Biografi Bung Tomo: Perjalanan Hidup dan Perjuangannya
Sudahkah Moms dan Si Kecil tahu akan perjuangan Bung Tomo dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia?
Sosok yang juga dikenal sebagai Sutomo ini populer dengan julukan pahlawan nasional dan pemimpin militer Indonesia.
Lantas, apa saja perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan Bung Tomo kala itu?
Temukan jawaban lengkapnya di bawah ini, ya, Moms!
Baca Juga: Biografi Pattimura Singkat, Pahlawan dari Tanah Maluku!
Riwayat Hidup Bung Tomo
Agar lebih mengenal Bung Tomo, berikut ini biografi menarik dan fakta-faktanya tentang sosoknya:
1. Masa Kementerian Bung Tomo
Melansir dalam informasi Perpusnas RI, Sutomo adalah sosok laki-laki yang lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920.
Lebih akrab disapa Bung Tomo di kalangan masyarakat, ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Kabinet Burhanuddin Harahap.
Masa jabatan beliau, yakni pada 12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956.
Beliau adalah sosok pahlawan yang dikenal sebagai pembangkit semangat pemuda Indonesia untuk melawan penjajah Belanda.
2. Perjalanan Karier Kehidupannya
Melalui tentara NICA, Bung Tomo memimpin peristiwa pertempuran 10 November atau yang saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Sutomo juga pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan.
Beliau menjadi staf asisten pribadi di sebuah perusahaan swasta hingga pemerintahan.
Tak hanya itu, dirinya juga pernah berkecimpung di perusahaan ekspor-impor milik Belanda.
Bung Tomo pun pernah berperan sebagai polisi di Kota Praja dan menjadi anggota Serikat Islam.
Ia pun sempat menjadi distributor untuk perusahaan mesin jahit yang bernama "Singer".
Baca Juga: 14 Sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan Kisahnya
3. Pendidikan Bung Tomo
Soal jenjang pendidikan, Sutomo pada usia 12 tahun terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO.
Ia harus melakukan berbagai pekerjaan untuk mengatasi masalah ekonomi keluarganya.
Kemudian, Bung Tomo melanjutkan pendidikan HBS melalui korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.
Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).
Pada usia 17 tahun, Sutomo berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat "Pandu Garuda".
4. Era Keanggotaan Partai Politik
Sutomo juga pernah menjadi seorang jurnalis di masanya.
Ia bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial yang berpengaruh.
Bung Tomo terpilih pada tahun 1944 menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru.
Pada tahun 1945, ia dikenal dengan usahanya untuk membangkitkan semangat rakyat dan penduduk.
Hal ini berkaitan dengan peristiwa penyerangan Surabaya oleh tentara NICA.
Pidato dan seru-seruan dari Bung Tomo mulai populer di radio sejak peristiwa penting tersebut.
Baca Juga: 10+ Museum Date di Jakarta yang Kekinian, Aestetic Sekali!
Sejarah Perjuangan di Era Bung Tomo
Ada pula rangkaian sejarah perjuangan Bung Tomo selama menjadi anggota, di antaranya:
1. Revolusi Nasional Indonesia
Pada 1944, Bung Tomo terpilih menjadi anggota "Gerakan Rakyat Baru" dan pengurus "Pemuda Republik Indonesia" di Surabaya yang disponsori Jepang.
Tergabung ke dalam sejumlah kelompok politik dan sosial, menjadi pencetus keterlibatannya dalam Revolusi Nasional Indonesia.
Adanya akses ke media-media dan radio membuat pidato dan orasi-orasi Bung Tomo tersalurkan.
Hal inilah yang membuat ia semakin populer dengan semangat pemudanya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sejak 12 Oktober 1945, Bung Tomo juga pernah menjadi pemimpin "Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia" (BPRI) di Surabaya. Peristiwa ini tentang melawan pasukan Belanda dan Inggris di kala itu.
Pada 10 November 1945, Indonesia terpaksa harus menerima kegagalan dalam pertempuran tersebut.
Pasukan Inggris yang mundur pada pertempuran November 1946 menjadi saksi sejarah terpenting dari kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca Juga: 25+ Nama Pahlawan Nasional Indonesia dan Kisah Perjuangannya
2. Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya atau dikenal Peristiwa 10 November 1945 menjadi salah satu rekam sejarah penting Bung Tomo.
Pasukan yang tergabung dalam Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI) merupakan bagian dari pasukan Sekutu.
Hal inilah yang memenangkan Perang Asia Timur Raya atas Jepang.
Tujuan dari RAPWI adalah melakukan bantuan rehabilitasi tawanan perang dan adanya konflik dalam melucuti senjata tentara Jepang.
Adanya pasukan Sekutu ke Surabaya membuat suasana kota menjadi mencekam dan tegang di kala itu.
Gesekan antar kaum pemuda mulai bermunculan dengan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
3. Ultimatum Pertempuran Surabaya
Insiden yang terjadi di hari yang sama menyebabkan komandan pasukan Sekutu di Jawa Timur tewas.
Tewasnya Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby digantikan dengan Mayor Jenderal Robert Mansergh dari Komandan Divisi 5 Inggris.
Pada 9 November 1945, Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya.
Isi dari ultimatum tersebut adalah sebagai berikut:
- Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri. Seluruh senjata yang dimiliki pihak Indonesia di Surabaya harus diserahkan kepada Inggris.
- Para pemimpin Indonesia di Surabaya harus bersedia menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.
Peringatan itu tidak disambut baik oleh para pejuang, arek-arek Surabaya, dan segenap rakyat.
Diketahui, pada tanggal 10 November 1945, tidak ada satupun rakyat Indonesia yang datang untuk menyerahkan diri.
4. Era Pemerintahan Orde Baru
Setelah kemerdekaan Indonesia, Sutomo juga pernah aktif dalam politik di tahun 1950-an.
Namun, di awal tahun 1970-an, beliau berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru.
Bung Tomo dikenal dengan kritikan dan orasi-orasi 'pedasnya' terhadap program-program presiden Soeharto.
Akibatnya, pada 11 April 1978, beliau ditahan oleh pemerintah selama setahun karena kritik-kritiknya yang mengancam.
Perjuangan Bung Tomo berakhir ketika ia dinyatakan meninggal dunia pada 7 Oktober 1981 di Mekkah ketika sedang menunaikan haji.
Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke Indonesia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya.
Kepemimpinan dan Karakter Bung Tomo
Kepemimpinan dan karakter Bung Tomo menjadi dua aspek yang sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Berikut adalah beberapa ciri kepemimpinan dan karakter pahlawan yang satu ini:
1. Kepemimpinan Visioner
Bung Tomo memiliki visi yang kuat untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
Ia selalu berbicara tentang cita-cita besar dan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.
Kemampuan dan pola pikirnya ini berhasil membuat banyak orang termotivasi dan bersedia berjuang lebih keras.
2. Keberanian dan Ketegasan
Bung Tomo dikenal karena keberaniannya dalam menghadapi penjajah Belanda dan sekutunya. Ia tidak pernah gentar dalam menghadapi situasi berbahaya.
Ketegasannya dalam mempertahankan hak dan kebebasan rakyatnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk ikut berperang.
3. Kemampuan Berbicara yang Luar Biasa
Sosok yang memiliki nama asli Sutomo ini adalah orator ulung pada masa kemerdekaan.
Ia memiliki kemampuan luar biasa untuk berbicara dan memotivasi orang melalui pidato-pidatonya yang menggetarkan hati.
Pidato-pidatonya yang penuh semangat dapat menggerakkan massa dan membangkitkan semangat perjuangan.
4. Kemampuan Beradaptasi
Bung Tomo memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan situasi dalam perang.
Ia bisa mengubah taktik dan strategi perjuangan sesuai dengan keadaan yang terjadi di lapangan dengan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin terjadi.
Penghargaan Bung Tomo
Warisan dan penghargaan yang diterima olehnya mencerminkan besarnya kontribusinya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Terdapat beberapa warisan dan penghargaan yang dikenang dan diberikan kepada Bung Tomo:
1. Penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana
Salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah Indonesia adalah Bintang Mahaputera Adipradana.
Penghargaan ini diberikan pada tahun 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta.
Diberikannya penghargaan ini atas jasa-jasa Bung Tomo dalam memimpin perjuangan rakyat Surabaya melawan penjajah Belanda pada 10 November 1945.
2. Monumen dan Tugu Peringatan
Bung Tomo adalah salah satu bagian dari Tugu Pahlawan Surabaya yang terletak di Jalan Pahlawan, Surabaya, Indonesia.
Tugu ini didedikasikan untuk mengenang Bung Tomo dan peran pentingnya dalam sejarah perjuangan nasional.
3. Nama Jalan dan Bangunan
Bung Tomo dihormati dengan cara memberikan namanya pada jalan-jalan, sekolah-sekolah, dan bangunan-bangunan publik di Indonesia.
4. Inspirasi bagi Generasi Muda
Salah satu warisan terbesar Bung Tomo adalah menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Karakter, semangat perjuangan, dan keteguhannya dalam mempertahankan kemerdekaan telah memotivasi banyak pemuda untuk berkontribusi pada pembangunan negara.
5. Peringatan Hari-Hari Bersejarah
Setiap tahun, Indonesia memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan, seperti Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.
Bung Tomo sering diingat dalam acara-acara tersebut sebagai salah satu tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan.
Baca Juga: Biografi Sutan Syahrir, Perdana Menteri Pertama Indonesia
Demikian penjelasan tentang perjuangan Bung Tomo di era kemerdekaan Indonesia.
Ceritakan kisah yang menginspirasi ini kepada Si Kecil juga, ya, Moms!
- https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/cabinet_personnel/popup_profil_pejabat.php?id=147&presiden_id=&presiden=
- https://www.ut.ac.id/tags/bung-tomo
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.