Brain Fog Sebabkan Lupa Sesaat Hal yang Ingin Dilakukan, Mengapa Bisa terjadi?
Apakah Moms pernah tiba-tiba lupa apa yang ingin dilakukan atau dikatakan? Kejadian itu disebut dengan brain fog.
Kondisi ini sepertinya hampir dialami setiap orang.
Yuk, ketahui informasi lebih lanjut seputar brain fog atau kabut otak berikut ini!
Baca Juga: Kanker Otak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Apa Itu Brain Fog?
Melansir Frontiers in Neuroscience, brain fog adalah kumpulan gejala yang mencakup penurunan ingatan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan multitask, serta hilangnya memori jangka pendek dan panjang.
Secara harfiah, braig fog dapat diartikan sebagai gejala yang menandakan menurunnya fungsi dan kapasitas otak.
Kabuk otak ini tak semata-mata disebabkan karena usia saja, karena pada kenyataannya hal ini dapat terjadi pada siapa saja termasuk pada usia 20-an sekalipun.
Melansir National Institutes of Health, pasien COVID-19 melaporkan tanda-tanda brain fog atau kebingungan mental.
Banyak orang yang telah pulih dari COVID-19 melaporkan gejala kabut otak meliputi:
- Kebingungan
- Mengalami kehilangan memori jangka pendek
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi
- Merasa berbeda dari sebelum tertular infeksi
- Tubuh mudah lelah
- Sakit kepala
Namun, ini juga bisa menyerang mereka yang tidak atau belum pernah terinfeksi COVID-19.
Baca Juga: 7 Ide Stimulasi Otak Anak untuk Mendukung Kemampuan Berpikir dan Belajarnya
Penyebab Brain Fog
Lantas, apakah yang menjadi pemicu seseorang bisa mengalami lupa ingatan dalam jangka pendek? Berikut ulasan lengkapnya:
1. Makanan Tidak Sehat
Brain fog ternyata dapat disebabkan dari makanan yang kita konsumsi, lho.
Hal ini seperti terlalu banyak konsumsi gula, MSG berlebihan, makanan cepat saji, dan lainnya.
Minuman yang mengandung kafein dipercaya juga dapat memicu seseorang mengalami kabut otak.
2. Kekurangan Vitamin
Selain makanan, kurangnya asupan vitamin B12, vitamin D, hingga kurangnya konsumsi omega-3 juga menjadi penyebab terjadinya brain fog.
Vitamin ini bisa didapatkan dalam berbagai sumber makanan meliputi:
- Daging sapi, hati, dan ayam
- Ikan dan kerang seperti salmon, ikan tuna, dan kerang
- Sereal sarapan yang diperkaya ragam nutrisi
- Susu rendah lemak, yoghurt, dan keju
Telur juga salah satu nutrisi yang kaya akan protein dan multivitamin di atas, Moms.
3. Kurang tidur
Kualitas tidur yang kurang saat malam hari membuat kita bisa saja mengalami brain fog.
Hal ini disebabkan setiap hari sel otak dalam manusia akan menurun. Dalam memproduksi sel otak, dibutuhkan tidur malam yang cukup.
Seseorang yang sering melakukan begadang menjadi faktor tertinggi penyebab mengalami kabut otak.
4. Stres
Stres yang berlebihan membuat kita merasa gelisah, sehingga kerap membuat keputusan yang salah, sulit tidur, hingga kehilangan sebagian ingatan.
Tak hanya itu, stres dapat meningkatkan hormon kortisol yang meningkatkan radikal bebas.
Kurangnya molekul oksigen ke otak juga berujung pada kerusakan sel di otak.
Baca Juga: Olahraga Boxing Saat Hamil, Ini Manfaat dan Peringatannya!
5. Pengobatan
Konsumsi obat-obat tertentu dapat menyebabkan brain fog. Salah satunya, yaitu obat untuk perawatan kanker.
Adapun ini dirasakan bagi sejumlah orang dan tak semua penderita kanker mengalaminya.
Segera konsultasikan ke dokter apabila mengalami gejala seperti ini.
Umumnya, dokter akan menurunkan dosis atau beralih ke obat lain sehingga dapat memperbaiki gejala tersebut.
6. Riwayat Medis
Tak hanya itu, penyebab lain dari kabut otak juga bisa dipicu dari riwayat penyakit yang kita miliki.
Kondisi kesehatan yang terkait dengan peradangan, kelelahan, atau perubahan kadar glukosa darah juga dapat menyebabkan brain fog.
Sejumlah penyakit lain yang dapat menyebabkan brain fog meliputi:
- Anemia
- Depresi
- Diabetes
- Sindrom Sjogren
- Migrain
- Penyakit Alzheimer
- Hipotiroidisme
- Penyakit autoimun seperti lupus, arthritis, dan multiple sclerosis
- Dehidrasi
7. Kecemasan
Kecemasan telah terbukti dapat merusak fungsi kognitif atau sel pada otak. Ini bisa mempengaruhi fungsi otak dalam menangkap perhatian dan memori.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini dapat dikaitkan dengan hilangnya energi dan motivasi.
Biasanya, ini dipicu dari gangguan kesehatan mental atau efek fisiologis pada yang membuat otak sulit berfungsi dengan baik.
8. Menopause
Melansir The North American Menopause Society, 60% wanita mengalami kesulitan berkonsentrasi selama masa menopause.
Dalam beberapa kasus, menopause dapat mengubah suasana hati atau kebiasaan tidur yang dapat mempengaruhi konsentrasi otak.
Ciri-ciri dari menopause pada wanita meliputi:
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Vagina terasa kering
- Hot flashes
- Kesulitan tidur di malam hari
- Perubahan mood yang instan
Berat badan bertambah dan metabolisme melambat juga gejala yang kerap dialami menjelang menopause.
9. Kurang Olahraga
Kurang bergerak atau berolahraga? Ini menjadi pemicu seseorang bisa terkena kabut otak.
Jarang berolahraga bisa memicu produksi oksigen ke otak akan menurun.
Jika tubuh kurang bergerak, ini juga membuat tubuh tidak maksimal dalam memproduksi hormon endorfin.
Hormon ini memiliki peran penting dalam membuat tubuh merasa bahagia atau menghilangkan rasa sakit.
Baca juga: Agar Suasana Nyaman, Cari Tahu Warna Cat yang Pas untuk Setiap Ruangan di Rumah
Cara Mengatasi Brain Fog
Mengatasi brain fog bukan dengan pasrah dan menyerah, karena masih ada beberapa langkah yang membuat Moms mampu melawannya.
Berikut tips dan langkah-langkah mengatasi kabut otak:
1. Gaya Hidup sehat
Langkah utama dalam melawan brain fog adalah dengan pola hidup yang teratur dan seimbang.
Dengan kata lain, cakupan nutrisi Moms harus cukup begitu setiap harinya. Hindari konsumsi makan junk food atau tinggi lemak.
Gaya hidup sehat juga meliputi olahraga yang rutin serta menghindari kegiatan yang memicu stres.
2. Pengobatan
Segala penyakit tentu tak lepas dari pengobatan dokter, maka tetaplah jalani pengobatan dan peraturan kesehatan yang dianjurkan.
Dalam mengatasi kabut otak, sejumlah orang membutuhkan konsumsi obat untuk mengurangi gejala yang dirasakan.
Obat-obatan ini akan membantu sel otak untuk berfungsi lebih baik.
3. Aktif Bersosialisasi
Salah satu penyebab brain fog adalah stres, makan ada baiknya bila Moms menikmati kehidupan sosial bersama teman-teman.
Lakukanlah hal yang dapat menjauhkan Moms dari rasa tertekan. Jangan lupa pula untuk selalu menjaga mood agar tetap positif.
Mengerjakan hobi yang disukai seperti berkebun atau bersepeda juga salah satu 'obat' dalam mengatasi kabut otak.
4. Tidur Cukup
Memiliki tidur yang cukup dan berkualitas akan meningkatkan konsentrasi tubuh ketika akan melakukan aktivitas.
Tak heran, seseorang yang memiliki kualitas tidur yang buruk berisiko terkena brain fog.
Untuk mendapatkan tidur yang cukup, Moms disarankan untuk tidur selama 7-8 jam setiap malam.
Hindari menggunakan barang elektronik sesaat sebelum tidur, ya.
Baca Juga: Kenali Amnesia, Penyakit yang Menghilangkan Memori Ingatan
5. Hindari Minum Kopi di Sore Hari
Kopi memang dipercaya dapat mengatasi kantuk dan meningkatkan konsentrasi. Namun, minum kopi di sore hari berisiko terkena brain fog.
Efek samping kopi di sore hari dapat membuat usus menjadi lebih aktif, mual, cepat lelah, dan sulit konsentrasi.
Batasi konsumsi kopi setiap harinya ya, Moms.
6. Olahraga Rutin
Gangguan neurodegeneratif seperti demensia, Alzheimer, dan bahkan disfungsi kognitif ringan, lebih umum terjadi pada seseorang yang tidak banyak bergerak.
Yuk, atasi dan cegah brain fog dengan perbanyak olahraga, Moms!
Olahraga dengan intensitas rutin dapat melatih ketajaman mental, ingatan memori yang lebih baik, dan suasana hati yang meningkat.
Setidaknya, lakukan olahraga minimal 30 menit dalam seminggu.
7. Perhatikan Asupan Gula
Mengurangi makanan kemasan dan olahan yang tinggi dengan gula, merupakan langkah lain dalam mengatasi brain fog.
Gula mungkin membuat Moms merasa energik dan lebih bahagia pada awalnya.
Tetapi pada akhirnya, kecanduan gula dapat menghabiskan energi dan kelelahan sehingga sulit berkonsentrasi.
8. Suplemen Khusus
Konsumsi suplemen tertentu dapat membantu menjernihkan pikiran dan merupakan bagian dari gaya hidup sehat.
Adapun ini juga dibarengi dengan olahraga rutin, tidur cukup, serta mengurangi makanan tidak sehat.
Tak ada salahnya untuk mempertimbangkan mengonsumsi suplemen dalam mempercepat proses penyembuhan.
Berikut beberapa suplemen vitamin yang diperlukan:
Minyak ikan omega-3
Efektif membantu menurunkan peradangan, omega-3 juga dapat menyeimbangkan kadar asam lemak dalam makanan dan mendukung kesehatan otak.
Vitamin B
Kekurangan berbagai vitamin B dapat membuat Moms merasa lesu dan murung.
Vitamin B membantu mengubah nutrisi dari makanan yang dikonsumsi menjadi energi.
Jadi, mengonsumsi suplemen B kompleks dapat memastikan otak Moms bekerja dengan baik.
Baca Juga: Benarkah Mengonsumsi Suplemen Testosteron Bisa Meningkatkan Kesuburan Pria?
9. Membuat Catatan Kecil
Hal yang satu ini patutnya bisa membantu untuk mengingat setiap hal yang hendak Moms lakukan.
Buatlah catatan-catatan kecil tentang aktivitas hari ini, agar tak ada yang terlupa.
Cara ini sekaligus melatih otak Moms untuk tetap membaca dan menulis. Lakukan hal-hal kecil ini supaya tidak tiba-tiba mudah lupa, ya.
10. Konsumsi Ekstrak Ginseng
Ginseng secara efektif dapat mengatur respon imun dan perubahan hormonal akibat stres.
Sehingga, ini bisa dipakai dalam cara mengatasi brain fog selanjutnya. Ini bisa diperoleh dari membuat olahan rebusan air ginseng ya, Moms.
Manfaat ginseng untuk kesehatan cukup beragam, meliputi:
- Kaya akan antioksidan untuk menangkal radikal bebas
- Meningkatkan fungsi sel otak
- Bisa memperbaiki disfungsi ereksi
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Berpotensi dalam melawan kanker
- Meningkatkan energi tubuh dalam beraktivitas
- Bisa menurunkan gula darah
Jika brain fog terus berlanjut dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari, mungkin inilah saatnya untuk mendiskusikan masalah ini dengan dokter.
Dokter akan mengevaluasi lebih lanjut kemungkinan penyebabnya dan memberikan pengobatan.
Jangan abaikan gejala ini ya, Moms. Jika tidak ditangani, brain fog dapat memengaruhi kualitas hidup kita dalam jangka panjang.
- https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnins.2015.00225/full
- https://journals.lww.com/menopausejournal/Citation/2013/12000/Cognition_and_the_menopausal_transition___is.3.aspx
- https://www.healthline.com/health/brain-fog
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7533666/
- https://draxe.com/health/brain-fog/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.