12 Desember 2024

Blefaritis pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi

Blefaritis merupakan peradangan pada kelopak mata

Blefaritis pada bayi adalah kondisi peradangan pada kelopak mata yang sering kali membuat orang tua khawatir.

Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini dapat menyebabkan kelopak mata bayi menjadi merah, bengkak, dan muncul kerak di sekitar bulu mata.

Jika tidak ditangani dengan baik, blefaritis dapat mengganggu kenyamanan bayi dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan infeksi lebih lanjut.

Oleh karenanya, penting bagi Moms dan Dads untuk memahami gejala awal blefaritis pada bayi, serta cara pengobatan serta pencegahannya berikut ini.

Penyebab Blefaritis pada Bayi

Penyebab Blefaritis pada Bayi
Foto: Penyebab Blefaritis pada Bayi (Discovereyecare.com)

Blefaritis adalah peradangan kelenjar minyak di kelopak mata yang bisa saja terjadi pada bayi.

Melansir laman Mayo Clinic, tidak diketahui pasti apa penyebab dari blefaritis.

Namun, beberapa faktor yang mungkin memicu blefaritis pada anak meliputi:

  • Dermatitis seboroik
  • Infeksi bakteri atau virus
  • Alergi
  • Rosacea
  • Kelenjar minyak yang tersumbat atau malafungsi
  • Tungau atau kutu bulu mata
  • Kontak dengan iritan

Blefaritis dapat terjadi pada usia berapa pun dan biasanya terjadi kembali pada yang pernah terkena penyakit ini sebelumnya.

Menurut studi dari jurnal Clinical Optometry, blefaritis bukanlah kondisi yang mengancam penglihatan.

Namun jika tidak diobati dapat berpotensi menyebabkan keratopati ( gangguan pada kornea mata ), neovaskularisasi kornea (pembentukan pembuluh darah baru di kornea yang seharusnya transparan) dan ulserasi (luka terbuka pada kornea), serta perubahan permanen pada morfologi atau bentuk kelopak mata.

Gejala Blefaritis pada Bayi

Gejala Blefaritis pada Bayi
Foto: Gejala Blefaritis pada Bayi (Orami Photo Stock)

Melansir laman National Health Service, blefaritis pada bayi sering kali sulit dikenali karena gejalanya bisa menyerupai gangguan mata lainnya.

Namun, beberapa tanda umum yang bisa diamati antara lain:

  • Kelopak mata bayi terlihat merah, membengkak, dan mungkin terasa hangat saat disentuh
  • Bayi sering mengeluarkan air mata, meskipun tidak sedang menangis
  • Terlihat serpihan seperti ketombe atau kerak di sekitar akar bulu mata bayi, terutama setelah tidur
  • Mata bayi mungkin sulit dibuka di pagi hari karena kelopak mata saling menempel akibat adanya cairan yang mengering
  • Bayi mungkin tampak tidak nyaman atau sering menutup matanya saat terkena cahaya terang
  • Mata bayi tampak kering atau merah, dan bayi mungkin menunjukkan tanda ketidaknyamanan seperti sering menggosok mata
  • Dalam kasus yang lebih parah, blefaritis bisa menyebabkan bulu mata bayi rontok.

Diagnosis Blefaritis pada Bayi

Diagnosis Blefaritis pada Bayi
Foto: Diagnosis Blefaritis pada Bayi (iStockphoto.com)

Berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam mendiagnosis blefaritis pada bayi:

1. Riwayat Kesehatan

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami bayi, seperti:

  • Kemerahan atau pembengkakan pada kelopak mata
  • Kerak atau sisik di sekitar bulu mata
  • Cairan yang keluar dari kelopak mata
  • Perilaku bayi, misalnya sering menggosok mata

Riwayat kesehatan keluarga juga mungkin ditinjau untuk mengetahui adanya faktor genetik atau kondisi kulit seperti dermatitis seboroik yang dapat meningkatkan risiko blefaritis.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan langsung pada kelopak mata bayi meliputi:

  • Mengamati kondisi kelopak mata untuk mencari tanda-tanda kemerahan, bengkak, atau kerak di sekitar bulu mata
  • Memeriksa kondisi bulu mata untuk melihat apakah ada kerontokan atau pertumbuhan bulu mata yang tidak normal

3. Pemeriksaan Tambahan (Jika Diperlukan)

Meskipun jarang diperlukan, dokter dapat melakukan tes tambahan untuk memastikan diagnosis atau menentukan penyebab spesifik blefaritis:

  • Sampel kerak atau cairan mata: Diambil untuk dianalisis di laboratorium, terutama jika dicurigai infeksi bakteri atau jamur.
  • Tes alergi: Jika dicurigai blefaritis disebabkan oleh reaksi alergi terhadap produk tertentu.

4. Penggunaan Mikroskop Slit Lamp (Pada Kasus Khusus)

Pada beberapa kasus, dokter mata (ophthalmologist) dapat menggunakan mikroskop slit lamp untuk pemeriksaan lebih rinci.

Hal ini dapat membantu mengevaluasi tepi kelopak mata, kondisi bulu mata, dan kelenjar minyak.

Perawatan Blefaritis pada Bayi

Apakah Blefaritis Membahayakan Mata Bayi -2.jpg
Foto: Apakah Blefaritis Membahayakan Mata Bayi -2.jpg (Raisingchildren.net.au)

Ketika Si Kecil mengalami blefaritis, ada beberapa cara perawatan yang perlu untuk Moms lakukan.

Perawatan blefaritis pada bayi bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah infeksi, dan mencegah kekambuhan.

Berikut adalah langkah-langkah perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi blefaritis pada bayi:

1. Perawatan Mandiri di Rumah

Perawatan blefaritis pada bayi ini dapat dilakukan oleh orang tua dengan langkah-langkah sederhana di rumah, dengan cara:

  • Kompres Hangat

Gunakan kain bersih atau kapas yang direndam dalam air hangat (bukan panas) untuk mengompres kelopak mata bayi selama 1–2 menit.

Cara ini membantu melunakkan kerak di sekitar bulu mata dan meredakan peradangan.

Lakuka kompres hangat sebanyak 2–4 kali sehari.

  • Membersihkan Kelopak Mata

Setelah kompres, bersihkan kelopak mata bayi menggunakan kapas atau kain bersih yang dibasahi larutan sampo bayi lembut yang sudah diencerkan.

Gosok dengan lembut pada area yang bermasalah untuk mengangkat kerak dan serpihan.

  • Hindari Menggosok Mata

Pastikan bayi tidak menggosok matanya, karena dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko infeksi.

  • Mencuci Tangan

Pastikan tangan Moms dan tangan bayi selalu bersih sebelum dan sesudah perawatan mata untuk menghindari penyebaran bakteri.

2. Pengobatan oleh Dokter

Jika perawatan mandiri tidak cukup atau gejala memburuk, dokter mungkin meresepkan pengobatan tambahan, seperti:

  • Salep Antibiotik

Jika terdapat infeksi bakteri, dokter biasanya akan memberikan salep antibiotik.

Salep ini dioleskan pada kelopak mata bayi sesuai anjuran dokter.

Meskipun tidak mempercepat penyembuhan blefaritis, salep ini membantu mencegah penyebaran infeksi.

  • Tetes Mata Antibiotik

Untuk kasus infeksi yang lebih parah atau infeksi sekunder, dokter dapat meresepkan tetes mata antibiotik.

  • Pengobatan Dermatitis Seboroik

Jika blefaritis disertai dermatitis seboroik, dokter mungkin merekomendasikan sampo antijamur untuk kulit kepala bayi dan krim atau losion kortikosteroid untuk mengatasi peradangan pada kulit.

  • Rujukan ke Spesialis Mata

Dalam kasus yang sangat parah, dokter mungkin merujuk bayi ke spesialis mata (ophthalmologist) untuk penanganan lebih lanjut.

Cara Mencegah Blefaritis pada Bayi

Cara Mencegah Blefaritis pada Bayi
Foto: Cara Mencegah Blefaritis pada Bayi (Babycenter.com)

Walaupun dapat sembuh, blefaritis pada bayi dapat kambuh, Moms.

Nah, untuk menghindari kekambuhan blefaritis, Moms dapat menerapkan beberapa cara pencegahan berikut ini:

  • Bersihkan kelopak mata bayi secara rutin dengan kain lembut yang dibasahi air hangat
    Pastikan wajah dan tangan bayi selalu bersih untuk mencegah penyebaran kuman
  • Jauhkan bayi dari debu, asap, atau bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi mata
  • Rutin cuci mainan, handuk, atau kain yang digunakan bayi
  • Gunakan sampo bayi lembut untuk mengatasi ketombe atau dermatitis seboroik
  • Potong kuku bayi agar tidak melukai mata jika mereka menggosoknya
  • Pastikan bayi mendapat nutrisi cukup untuk mendukung kesehatan kulit dan mata
  • Periksakan mata bayi secara rutin dan segera konsultasikan jika ada tanda-tanda iritasi

Baca Juga: 4 Salep Mata untuk Bayi, Aman Digunakan untuk Newborn

Demikian penjelasan seputar blefaritis pada bayi yang penting untuk Moms pahami.

Jika Si Kecil mengalami salah satu gejala blefaritis, jangan ragu untuk segera konsultasikan dengan dokter guna penanganan lebih lanjut.

  • https://nsunews.nova.edu/college-of-osteopathic-medicine-professor-speaks-at-national-conference/index.html
  • https://www.pediatrics.wisc.edu/new-faculty-focus-anjali-rao/
  • https://www.nationwidechildrens.org/conditions/health-library/blepharitis-in-children
  • https://www.chop.edu/conditions-diseases/blepharitis
  • https://www.childrenshospital.org/conditions/blepharitis
  • https://www.moorfields.nhs.uk/ae/patient-guides/paediatric-blepharitis
  • https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=P02072
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6095371/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.