8 Cara agar Jentik Tidak Jadi Nyamuk, Praktikkan Demi Kesehatan Si Kecil ya, Moms!
Orang tua harus secara khusus memperhatikan kesehatan dan kebersihan anak-anak, serta memastikan mereka selalu aman dan sehat. Pengendalian hama, serangga, atau seperti mencari cara agar jentik tidak jadi nyamuk adalah salah satu yang harus dilakukan.
Bagaimanapun, serangga seperti nyamuk merupakan pengganggu yang dapat menyebabkan beberapa penyakit. Terlebih jika datang musim hujan, tidak mengherankan melihat mereka berdengung.
Padahal, di rumah Moms mungkin ada kolam, air mancur, dan beragam genangan air di rumah. Ini indah tetapi, jika tidak dikelola dengan baik, akan menjadi wadah bagi jentik nyamuk.
Dikutip dari Tuxedo Mosquito Control, nyamuk betina bertelur di genangan air. Kemudian, larva memakan puing-puing organik (seperti ganggang).
Setelah para jentik nyamuk ini menghabiskan waktu hingga dua minggu di dalam air, mereka menjadi kepompong dan menjadi nyamuk dewasa.
Serangga ini adalah hama musim panas yang ikonik dan mengganggu.
Baca Juga: Seberapa Efektif Fogging Dilakukan untuk Bunuh Nyamuk Demam Berdarah?
Siklus Hidup Jentik Nyamuk Berkembang Biak
Foto: ticksafe.com.au
Semua spesies nyamuk menjalani atau melalui empat tahap siklus hidup. Beberapa tahapan itu yaitu:
- Telur
- Kepompong
- Larva
- Nyamuk dewasa
Jentik nyamuk membutuhkan genangan air untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
Tahukah Moms bahwa tidak lama setelah nyamuk betina menghisap darah, seekor nyamuk betina dapat menghasilkan antara 30 sampai 300 telur pada jarak yang bervariasi.
Semuanya mereka lakukan di atas permukaan air yang tergenang. Dalam kondisi optimal, telur nyamuk akan menetas menjadi jentik yang disebut juga “wiggler” dalam waktu 24-48 jam.
Larva atau jentik nyamuk di air akan berubah menjadi pupa.
Ini adalah tahap istirahat yang memakan waktu sekitar 4 hari setelah melalui 3 atau 4 kali instar (tahap perkembangan).
Setelah 1-4 hari berikutnya, pupa mulai bertransformasi menjadi nyamuk dewasa yang mampu terbang dan siap menggigit manusia.
Seluruh siklus hidup nyamuk biasanya memakan waktu sekitar 6-8 hari dari telur hingga tahap dewasa.
Agar tidak menggigit dan berbahaya bagi kesehatan, mencari cara agar jentik tidak jadi nyamuk adalah hal utama.
Baca Juga: Mana Lebih Aman untuk Anak: Obat Nyamuk Semprot, Bakar, atau Lotion?
Cara Agar Jentik Tidak Jadi Nyamuk
Foto: news.vanderbilt.edu
Nyamuk dapat menyebabkan masalah kesehatan karena menularkan penyakit serius, seperti demam berdarah, malaria, virus zika, dan virus west nile.
Mencegah gigitan mereka bisa jadi hal yang sulit.
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghentikan mereka berkembang biak di halaman belakang rumah.
Berikut ini adalah cara agar jentik tidak jadi nyamuk dari laman Essential Home Garden.
1. Buang Air yang Menggenang
Mungkin metode yang paling jelas dalam cara agar jentik tidak jadi nyamuk adalah membasmi dengan menghilangkan air atau tempat berkembang biaknya.
Ini berarti Moms harus menemukan sumber genangan air di rumah yang kemungkinan menjadi sarangnya.
Cari genangan air di halaman. Jika belum ada banjir atau hujan baru-baru ini, genangan air adalah tanda bahwa Moms terlalu banyak menyiram.
Kurangi penyiraman rumput dan genangan air ini akan segera hilang.
Cari juga peralatan rumput yang tertinggal di luar. Mesin pemotong rumput, gerobak dorong, dan peralatan serupa lainnya yang dapat terisi air.
Beberapa barang ini dapat menciptakan habitat yang sempurna bagi jentik nyamuk.
2. Gunakan Larvisida
Menyingkirkan genangan air mungkin merupakan solusi termudah, tetapi tidak selalu praktis.
Ada beberapa tempat, seperti kolam hias, di mana kita tahu bahwa itulah genangan air yang sengaja kita buat.
Dalam kasus tersebut, salah satu cara agar jentik tidak jadi nyamuk adalah dengan menggunakan larvasida. Ini adalah bahan kimia yang membunuh jentik nyamuk dan membuat air lebih bersih.
Setidaknya, air akan terlihat murni. Pada kenyataannya, air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Larvisida menargetkan larva di habitat perkembangbiakkan sebelum mereka dewasa menjadi nyamuk dewasa dan menyebar.
Perawatan larvasida di habitat perkembangbiakan membantu mengurangi populasi nyamuk dewasa di daerah terdekat.
Produk larvasida cair diaplikasikan langsung ke air menggunakan penyemprot ransel dan penyemprot yang dipasang di truk atau pesawat.
Formulasi larvasida tablet, pelet, granular, dan briket juga diterapkan oleh pengendali nyamuk ke daerah perkembangbiakkan.
3. Minyak Nabati
Menambahkan satu sendok teh minyak zaitun extra virgin ke satu galon air merupakan cara agar jentik tidak jadi nyamuk yang selanjutnya.
Minyak nabati rupanya dapat membunuh jentik nyamuk dengan cepat.
Lapisan atas minyak tipis di permukaan aka mencekik larva dan membunuh mereka dalam prosesnya.
Selain minyak zaitun, mengoleskan minyak kayu manis juga dapat menjadi bagian dari cara agar jentik tidak jadi nyamuk selanjutnya.
4. Gunakan Sabun Cuci Piring
Cara agar jentik tidak jadi nyamuk nomor empat adalah mencekik bayi pengisap darah dengan menggunakan sabun cuci piring.
Setetes sabun sudah cukup untuk mengolah satu galon air. Jadi, jika Moms kira-kira memiliki kolam dengan air sekitar 100 galon, gunakan 100 tetes sabun.
Sabun cuci piring bekerja dengan cara yang sama seperti minyak sayur. Bahan kimia ini dapat dengan mudah menghalangi saluran pernapasan jentik nyamuk.
Keuntungan sabun adalah harganya yang murah dan pada konsentrasi bahan tersebut. Bahan ini tidak akan merusak penampilan kolam.
Namun, kelemahannya adalah itu bukan pilihan yang baik untuk air minum atau kolam ikan.
Baca Juga: 15 Cara Mengusir Nyamuk dengan Bahan Alami, Ampuh Bikin Nyamuk Tidak Datang Lagi
5. Cuka Sari Apel
Cuka sari apel adalah bagian dari cara agar jentik tidak jadi nyamuk lainnya. Bahan ini efektif untuk menghilangkannya. Sayangnya, ini tidak seefektif minyak kayu manis.
Sementara minyak kayu manis bekerja hampir seketika, cuka sari apel membutuhkan waktu sekitar 18 jam untuk menjadi efektif.
Seperti minyak kayu manis, cuka sari apel bukanlah pilihan yang baik untuk kolam ikan. Namun, bahan ini amat sangat aman bagi manusia.
6. Pemutih Klorin
Sekarang, opsi ini tentu saja bukan cara yang paling ramah lingkungan untuk membunuh jentik nyamuk.
Akan tetapi karena manfaat klorin dalam cara agar jentik tidak jadi nyamuk ini berhasil, Moms bisa mempertimbangkannya.
Cukup tuangkan sedikit pemutih ke dalam air dan jentik nyamuk dan mereka akan segera mati. Apa pun yang hidup di dalamnya akan segera mati.
Perlu dicatat bahwa Moms tidak boleh menggunakan pemutih dalam air yang kemungkinan akan diminum oleh hewan peliharaan atau hewan lain.
7. Gunakan Aerasi dan Gerakan Air
Seperti yang disebutkan sebelumnya, nyamuk lebih suka bertelur di air yang tenang dan tergenang. Itu sebabnya Moms akan menemukan jentik nyamuk di kolam, tetapi tidak di sungai.
Untuk mencegah nyamuk bertelur, pompa atau operator kolam adalah salah satu solusi terbaik. Ini akan membuat permukaan air tetap bergerak dan akan mengusir nyamuk.
Selain itu, jika ada telur atau larva yang ada di dalam air, pompa ini juga dapat membantu membunuh mereka.
Hal ini karena sedotan dana liran pompa membuat permukaan bergolak dan mengganggu proses pernapasan larva.
8. Gunakan Ikan Pemakan Nyamuk
Cara agar jentik tidak jadi nyamuk selanjutnya adalah gunakan ikan pemakan nyamuk. Tapi tahukah Moms bahwa banyak spesies ikan sebenarnya dapat membantu mencegah nyamuk?
Beberapa spesies, seperti koi, ikan mas, bluegill, guppy, lele, dan nyamuk yang diberi nama sama, adalah jajaran ikan pemakan nyamuk.
Menambahkan satu atau lebih ikan ini ke kolam halaman belakang Moms dapat membunuh banyak jentik nyamuk.
Itulah cara agar jentik tidak jadi nyamuk yang dapat dengan mudah Moms coba.
Baca Juga: 13 Jenis Tanaman Pengusir Nyamuk, Efektif untuk di Rumah
Bahan yang digunakan sangat mudah dan percayalah ini akan membantu Moms menjaga kesehatan keluarga dan Si Kecil di rumah.
Selamat mencoba!
- https://www.essentialhomeandgarden.com/how-to-kill-mosquito-larvae-in-water/
- https://www.epa.gov/mosquitocontrol/controlling-mosquitoes-larval-stage
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.