01 November 2024

12 Cara Menghilangkan Keloid, Mana yang Terbaik?

Bedakan dulu dari bentuknya apakah keloid atau hypertofic scar?

Cara menghilangkan keloid adalah topik yang banyak dicari, terutama bagi mereka yang memiliki bekas luka menonjol yang berwarna merah atau lebih gelap dari kulit sekitar.

Menurut National Health Service (NHS), bekas luka keloid adalah bekas luka yang membesar dan menonjol yang bisa berwarna merah muda, merah, berwarna kulit atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya.

Keloid dapat muncul setelah kerusakan kulit kecil, seperti jerawat atau tindik telinga, dan meski tidak berbahaya, keberadaannya bisa mengganggu penampilan.

Secara estetika, hal ini bisa mengganggu seseorang. Moms pun juga ingin mencari tahu bagaimana cara menghilangkan keloid.

Dalam jurnal American Academy of Family Physicians (AAFP), keloid dan bekas luka hipertrofik menunjukkan respons penyembuhan yang luar biasa yang menjadi tantangan bagi dokter.

Kondisi ini lebih umum terjadi pada orang di bawah 30 tahun, terutama yang berkulit gelap, dan biasanya terjadi di area seperti bahu, lengan atas, dan pipi.

Jika Moms ingin mengetahui lebih lanjut tentang penyebab dan cara menghilangkan keloid secara alami maupun permanen, simak informasi lengkapnya di artikel ini!

Baca Juga: 12 Camilan untuk Ibu Hamil yang Sehat dan Enak, Bagus untuk Penuhi Nutrisi Selama Masa Kehamilan

Penyebab Timbulnya Keloid

Keloid
Foto: Keloid

Sebelum mencari tahu tentang bagaimana cara menghilangkan keloid, Moms perlu mengetahui apa yang menjadi penyebab munculnya keloid.

Menurut dr. Susie Rendra, Sp.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin RS Pondok Indah - Puri Indah, keloid bisa terjadi karena seseorang memiliki bawaan atau gen keloid di dalam tubuhnya.

“Jadi, ada orang-orang tertentu yang memiliki bakat keloid,” kata dr. Susie Rendra.

Selain itu, penyebab keloid juga bisa karena beberapa faktor, seperti luka yang terlalu dalam.

Hal ini karena semakin dalam luka, semakin tinggi pula risiko timbul keloid.

Luka kotor yang tidak dibersihkan dengan sempurna juga bisa menjadi penyebab timbulnya keloid.

Perlu Moms ketahui, ada bagian-bagian tubuh tertentu pada manusia yang memang berisiko memiliki keloid.

“Misalnya lengan bagian atas, dada, punggung. Jadi lokasi terjadinya luka juga berpengaruh,” lanjut dr. Susie.

Luka keloid biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi beberapa dapat menyebabkan rasa sakit, sensasi lembut, rasa gatal, perasaan terbakar, dan gerakan terbatas jika keloid terletak di sendi.

Pada situs Harvard Health Publishing, keloid merupakan pertumbuhan berlebih dari jaringan parut yang terjadi di lokasi cedera kulit.

Keloid ini muncul ketika terjadi trauma, pembedahan, lecet, vaksinasi, jerawat atau tindik badan yang telah melukai kulit.

Pada kasus yang lebih jarang, keloid bisa terbentuk di tempat di mana kulit tidak mengalami luka yang terlihat.

Keloid berbeda dari bekas luka dewasa normal dalam segi komposisi dan ukurannya.

Beberapa orang rentan terhadap pembentukan keloid dan dapat berkembang di beberapa tempat.

Ketika keloid berkaitan dengan sayatan atau cedera kulit, jaringan parut keloid terus tumbuh untuk beberapa saat setelah luka asli menutup, menjadi lebih besar dan lebih terlihat hingga mencapai ukuran akhir.

Terbentuknya keloid umumnya terjadi antara usia 10 dan 30 tahun dan bisa terjadi pada pria maupun wanita.

Meskipun mungkin lebih umum di antara wanita muda yang memiliki tindik telinga.

Keloid bisa terbentuk di atas tulang dada pada orang yang pernah menjalani operasi jantung terbuka.

Baca Juga: 12 Manfaat Buah Kedondong, Bantu Atasi Gangguan Pencernaan, hingga Bagus untuk Penglihatan

Cara Menghilangkan Keloid Secara Permanen

Suntikan Medis
Foto: Suntikan Medis (Bimcbali.com)

Perlu diketahui, keloid adalah salah satu jenis dari jaringan parut yang merupakan hasil dari pertumbuhan berlebihan dari bekas kulit yang terluka dan melebihi batas luka itu sendiri.

Sedangkan hypertrophic scar merupakan pertumbuhan ke atas (menonjol) jaringan parut bekas luka yang tidak melebar melewati batas luka.

"Bentuk keloid kenyal, mengkilat, dan dapat bervariasi dalam warna seperti merah jambu, merah daging, dan cokelat gelap. Keloid tidak ganas, tidak menular, dan biasanya terdapat gejala gatal, nyeri tajam, dan perubahan bentuk. Pada kasus yang parah, dapat menghambat pergerakan dari kulit," jelas dr. Benny Johan Marpaung, Sp.OG.

Tujuan cara menghilangkan keloid adalah untuk meratakan, melembutkan, atau mengecilkan keloid. Keloid sulit untuk dihilangkan secara permanen, dan kadang kembali setelah perawatan.

Banyak dokter akan menggunakan kombinasi perawatan untuk hasil terbaik.

Mengutip American Academy of Dermatology, berikut ini beberapa cara menghilangkan keloid yang bisa dilakukan.

1. Suntikan Kortikosteroid dan Obat-obatan Lain

Suntikan ini sering kali merupakan bagian dari cara menghilangkan keloid.

Saat disuntikkan ke dalam keloid, obat-obatan ini membantu mengecilkan bekas luka.

Pasien biasanya menerima serangkaian suntikan setiap tiga hingga empat minggu sekali.

Rata-rata, pasien kembali sekitar empat kali untuk suntikan ini.

Suntikan pertama cenderung meredakan gejala dan membuat keloid terasa lebih lembut.

Antara 50% dan 80% keloid menyusut setelah disuntikkan.

Namun, banyak dari keloid ini akan tumbuh kembali dalam lima tahun.

Untuk meningkatkan hasil, dokter kulit sering menambahkan terapi lain ke rencana perawatan.

2. Operasi Pengangkatan Keloid

Perawatan ini melibatkan pemotongan keloid melalui pembedahan.

Meskipun ini mungkin tampak seperti cara menghilangkan keloid permanen, penting untuk diketahui bahwa hampir 100% keloid kembali setelah perawatan ini.

Untuk mengurangi risiko kembalinya keloid setelah operasi pengangkatan, ahli kulit sering kali merawat pasien dengan perawatan keloid lain setelah operasi.

Suntikan kortikosteroid atau cryotherapy dapat membantu mengurangi risiko.

Jika keloid berada di daun telinga, mengenakan anting khusus yang menekan daun telinga dapat mencegah keloid kembali.

Menerima perawatan radiasi setelah operasi pengangkatan juga dapat mencegah keloid kembali.

3. Penggunaan Anting, Pakaian yang Bertekanan

Cara menghilangkan keloid ini sering digunakan setelah operasi keloid.

Memberi tekanan pada area tersebut mengurangi aliran darah, yang dapat menghentikan keloid kembali.

Antara 90% dan 100% pasien yang menggunakan perawatan ini sesuai petunjuk setelah operasi keloid dapat mencegah keloid lainnya.

Namun, menggunakan ini sesuai petunjuk bisa jadi sulit. Perangkat ini cenderung tidak nyaman.

Untuk mendapatkan hasil, pasien harus memakainya hingga 16 jam sehari selama 6 hingga 12 bulan.

Anting bertekanan cenderung paling mudah dipakai. Ini sering direkomendasikan setelah dokter kulit menghilangkan keloid dari daun telinga.

4. Perawatan dengan Laser

Laser
Foto: Laser (Freepik.com/arthurhidden)

Cara menghilangkan keloid ini dapat mengurangi tinggi dan memudarkan warna keloid.

Ini sering digunakan bersama dengan pengobatan lain seperti serangkaian suntikan atau tekanan kortikosteroid.

Baca Juga: Moms, Ini 16 Makanan Mempercepat Penyembuhan Luka Operasi Caesar

5. Lembaran dan Gel Silikon

Cara menghilangkan keloid ini dapat digunakan bersama dengan tekanan untuk mencegah keloid kembali.

Terkadang, silikon digunakan sendiri untuk meratakan keloid.

Dalam sebuah penelitian, 34% dari bekas luka yang timbul menjadi rata setelah pasien menggunakan gel silikon setiap hari selama enam bulan.


6. Cryotherapy

Perawatan cryotheraphy ini membekukan keloid dari dalam ke luar sekaligus menyelamatkan kulit di bawah keloid.

Ini digunakan untuk mengurangi kekerasan dan ukuran keloid.

Cryotherapy bekerja paling baik pada keloid kecil.

Menjalani beberapa perawatan cryotherapy sebelum (atau setelah) menerima suntikan kortikosteroid dapat mengurangi ukuran keloid. Ini bisa membuat suntikan lebih efektif.

Ahli kulit telah menemukan bahwa pasien yang menjalani tiga atau lebih perawatan ini cenderung mendapatkan hasil terbaik.

7. Perawatan Radiasi

Mendapatkan terapi radiasi setelah dokter kulit mengangkat keloid melalui pembedahan dapat mencegah keloid kembali.

Pasien dapat memulai perawatan radiasi segera setelah operasi keloid, keesokan harinya, atau seminggu kemudian sebagai cara menghilangkan keloid.

Radiasi juga dapat digunakan sendiri untuk mengurangi ukuran keloid.

Akan tetapi, hasilnya cenderung lebih baik bila digunakan setelah operasi keloid.

8. Menggunakan Tali Pengikat

Jika benang bedah dapat diikat di sekitar keloid, dokter kulit mungkin merekomendasikan perawatan ini.

Cara menghilangkan keloid ini dilakukan dengan benang bedah yang akan memotong keloid secara bertahap, dan dapat menyebabkan keloid lepas.

Moms perlu mengikatkan benang bedah baru di sekitar keloid setiap dua hingga tiga minggu.

Untuk meningkatkan dan memberikan hasil terbaik, dokter kulit mungkin merekomendasikan pilihan perawatan lain sebagai cara menghilangkan keloid.

Cara Menghilangkan Keloid Secara Alami

Madu
Foto: Madu

Jika pengobatan dengan cara medis dirasa mahal, Moms juga bisa mencoba cara menghilangkan keloid secara alami. Tentunya, dengan bahan yang mudah ditemukan.

Yuk, simak caranya berikut ini.

9. Gunakan Aspirin

Aspirin ternyata bisa menjadi cara menghilangkan keloid secara alami, lho!

Dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery, ditunjukkan bahwa penggunaan pil aspirin secara topikal dapat membantu mengobati keloid.

Penelitian menemukan bahwa aspirin mencegah sel-sel pemicu bekas luka memasuki area keloid saat dioleskan.

Dengan cara ini, pigmentasi dan ukuran keloid berkurang.

Berikut cara menghilangkan keloid secara alami ini:

  • Hancurkan 3-4 tablet aspirin.
  • Campur dengan air secukupnya hingga membentuk pasta.
  • Oleskan ke bagian keloid atau luka. Biarkan selama satu atau dua jam, lalu bilas.
  • Ulangi sekali setiap hari sampai hasil yang diinginkan tercapai.

10. Bawang Putih

Bawang putih memiliki cara kerja seperti aspirin, yang dapat menghalangi enzim tertentu memasuki area yang berkontribusi pada jaringan dan penumpukan pigmen.

Seiring waktu, bawang putih bisa menjadi cara menghilangkan keloid secara alami dan dapat membantu meringankan bekas luka.

Berikut cara menghilangkan keloid secara alami dengan bawang putih:

  • Ambil 2-3 siung bawang putih segar, dan hancurkan.
  • Oleskan ke area keloid dan diamkan selama sekitar 15 menit.
  • Cuci bersih dengan air dan gunakan pelembab.
  • Hentikan penggunaan atau kurangi waktu aplikasi jika bawang putih membakar kulit.

11. Oleskan Madu Organik

Madu mengandung senyawa anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi keloid.

Dalam International Journal of Advances in Life Science and Technology, disebutkan potensi madu untuk penyembuhan dengan keloid secara khusus.

Ini adalah cara menghilangkan keloid secara alami yang menarik tanpa memberikan potensi efek samping berbahaya yang ditemukan dalam kortikosteroid atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti aspirin.

Berikut ini cara menghilangkan keloid secara alami dengan madu:

  • Bubuhkan sedikit madu mentah, atau madu organik di area dengan keloid. Biarkan sebentar.
  • Bilas jika area tersebut menjadi lengket.
  • Oleskan kembali madunya sesering yang dibutuhkan.
  • Disarankan untuk menggunakannya setidaknya dua hingga tiga kali sehari sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.

12. Cuka apel

Cuka apel digadang-gadang bisa dijadikan sebagai penghilang keloid alami. 

Pada Virology Journal, segudang manfaat cuka apel yang berasal dari kandungan astringent dan mampu mengelupas sel kulit mati.

Inilah yang membuat cuka apel dipercaya bisa meredakan kemerahan pada kulit dan mengurangi ukuran keloid. 

  • Moms bisa mencampurkan cuka apel dengan air putih.
  • Setelah itu, oleskan pada area kulit yang terdapat keloid dan diamkan selama 30 menit.
  • Terakhir, bilas kulit sampai bersih. 

Baca Juga: 10 Cara Menghilangkan Gatal karena Ulat, Jangan Digaruk!

Cara Mencegah Keloid

Salep
Foto: Salep (Orami Photo Stocks)

Keloid dapat terus tumbuh perlahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Keloid bisa berhenti tumbuh tetapi tidak menghilang dengan sendirinya.

Setelah keloid berkembang, luka ini menjadi permanen kecuali dihilangkan atau diobati dengan sukses.

Biasanya keloid yang telah diangkat atau dirawat kembali.

Mengutip Harvard Health, orang yang rentan terhadap keloid harus menghindari operasi kosmetik.

Jika operasi diperlukan pada orang seperti itu, dokter dapat melakukan tindakan pencegahan khusus untuk meminimalkan pembentukan keloid di lokasi sayatan.

Contoh teknik yang dapat digunakan untuk meminimalkan pembentukan keloid termasuk menutupi luka penyembuhan dengan selotip kertas hipoalergenik selama beberapa minggu setelah operasi.

Selain itu, bisa juga dengan menutupi luka dengan lembaran kecil yang terbuat dari gel silikon setelah operasi.

Moms juga bisa menggunakan suntikan kortikosteroid atau perawatan radiasi di lokasi luka bedah di awal masa penyembuhan.

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?

Dokter
Foto: Dokter (Freepik.com/snowing)

Meskipun tidak berbahaya, keloid dapat mengganggu penampilan serta menyebabkan ketidaknyamanan. Berikut adalah beberapa situasi di mana Moms harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keloid:

  • Keloid Berkembang Pesat: Jika ukuran keloid meningkat dengan cepat setelah luka sembuh, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Nyeri atau Ketidaknyamanan: Jika keloid menyebabkan rasa sakit, gatal, atau ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, penting untuk mendapatkan penanganan medis.
  • Perubahan Warna: Jika keloid berubah warna menjadi lebih gelap atau tampak meradang, itu bisa menjadi tanda masalah yang memerlukan perhatian dokter.
  • Gangguan Estetika: Jika keloid mengganggu penampilan dan mempengaruhi kepercayaan diri Moms, dokter dapat memberikan pilihan perawatan yang sesuai.

Itu dia Moms, penjelasan mengenai cara menghilangkan keloid.

Jika Moms ingin mencari tahu perawatan keloid apa yang sesuai, bisa langsung menghubungi dokter kulit untuk informasi lebih lengkapnya.

  • https://virologyj.biomedcentral.com/articles/10.1186/1743-422X-9-21
    https://www.researchgate.net/profile/Dluya-Thagriki/publication/298898720_Critical_Review_Antioxidant_Properties_and_Antibiotic_Mechanism_of_Honey_against_Infectious_Diseases/
  • https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2009/0801/p253.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4494495/
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/keloids-treatment
  • https://www.health.harvard.edu/a_to_z/keloids-a-to-z

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.