10 Jenis Awan dan Ciri-cirinya, Ajarkan pada Si Kecil!
Sudahkan Moms tau ada banyak jenis-jenis awan?Ternyata, tiap jenis awan memiliki ciri khas dan peranannya masing-masing dalam cuaca.
Awan terbentuk dari uap air yang mengembun di atmosfer dan bisa memberikan petunjuk penting tentang kondisi cuaca, mulai dari cuaca cerah hingga badai.
Mengetahui jenis-jenis awan sangat berguna untuk mengajarkan Si Kecil tentang fenomena alam sekitar mereka.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya dan temukan cara yang menyenangkan untuk mengenalkan berbagai jenis awan kepada Si Kecil!
Baca Juga: 16 Arah Mata Angin dan Cara Menentukannya Tanpa Kompas
Proses Terbentuknya Awan
Mengutip dari Climate Kids NASA, proses pembentukan awan dimulai dengan penguapan air dari permukaan Bumi, seperti dari laut, danau, sungai, dan bahkan tumbuhan.
Air yang menguap ini berubah menjadi uap air yang ringan dan naik ke atmosfer.
Seiring dengan meningkatnya ketinggian, suhu udara akan menurun, dan uap air yang sebelumnya berada dalam bentuk gas mulai mendingin.
Ketika uap air mencapai titik suhu tertentu, yaitu titik embun, ia akan mengembun menjadi tetesan air kecil atau kristal es, tergantung pada suhu atmosfer di sekitar.
Tetesan air kecil ini tidak langsung terlihat sebagai awan, melainkan berkumpul di sekitar partikel-partikel kecil yang ada di udara, seperti debu, garam laut, atau polutan lainnya, yang berfungsi sebagai inti kondensasi.
Proses ini mirip dengan bagaimana embun terbentuk di pagi hari pada daun tanaman. Ketika banyak tetesan air atau kristal es ini berkumpul, terbentuklah awan yang dapat kita lihat di langit.
Awan terdiri dari jutaan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil, sehingga mereka tampak seperti kabut atau gumpalan putih.
Selain itu, awan bisa terbentuk melalui berbagai cara. Salah satunya adalah ketika udara hangat naik dan mendingin dengan cepat saat mencapai ketinggian tertentu.
Hal ini sering terjadi di daerah yang hangat, seperti daerah tropis, di mana udara lembap yang naik bisa membentuk awan cumulonimbus yang besar dan bahkan bisa memicu hujan badai.
Faktor lainnya adalah pergerakan massa udara yang berbeda suhu dan kelembapannya, yang bisa menyebabkan awan terbentuk dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Ketinggian
Jenis-jenis awan berdasarkan ketinggian dibagi menjadi tiga kategori utama: awan tinggi, awan menengah, dan awan rendah.
Setiap jenis awan ini terbentuk pada ketinggian yang berbeda-beda di atmosfer dan memiliki ciri khas yang dapat membantu kita mengenalinya.
Berikut adalah penjelasan yang lebih panjang mengenai jenis-jenis awan berdasarkan ketinggiannya, yang bisa Moms gunakan untuk mengajarkan Si Kecil.
Awan Tinggi
Awan tinggi terbentuk pada ketinggian lebih dari 6.000 meter di atas permukaan bumi. Awan-awan ini terbuat dari kristal es, karena suhu di ketinggian tersebut sangat rendah. Berikut jenis-jenis awan tinggi:
1. Awan Cirrus (Ci)
Awan ini sangat tipis dan berbentuk seperti serat atau garis panjang di langit. Meskipun tidak menyebabkan hujan, awan cirrus dapat menandakan bahwa cuaca akan berubah.
Jika Moms melihat awan cirrus, itu mungkin berarti cuaca akan mendung atau hujan dalam waktu dekat.
2. Awan Cirrostratus (Cs)
Awan cirrostratus berbentuk tipis dan menyelimuti langit, sehingga membuat matahari atau bulan terlihat seperti memiliki cincin di sekitarnya.
3. Awan Cirrocumulus (Cc)
Awan cirrocumulus terdiri dari gumpalan kecil yang tersebar di langit, biasanya terlihat seperti kumpulan bola kapas putih.
Awan ini sering kali tidak membawa hujan, tetapi terkadang bisa menandakan cuaca menjadi lebih lembap.
Awan Menengah
Awan menengah berada pada ketinggian sekitar 2.000 hingga 6.000 meter.
Awan-awan ini lebih tebal daripada awan tinggi dan bisa membawa hujan ringan atau salju. Berikut jenis-jenis awan menengah:
1. Awan Altostratus (As)
Awan ini berbentuk lapisan tebal yang menutupi langit dan biasanya berwarna abu-abu atau biru tua.
Awan altostratus sering membawa hujan ringan atau salju yang dapat berlangsung cukup lama. Jika Moms melihat awan ini, kemungkinan cuaca akan hujan atau bersalju.
2. Awan Altocumulus (Ac)
Awan altocumulus tampak seperti gumpalan kecil atau bola kapas yang berkelompok. Awan ini lebih tebal daripada awan cirrocumulus dan dapat membawa hujan ringan.
Jika awan altocumulus muncul dalam jumlah banyak, bisa menandakan perubahan cuaca dalam waktu dekat, seperti hujan atau angin kencang.
Baca Juga: Angin Darat dan Angin Laut: Arah, Penyebab, dan Perbedaannya
Awan Rendah
Awan rendah berada pada ketinggian kurang dari 2.000 meter di atas permukaan bumi. Awan-awan ini biasanya lebih tebal dan dapat menghasilkan hujan, salju, atau kabut. Berikut jenis-jenis awan rendah:
1. Awan Stratus (St)
Awan stratus terlihat seperti lapisan abu-abu tebal yang menyelimuti langit, seringkali membuat cuaca tampak mendung.
Awan ini dapat membawa gerimis atau kabut ringan, dan biasanya cuaca akan tetap mendung selama beberapa waktu.
2. Awan Stratocumulus (Sc)
Awan stratocumulus berbentuk gumpalan besar yang bisa terlihat berwarna abu-abu atau putih.
Walaupun tidak seberat awan nimbostratus dalam membawa hujan, awan stratocumulus bisa menciptakan proses terjadinya hujan ringan atau gerimis.
3. Awan Nimbostratus (Ns)
Awan nimbostratus adalah awan tebal yang dapat menutupi seluruh langit dan sering kali membawa hujan deras atau salju.
Jika Moms melihat awan ini, besar kemungkinan cuaca akan hujan terus-menerus atau terjadi salju yang berlangsung lama.
Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Bentuk
Jenis-jenis awan berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama, seperti awan cumulus dan cumulonimbus.
Setiap jenis awan memiliki ciri khas yang berbeda, yang bisa Moms gunakan untuk mengajarkan Si Kecil cara mengenali awan di langit.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis awan berdasarkan bentuk yang bisa Moms jelaskan dengan mudah kepada Si Kecil yang dikutip dari National Weather Service:
1. Awan Cumulus
Awan cumulus adalah jenis awan yang paling mudah dikenali. Bentuknya menyerupai gumpalan kapas putih yang besar dan tebal, dengan bagian atas yang bulat dan berlapis-lapis.
Awan cumulus biasanya muncul pada cuaca cerah dan kering, dan dapat berkembang menjadi lebih besar seiring berjalannya waktu.
Jika awan cumulus semakin besar dan gelap, hal itu bisa menandakan bahwa cuaca akan berubah menjadi hujan atau badai. Biasanya, awan cumulus ditemukan di ketinggian rendah.
- Ciri khas: Gumpalan tebal, bentuk seperti bunga kol atau kapas.
- Cuaca: Cuaca cerah, tetapi bisa berubah menjadi badai atau hujan jika berkembang lebih besar.
2. Awan Cumulonimbus
Awan cumulus yang tumbuh sangat besar dan tinggi menjadi awan cumolonimbus.
Awan ini sangat besar dan dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi, bahkan sampai ke lapisan atmosfer yang paling atas.
Awan cumolonimbus sering dikaitkan dengan cuaca buruk, seperti hujan deras, badai petir, atau tornado.
Awan ini memiliki bentuk yang sangat tinggi dengan bagian atas yang runcing atau seperti bunga kol, dan biasanya muncul ketika udara sangat lembap dan tidak stabil.
- Ciri khas: Sangat besar dan tinggi, dengan bagian atas yang berbentuk seperti gunung atau bunga kol.
- Cuaca: Hujan deras, petir, badai, atau tornado.
Itulah penjelasan tentang jenis-jenis awan serta ciri-cirinya yang bisa Moms ajarkan pada Si Kecil. Semoga ini menjadi ilmu baru yang mengesankan untuk Si Kecil, ya Moms!
- https://climatekids.nasa.gov/cloud-formation/
- https://www.weather.gov/lmk/cloud_classification
- https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_cloud_types
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.