bedak Bayi
Setiap kali mengganti popok, bersihkan bedak yang mungkin sudah menggumpal, terutama di area lipatan kulit si kecil.
Jika Moms memutuskan untuk tidak menggunakan bedak bayi yang dijual di pasaran, Moms dapat mencoba menggunakan alternatif yang juga umum digunakan oleh beberapa orang tua, seperti tepung maizena, tepung gandum, pati garut atau serbuk tepung tapioka, dan krim ruam popok berbahan dasar zinc (bukan bubuk).
Itulah Moms beberapa informasi singkat mengenai dampak bedak bayi terhadap kesehatan bayi.
Bagaimana kebiasaan Moms dalam menggunakan bedak bayi? Apakah Moms punya informasi dan tips dalam menggunakan bedak bayi? Share yuk pengalaman Moms melalui kolom komentar yang ada di bawah ini.
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.