Cabut Gigi: Biaya, Prosedur, Efek Samping dan Perawatannya
Cabut gigi merupakan prosedur pencabutan gigi yang dilakukan oleh dokter karena berbagai faktor.
Misalnya, gigi rusak, gigi berlubang, persiapan sebelum memasang kawat gigi, atau permasalahan kesehatan mulut lainnya.
Keputusan mencabut gigi bukanlah hal sembarangan, dibutuhkan persetujuan dari dokter dan pasien serta pertimbangan yang matang.
Pencabutan gigi dilakukan oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut dan merupakan prosedur rawat jalan yang relatif cepat dengan anestesi lokal, umum, intravena, atau kombinasi keduanya.
Umumnya, proses mencabut gigi dilakukan dengan alat-alat sederhana.
Namun, dalam beberapa kasus, gigi yang patah dan terletak di bawah permukaan atau terkena benturan memerlukan prosedur pembedahan dan pencabutan yang lebih rumit.
Nah, dalam artikel ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai biaya, proses, dan serba-serbi cabut gigi. Yuk simak penjelasannya berikut ini, Moms!
Baca Juga: Prosedur dan Kisaran Biaya Operasi Gigi Bungsu, Wajib Tahu!
Biaya Cabut Gigi
Biaya pencabutan gigi sangat bervariasi tergantung pada seberapa berat permasalahan gigi pasien dan apakah gigi pasien terkena impaksi.
Pencabutan sederhana biasanya berharga antara Rp150 ribu hingga Rp2 juta per gigi, atau lebih mahal tergantung pada jenis anestesi yang dibutuhkan dan lokasi tempat tinggal.
Tapi, perlu diketahui bahwa biaya untuk mencabut gigi yang terkena benturan jauh lebih. Tempat tinggal juga dapat memengaruhi jumlah biaya atau harga untuk prosedur cabut gigi.
Baca Juga: Implan Gigi, Prosedur Pemasangan Gigi Tiruan dengan Mengganti Akar Gigi
Kondisi Tidak Boleh Cabut Gigi
Ada beberapa kondisi di mana cabut gigi mungkin tidak disarankan untuk dilakukan. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Infeksi aktif
Jika gigi atau gusi sedang dalam keadaan terinfeksi, dokter gigi mungkin akan menunda pencabutan hingga infeksi dapat diatasi dengan antibiotik atau perawatan lainnya.
2. Kondisi Kesehatan yang Serius
Ada kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes yang tidak terkontrol, penyakit jantung, atau gangguan pembekuan darah yang dapat membuat prosedur pencabutan gigi menjadi berisiko.
Dokter gigi akan mempertimbangkan kesehatan umum pasien sebelum melakukan pencabutan.
3. Kondisi Pasca Operasi Tertentu
Jika seseorang baru saja menjalani operasi pada bagian tertentu dari tubuhnya, dokter mungkin akan menunda pencabutan gigi sampai setelah tubuh pasien pulih sepenuhnya.
Semua keputusan terkait pencabutan gigi harus dibuat oleh dokter gigi yang mempertimbangkan kondisi kesehatan dan kebutuhan spesifik pasien.
Baca Juga: 3 Resep Bakso Telur, Cocok untuk Hidangan Keluarga
Teknik Cabut Gigi
Pencabutan gigi bisa dilakukan secara sederhana atau melalui prosedur bedah, tergantung pada kondisi gigi pasien.
Berikut penjelasan masing-masing teknik mencabut gigi dengan dokter gigi atau dokter bedah.
1. Teknik Sederhana
Teknik pencabutan gigi sederhana digunakan untuk mengeluarkan gigi yang telah terlihat di atas garis gusi dan memiliki akar tunggal.
Selama prosedur ini, Moms akan menerima anestesi lokal, yang membuat area sekitar gigi mati rasa sehingga hanya merasakan tekanan, bukan rasa sakit.
Dokter gigi kemudian menggunakan alat yang disebut elevator untuk melonggarkan gigi dan tang untuk mencabutnya.
Setelah gigi berhasil dicabut, dokter gigi akan membersihkan area soket untuk memastikan tidak ada sisa debris atau fragmen gigi yang tertinggal.
Kemudian, kain kasa steril akan ditempatkan di area tersebut untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Teknik Bedah
Pencabutan gigi dengan prosedur bedah umumnya diperlukan ketika gigi terletak dalam posisi yang sulit dijangkau, tertanam dalam tulang dengan sangat dalam, atau berdekatan dengan struktur penting seperti saraf atau sinus.
Teknik pencabutan gigi dengan prosedur bedah lebih kompleks daripada pencabutan gigi sederhana dan mungkin memerlukan pembedahan kecil.
Dalam prosedur ini, Moms kemungkinan besar akan menerima anestesi lokal dan anestesi intravena sehingga tubuh lebih tenang dan rileks.
Moms bisa juga menerima anestesi umum, tergantung pada kondisi medis yang dimiliki.
Dengan anestesi umum, Moms akan tetap tidak sadarkan diri selama prosedur berlangsung.
Ahli bedah mulut kemudian akan membuat sayatan kecil pada gusi.
Dokter juga mungkin perlu menghilangkan tulang di sekitar gigi atau memotong gigi Moms sebelum dapat dicabut.
Setelah gigi berhasil dicabut, dokter bedah mulut akan menjahit luka dengan benang yang dapat larut atau non-larut tergantung pada situasi.
Ini dilakukan untuk membantu proses penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi.
Baca Juga: 11+ Rekomendasi Dokter Gigi Jakarta dan Klinik Praktik Terbaik
Proses Cabut Gigi
Sebelum memulai proses cabut gigi, lebih dulu dokter akan melakukan pemeriksaan dan beberapa persiapan.
Berikut ini hal-hal yang akan dilakukan saat proses cabut gigi melansir dari Medical News Today.
1. Rontgen Gigi
Sebelum memulai pencabutan, dokter bedah akan melakukan rontgen gigi pasien. Hal ini akan membantu mereka mengevaluasi kelengkungan dan sudut akar gigi.
Pastikan untuk memberi tahu dokter gigi tentang obat apa yang sedang dikonsumsi seperti vitamin, suplemen, atau obat-obatan lainnya.
2. Riwayat Penyakit
Menurut UT Health San Antonio Dentistry, beritahu dokter gigi terkait kondisi dan riwayat penyakit yang Moms miliki.
Sebab, hal ini dapat menentukan kapan sebaiknya dokter mencabut gigi pasien, terlebih jika pasien harus mengonsumsi sejumlah obat sebelum dan setelah pencabutan gigi.
Selain itu, informasikan ke dokter jika Moms memiliki riwayat penyakit berikut ini:
- Cacat jantung bawaan
- Diabetes
- Liver
- Penyakit tiroid
- Penyakit ginjal
- Hipertensi
- Sendi
- Katup jantung rusak
- Penyakit adrenal
- Sistem kekebalan yang terganggu
- Riwayat endokarditis bakteri
Selanjutnya, dokter akan memastikan kondisi tubuh dan kesehatan pasien stabil selama sebelum dan sesudah perawatan cabut gigi.
3. Pencabutan Gigi
Setelah itu, dokter akan memberikan anestesi lokal agar area gigi yang akan dicabut mati rasa.
Lalu, ahli bedah akan memulai pencabutan. Mereka mungkin mencabut gigi menjadi beberapa bagian.
Jika gigi tersembunyi di bawah jaringan gusi atau tulang, dokter mungkin perlu memotong gusi atau mengangkat area tulang yang menghalangi gigi untuk dicabut.
Selama proses pencabutan, seharusnya Moms tidak merasakan sakit, tetapi justru akan merasakan tekanan pada gigi.
Selain itu, Moms juga akan mendengar suara gemeretak dan retak pada tulang atau gigi.
Sebelum memulai pencabutan, dokter bedah akan melakukan rontgen gigi pasien. Pencitraan ini akan membantu mereka mengevaluasi kelengkungan dan sudut akar gigi.
Tapi, jika Moms merasakan sakit yang tak tertahankan, segera beritahu dokter atau ahli bedah untuk memperbanyak suntikan anestesi.
Setelah pencabutan, jahitan atau prosedur tambahan untuk mengontrol perdarahan mungkin diperlukan.
Dokter gigi atau ahli bedah akan menempatkan lapisan kasa tebal di atas tempat pencabutan dan meminta Moms tersebut menggigitnya untuk menyerap darah dan memulai proses pembekuan.
4. Pemberian Antibiotik
Kemudian, dokter akan memberikan resep antibiotik pada hari-hari menjelang cabut gigi apabila Moms mengalami beberapa kondisi di bawah ini melansir dari British Medical Journal:
- Operasi berlangsung lama
- Mengalami infeksi atau sistem kekebalan yang lemah
- Memiliki kondisi medis tertentu
Baca Juga: Serba Serbi Gigi Gingsul, Sebaiknya Dicabut atau Dirawat?
Hal Penting yang Perlu Diperhatikan saat Cabut Gigi
Ada sejumlah hal yang penting untuk diingat dan diketahui selama proses pencabutan gigi agar prosedur berjalan lancar dan baik, yakni:
- Jika Moms akan diberikan suntikan anestesi intravena (IV), kenakan kemeja lengan pendek atau pakaian longgar.
- Jangan makan atau minum selama enam hingga delapan jam sebelum prosedur
- Jangan merokok
- Beri tahu dokter gigi jika Moms terserang flu karena kemungkinan pencabutan gigi akan dijadwalkan ulang
- Beri tahu dokter gigi jika Moms mengalami mual atau muntah pada malam sebelum cabut gigi.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Obat Kumur Terbaik, Ada untuk Ibu Hamil!
Perawatan setelah Cabut Gigi
Setelah cabut gigi, Moms akan merasakan nyeri atau kesakitan selama beberapa hari. Untuk itu, Moms harus melakukan perawatan setelah cabut gigi untuk mempercepat penyembuhan dan menghilangkan rasa nyeri.
Berikut ini serba serbi perawatan usai cabut gigi.
1. Istirahat Cukup
Mungkin terdengar sepele, tapi penting untuk kita beristirahat setidaknya selama 24 jam pertama setelah gigi dicabut.
Hal ini dilakukan untuk memulihkan tenaga serta membantu tubuh kita agar mempercepat proses pemulihan usai cabut gigi.
Jadi jangan beraktivitas berat dulu setelah cabut gigi, ya.
2. Mengganti Kasa Gigi
Setelah pencabutan, dokter gigi atau ahli bedah akan meletakkan kain kasa tebal di atas area yang menggigit kain kasa dengan tekanan yang kuat dan konsisten akan membantu mengontrol perdarahan.
Kain kasa harus tetap terpasang setidaknya selama 20–30 menit. Moms perlu mengganti kain kasa setiap kali basah atau sudah penuh dengan darah.
Pendarahan kemungkinan akan berlanjut selama 1-2 hari setelah pencabutan gigi.
3. Kontrol Rasa Nyeri
Mati rasa akibat anestesi lokal hanya berlangsung selama beberapa jam setelah pencabutan. Hubungi dokter gigi jika mati rasa terus berlanjut.
Dokter gigi mungkin meresepkan obat untuk meredakan nyeri dan peradangan setelah prosedur.
Namun, biasanya, obat-obatan yang dijual bebas seperti asetaminofen atau ibuprofen sudah cukup untuk mengendalikan rasa sakit setelah pencabutan.
4. Mengontrol Pembengkakan
Moms mungkin juga akan mengalami pembengkakan wajah ringan di area pencabutan, dan hal ini normal.
Kompres es ke wajah dapat membantu meringankan pembengkakan.
5. Sikat dan Bersihkan Gigi dengan Benang
Menyikat dan membersihkan gigi dengan benang seperti biasa usai proses cabut gigi, tapi hati-hati agar tidak mengganggu pembekuan darah pada bagian yang dicabut.
Selain itu, setelah pencabutan, seringlah membilas mulut dengan air hangat beberapa jam sekali dengan campuran 1 sdt garam dalam 1 cangkir air.
Baca Juga: Kenali Prosedur Pasang Behel Gigi, Jenis, dan Biaya yang Harus Dikeluarkan
Apa yang Harus Dihindari setelah Cabut Gigi?
Setelah pencabutan, hindari hal-hal berikut ini agar tidak mengiritasi area yang dicabut dan memperlambat penyembuhan menurut British Dental Journal.
- Mengisap area ekstraksi
- Menyentuhnya dengan lidah
- Menggunakan sedotan
- Meludah
- Makan makanan padat - terutama yang renyah -
- Kumur-kumur terlalu keras
- Minum minuman beralkohol atau menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol
- Merokok
- Hati-hati saat makan
Sebaiknya, setelah pencabutan gigi, minum banyak cairan dan makan makanan yang lembut dan bergizi.
Setelah dirasa nyaman untuk mengunyah, maka mulailah makan makanan padat secara perlahan.
Gunakan sisi gigi yang tidak sakit hingga proses penyembuhan selesai.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Pasta Gigi yang Mengandung Fluoride Terbaik
Efek Samping Cabut Gigi
Pencabutan gigi adalah prosedur yang umum dilakukan oleh dokter gigi.
Meskipun biasanya aman dan efektif, ada beberapa efek samping atau komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur tersebut:
1. Nyeri
Setelah efek anestesi hilang, Moms mungkin merasa nyeri di area yang dicabut.
Dokter gigi biasanya akan meresepkan atau menyarankan penggunaan obat penghilang rasa sakit.
2. Pembengkakan
Daerah di sekitar area cabutan bisa membengkak. Moms bisa menerapkan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan tersebut.
3. Pendarahan
Beberapa pendarahan ringan mungkin terjadi setelah pencabutan.
Gigitlah kasa atau bahan penyerap lainnya yang diberikan oleh dokter gigi untuk membantu menghentikannya.
4. Infeksi
Seperti operasi lainnya, ada risiko infeksi setelah pencabutan gigi.
Jika Moms merasakan nyeri yang semakin parah, bau busuk, atau demam, segera hubungi dokter.
Itulah hal-hal yang perlu Moms ketahui sebelum mencabut gigi. Mulai dari harga, proses hingga perawatan setelah cabut gigi.
- https://www.webmd.com/oral-health/guide/pulling-a-tooth-tooth-extraction
- https://www.healthline.com/health/tooth-extraction#procedure
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/327170#aftercare
- https://www.bmj.com/content/357/bmj.j1217
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24762895/
- https://www.uthscsa.edu/patient-care/dental/services/extraction-abscess-tooth-decay
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.