6 Penyebab Telinga Bayi Bau, Jangan Dianggap Sepele!
Saat menggendong atau mencium area wajah Si Kecil, pernahkah Moms tiba-tiba terhenti karena mencium telinga bayi bau yang tidak seperti biasanya?
Meski sebagian bayi yang mengalami hal ini hanya memerlukan pembersihan telinga, namun telinga bayi bau juga bisa menyiratkan adanya masalah yang perlu diwaspadai.
Lantas, apa penyebab telinga bayi bau? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Baca Juga: 11 Cara Menagih Hutang Agar Segara Dibayar, Bisa Dicoba Moms!
Penyebab Telinga Bayi Bau
Ada beberapa penyebab telinga bayi bau, satu yang paling sering terjadi karena infeksi.
Umumnya, infeksi telinga pada bayi disertai pilek atau flu, demam, rewel, hingga kehilangan nafsu makan.
Untungnya, sebagian besar bayi menjadi lebih baik dalam beberapa hari setelah istirahat, minum ASI atau susu, hingga mengonsumsi obat.
Namun, sebelum mengobatinya, Moms harus tahu dulu penyebab telinga bayi bau yang dialami Si Kecil.
Berikut ini penyebab telinga bayi bau:
1. Kelembapan Berlebih pada Telinga Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Penyebab telinga bayi bau yang pertama adalah kelembapan yang berlebih.
Usai memandikan bayi, Moms tentu mengeringkan tubuh bayi dari kepala hingga kaki.
Namun pada proses ini, sering kali ada bagian tubuh bayi yang terlewat, terutama pada bagian lipatan. Misalnya, lipatan belakang telinga bayi.
Air masih dapat menumpuk di area belakang telinga dan jika dibiarkan akan menjadi lembap, sehingga mengundang penumpukan bakteri.
Hal inilah yang membuat telinga bayi bau. Kondisi ini sama prosesnya dengan munculnya jamur di bagian ketiak atau selangkangan.
Untuk itu, Moms bisa mengecek bagian belakang telinga bayi dan mulai rutin mengeringkannya usai mandi, agar tidak menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang menyebabkan telinga bayi bau.
Baca Juga: Tak Selalu Karena Infeksi, Ini 5 Penyebab Telinga Bayi Berair
2. Kotoran Telinga Berlebihan
Foto: Orami Photo Stock
Penyebab telinga bayi bau selanjutnya adalah kotoran telinga berlebihan.
Moms, membersihkan kotoran telinga bayi memang bukanlah hal yang mudah. Namun jika dibiarkan, kotoran telinga yang menumpuk dapat menyebabkan beberapa hal buruk, seperti bau dan gatal.
Gejala yang mungkin terjadi saat kotoran telinga bayi berlebihan:
- sakit telinga
- kesulitan mendengar
- drainase (keluar darah, cairan bening, dan nanah)
Baca Juga: 8 Cara Mengatasi WC Mampet Tanpa Perlu Bongkar
3. Infeksi Telinga Bayi
Foto: Orami Photo Stock
Penyebab telinga bayi bau yang sering kali terjadi adalah infeksi.
Menurut National of Deafness and Other Communication Disorders, infeksi telinga balita paling sering disebabkan oleh bakteri Streprtococcus.
Ini adalah bakteri penyebab radang tenggorokan dan infeksi saluran pernapasan yang masuk ke bagian tengah telinga melalui saluran eustachius.
Saat Si Kecil mengalami infeksi sinus, pilek atau alergi, cairan cenderung menumpuk di bagian tengah telinga bayi, yang berada di belakang gendang telinga.
Saat tabung eustachius (yang menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang hidung) tersumbat, cairan akan terperangkap dan menjadi tempat berkembang biaknya kuman. Inilah yang menyebabkan telinga bayi bau.
“Bayi sangat rentan terhadap infeksi telinga, karena saluran eustachius bayi masih sangat pendek dan horizontal, sehingga tidak mengalir seperti halnya orang dewasa dan cenderung tersumbat,” ungkap associate clinical professor di Departmen Kedokteran Anak, Universitas California, San Francisco, Dr. Dawn Rosenberg, M. D., FAAP.
Jika Si Kecil mengalami infeksi telinga, mungkin juga disertai gejala berikut:
- sakit telinga
- menarik-narik telinga
- kesulitan tidur atau mendengar
- pemarah
- sering menangis
- kehilangan keseimbangan
- demam pada atau di atas 38˚C
- kehilangan selera makan
- sakit kepala
4. Terdapat Benda Asing di Telinga
Foto: raisingchildren.net.au
Ada kemungkinan benda asing tersangkut di telinga Si Kecil. Entah benda seperti manik-manik, mainan kecil, hingga makanan.
Kondisi ini bisa menjadi penyebab telinga bau pada bayi. Moms bisa memperhatikan gejala-gejala berikut:
- nyeri
- gangguan pendengaran
- infeksi
- sering memegang telinga
Baca Juga: Apakah Aman Menggunakan Vakum Telinga untuk Membersihkan Kotoran?
5. Kolesteatoma
Foto: verywellhealth.com
Melansir Cambridge University Press, kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit yang biasanya berupa kista. Mereka berkembang di belakang gendang telinga dan di bagian tengah telinga.
Pertumbuhan kulit ini tidak bersifat kanker. Kondisi ini mungkin terjadi akibat cacat lahir, tapi pada umumnya terjadi pada Si Kecil yang mengalami infeksi telinga tengah berulang.
Kotoran telinga atau drainase yang bau bisa menjadi salah satu gejala pertama kolesteatoma. Gejala lain termasuk:
- perasaan tertekan di telinga
- sakit di dalam atau di belakang telinga
- gangguan pendengaran
- masalah dengan keseimbangan
- penurunan fungsi otot wajah
6. Kanker Telinga
Foto: agesandstagespediatricgroup.com
Penyebab telinga bayi bau selanjutnya adalah kanker telinga.
Kanker telinga sangat jarang terjadi, tetapi dapat terjadi di saluran telinga, telinga tengah, atau telinga bagian dalam.
Ini dapat disebabkan oleh infeksi telinga, tetapi penyebab utamanya belum diketahui. Kanker sel skuamosa adalah jenis kanker telinga yang paling umum.
Jenis lainnya termasuk:
- kanker sel basal
- melanoma
- karsinoma kistik adenoid
- adenokarsinoma
Gejala kanker telinga tergantung pada apakah itu terletak di saluran telinga, telinga tengah, atau telinga bagian dalam, dan mungkin termasuk:
- keluarnya cairan dari telinga yang mungkin termasuk darah
- nyeri
- gangguan pendengaran
- kelemahan di wajah, jika terletak di saluran telinga
- benjolan, jika terletak di saluran telinga
- ketidakmampuan untuk menggerakkan wajah Anda ke samping dengan tumor, jika di telinga tengah
- sakit telinga, jika terletak di telinga tengah
- sakit kepala atau pusing, jika terletak di telinga bagian dalam
- berdenging di telinga
Baca Juga: 12 Bahaya Biji Selasih untuk Kesehatan, Waspadai!
Cara Mengatasi Telinga Bayi Bau
Foto: Orami Photo Stock
Umumnya telinga bayi bau selain karena kista dan kanker bisa sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan apa pun.
Namun, jika tidak sembuh setelah 2–3 hari, Moms perlu memeriksakan kondisi Si Kecil ke dokter.
Telinga bayi bau bisa diatasi dengan pemberian antibiotik sesuai dengan resep dokter. Obat antiobiotik biasanya harus digunakan selama 7–10 hari.
Jika Si Kecil mengalami demam, dokter mungkin juga akan meresepkan obat pereda nyeri dan penurun demam, seperti paracetamol.
Sebaiknya, sebelum memberi obat selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ya!
Moms juga bisa melakukan perawatan di rumah untuk mengatasi telinga bayi bau:
Berikan Kompres Hangat
Tempelkan kompres hangat pada telinga Si Kecil selama sekitar 10–15 menit. Cara ini dapat membantu mengurangi rasa sakit akibat infeksi telinga.
Jaga Kecukupan Cairan
Memastikan Si Kecil minum cukup air juga penting untuk dilakukan. Hal ini karena setiap kali Si Kecil menelan air, saluran eustachius di telinganya akan terbuka.
Dengan begitu, cairan yang terperangkap di dalam telinga dapat mengalir keluar.
Tinggikan Kepala Bayi
Cara ini untuk mempercepat pengeringan cairan di telinga bagian tengahnya.
Namun, jangan letakkan bantal langsung di bawah kepala bayi, lebih baik Anda letakkan 2 tumpukan bantal di bawah kasurnya.
Baca Juga: Ini 4 Penyebab Telinga Terasa Penuh dan Cara Mengatasinya
Nah, itu dia Moms penyebab telinga bayi bau. Segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan perawatan jika menemukan gejala-gejala di atas dan tak kunjung sembuh, ya!
- https://www.nidcd.nih.gov/health/ear-infections-children#4
- https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-laryngology-and-otology/article/abs/cholesteatoma-in-children-and-adults-are-there-really-any-differences/AC656644FD0F972E20E0220432087957
- https://www.babycenter.com/health/illness-and-infection/ear-infections-in-babies-and-children_83
- https://www.healthline.com/health/smelly-earwax
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.