Penyebab Cacar Monyet Menurut Dokter Spesialis dan Cirinya
Cacar monyet, atau dikenal juga dengan monkeypox, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang berasal dari genus Orthopoxvirus.
Meski awalnya lebih banyak ditemukan di daerah Afrika, kini penyakit ini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Mari kita ketahui gejala cacar monyet, ciri ruam, cara mencegah, dan mengobati serta bahayanya.
Baca Juga: 9 Penyakit Kulit pada Anak yang Umum Terjadi, Wajib Tahu!
Penyebab Cacar Monyet
Melansir World Health Organization, cacar monyet adalah penyakit zoonosis, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, dengan kasus yang sering ditemukan di dekat hutan hujan tropis tempat terdapat hewan yang membawa virus tersebut.
Bukti infeksi virus cacar monyet telah ditemukan pada hewan termasuk tupai, tikus berkantung Gambia, tikus tanah, berbagai spesies monyet, dan lainnya.
Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi pada kulit atau pada permukaan mukosa internal, seperti di mulut atau tenggorokan, droplet pernapasan, dan benda yang terkontaminasi.
Masa Inkubasi Virus Cacar Monyet
Masa inkubasi sampai gejala atau ciri-ciri cacar monyet timbul bisa sekitar 3 sampai 17 hari.
Jadi, selama waktu ini orang yang terinfeksi bisa saja tidak akan merasakan gejala.
Jika gejala sudah timbul, kondisi ini bisa berlangsung selama 2 sampai 4 minggu, tetapi tergantung dari kondisi fisik seseorang.
Gejala Cacar Monyet
Menurut dr. Hadianti Adlani, Sp. P. D, Subsp. P. T. I Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, gejala klinis dari cacar monyet pada manusia hampir sama dengan kasus smallpox atau cacar yang pernah dieradikasi tahun 1980.
Walaupun gejalanya lebih ringan daripada cacar, tetapi cacar monyet ini dapat menyebar secara luas di beberapa wilayah di Afrika.
Seperti halnya virus Variola penyebab smallpox atau cacar, virus penyebab monkeypox juga merupakan spesies yang termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dan keluarga Poxviridae.
"Cacar monyet lebih ringan dari cacar yang disebabkan oleh smallpox virus, tetapi dapat lebih berat dari cacar air karena varicella virus," jelas dr. Hadianti Adlani.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari.
Gejala Awal Cacar Monyet
Berikut gejala awal cacar monyet menurut dr. Hadianti Adlani:
- Demam dan sakit kepala.
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang dapat dirasakan di leher, ketiak, ataupun selangkangan, nyeri otot atau punggung.
- Badan terasa lemas.
Waktu Kemunculan Ruam setelah Gejala Awal
Gejala awal yang telah dijelaskan di atas bisa timbul sebelum ruam atau lesi kulit muncul.
Biasanya dalam 1-3 hari setelah gejala awal tersebut, baru muncul ruam atau lesi pada kulit, dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainya.
Lalu timbul bintik merah seperti cacar (makulapapula) lepuh berisi cairan bening ataupun lepuh berisi nanah.
Setelah melewati tujuh hari pertama, lesi atau lepuh berlubang dan bernanah tersebut dapat berkembang di seluruh tubuh mulai dari wajah hingga kaki.
Ciri Ruam pada Cacar Monyet
Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa cara untuk mengenali cacar monyet dengan melihat ciri-ciri ruam yang muncul.
Salah satu ciri paling utama dari cacar monyet adalah keadaan jaringan abnormal yang tumbuh di tubuh, dalam bahasa medis adalah lesi.
Lesi ini kerap muncul di area genital. Berikut ciri-ciri ruam cacar monyet yang dapat dikenali berdasarkan panduan CDC.
- Lesi sering terjadi di area genital dan anorektal hingga di mulut.
- Ruam jarang menyebar ke banyak tempat di tubuh. Tapi, tidak menutup kemungkinan bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
- Ruam tidak selalu muncul di telapak tangan atau telapak kaki.
- Ruam yang muncul bisa terjadi hanya di beberapa lesi atau hanya di 1 lesi.
Gejala Cacar Monyet Lainnya
- Gejala pada rektum, seperti tinja bernanah atau berdarah, nyeri dubur, hingga pendarahan dubur.
- Lesi bisa terasa nyeri hingga fase penyembuhan atau fase lesi menjadi gatal dan berkerak.
- Gejala pernapasan, seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk.
Tahapan Gejala Ruam pada Cacar Monyet
Sementara, untuk lebih memahami, ada beberapa tahap cacar monyet yang bisa dijadikan acuan untuk mengetahui ciri-ciri kondisi ini. Berikut tahapannya.
- Tahap 1, Enanthem: lesi pertama kali muncul dan terbentuk di lidah dan di mulut.
- Tahap 2, Makula: lesi makula atau bintik-bintik atau bercak di kulit bermunculan dengan durasi 1-2 hari.
- Tahap 3, Papula: lesi berkembang dari makula (bintik-bintik) menjadi papular atau mulai terangkat seperti akan muncul benjolan.
- Tahap 4, Vesikel: lesi kemudian menjadi vesikular atau kulit terangkat dan berisi cairan bening di dalamnya.
- Tahap 5, Pustula: lesi menjadi pustular atau terisi cairan yang menjadi buram, berbentuk bulat, dan keras saat disentuh. Pustula akan ada selama kurang lebih 5 sampai 7 hari.
- Tahap 6, Keropeng: pada akhir minggu kedua, pustula menjadi berkerak, mengering, dan berkeropeng. Keropeng akan ada selama sekitar 1 minggu sebelum rontok.
Itu dia timeline atau garis waktu cacar monyet. Perlu diketahui, bahwa timeline setiap orang berbeda-beda, ya Moms.
Baca Juga: Cacar Air pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi
Pertolongan Pertama Jika Terinfeksi Virus Cacar Monyet
Lalu, bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan jika terinfeksi cacar monyet?
"Segera bawa penderita ke dokter dan rumah sakit terdekat, pasien akan dimasukkan ke dalam ruang isolasi tekanan negative. Pasien selanjutnya diberikan terapi yang bersifat simtomatis dan suportif oleh dokter hingga daya tularnya hilang," jelas dr. Hadianti Adlani, Sp. PD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Penyakit Tropik Infeksi, RS Pondok Indah-Bintaro Jaya.
Jadi, segera ke dokter atau rumah sakit bila ada orang yang terkena infeksi virus cacar monyet.
Atau jika ada kecurigaan ke arah penularan penyakit dengan gejala cacar monyet.
Penyakit ini umumnya berlangsung selama 14-21 hari, bersifat sembuh dengan sendirinya atau self-limiting disease dalam waktu 21 hari.
Durasi Penyembuhan Cacar Monyet
dr. Hadianti Adlani mengatakan cacar monyet umumnya berlangsung selama 14-21 hari, bersifat sembuh dengan sendirinya atau self-limiting disease dalam waktu 21 hari.
Jika seseorang dicurigai mengalami ciri-ciri cacar monyet, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi.
Pasien juga sebaiknya segera ke dokter jika pernah kontak dengan darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa hewan atau manusia yang terinfeksi penyakit ini.
Baca Juga: Kata Dokter soal Efek Samping Susu Formula Soya pada Bayi
Penanggulangan Cacar Monyet
Dalam menanggulangi kondisi cacar monyet yang sedang terjadi saat ini, Kementerian Kesehatan melakukan 3 upaya penanggulangan, di antaranya adalah upaya:
1. Surveilans
Dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.
2. Terapeutik
Dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus monkeypox, serta pemantauan kondisi pasien.
3. Vaksinasi
Kementerian Kesehatan juga melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang paling berisiko, yaitu laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status orang dengan human immunodeficiency virus (ODHIV).
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi cacar monyet, terutama bagi kelompok yang paling berisiko.
Cara Mencegah Cacar Monyet
Merebaknya kasus cacar monyet di seluruh dunia, tentunya tidak jarang membuat Moms panik, bukan?
Berikut ini pencegahan cacar monyet menurut dr. Hadianti Adlani:
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan
- Menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik
- Menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi penderita
- Pelaku perjalanan yang kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan
- Pasien cacar monyet wajib diisolasi.
Cacar Monyet pada Bayi
Kurangnya kekebalan tubuh anak membuat mereka rentan terkena penyakit. Sehingga, anak-anak dan juga bayi berisiko lebih tinggi terjangkit virus ini, karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna sehingga rentan tertular.
Selain itu, cacar monyet yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi, cacar monyet bawaan pada bayi, atau bahkan bayi lahir mati.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita
Bahaya Cacar Monyet
Meskipun gejala cacar monyet jauh lebih ringan daripada cacar, tetapi dapat berakibat fatal.
Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti:
- Infeksi bakteri sekunder
- Gangguan pernapasan, seperti pneumonia, sepsis.
- Gangguan pada mata berupa penurunan penglihatan
- Kebutaan.
"Di samping itu, cacar monyet juga dapat menimbulkan akibat yang fatal hingga kematian, terutama pada anak-anak dengan angka kasus fatal 1-10 persen," ungkapnya.
Setelah didiagnosis, pasien akan dirawat di ruangan isolasi khusus yang bertekanan negatif untuk mencegah terjadinya penularan virus dari manusia ke manusia.
Selanjutnya pasien akan mendapatkan perawatan dan terapi yang bersifat simtomatis dan suportif hingga pasien membaik atau daya tularnya menghilang.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!
Mitos dan Fakta Seputar Cacar Monyet
Agar tidak timbul kepanikan, Moms bisa mendapatkan fakta terkait cacar monyet ini dari dr. Hadianti.
dr Hadianti menjelaskan beberapa fakta dan juga mitos tentang infeksi virus cacar monyet yang harus didapatkan oleh para orang tua, sebagai tindak pencegahan.
1. Cacar Monyet Ditularkan oleh Monyet ke Manusia: FAKTA
"Cacar monyet dapat ditularkan oleh monyet. Namun, pembawa virus utama adalah tikus afrika, dan hewan pengerat seperti tupai atau hewan liar," jelas dr Hadianti.
Menurut data WHO, negara Afrika Tengah dan Barat menjadi daerah endemis cacar monyet. Penyakit ini ditularkan oleh hewan, terutama hewan pengerat yang mengandung virus cacar monyet.
Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia mungkin bisa terjadi namun sangat terbatas, bisa melalui saluran pernapasan atau lesi pada kulit.
"(Penularan cacar monyet ke manusia terjadi) Kontak yang lama, lebih dari tiga puluh menit dengan darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa penderita cacar monyet," tambah dr Hadianti.
Infeksi cacar monyet di Afrika telah ditemukan pada banyak spesies hewan seperti tupai pohon, tikus Gambia, tikus bergaris, dormice, dan hewan primata.
2. Cacar Monyet Lebih Berbahaya dan Parah dari Cacar Biasa: MITOS
"Cacar monyet lebih ringan dari cacar yang disebabkan oleh smallpox virus tetapi dapat lebih berat dari cacar air karena varicella virus," jelas dokter Hadianti.
Mengutip Surat Edaran Kemenkes RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit Monkeypox, disebutkan parahnya kasus cacar monyet berkaitan dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
Kasus kematian akibat cacar monyet bervariasi, tetapi kurang dari 10 persen kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap cacar monyet.
3. Bekas Cacar Monyet Tidak Bisa Hilang: FAKTA
Dr Hadianti lebih lanjut menjelaskan bekas infeksi virus cacar monyet tidak bisa hilang bila terjadi lesi kulit yang berat dan kerusakannya cukup dalam.
"Bekas ini ada yang bisa disamarkan dengan tindakan seperti laser dan injeksi filler, dermabrasi oleh dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin," jelasnya.
Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Air
Setelah Moms mengetahui ciri-ciri cacar monyet menurut dokter, lantas apa bedanya dengan cacar air biasa?
Cacar Monyet
Menurut dr. Hadianti Adlani, cacar monyet dapat menyerupai penyakit infeksi lainnya yang disertai dengan demam dan ruam, seperti varicella, campak, dan cacar.
Penderita cacar monyet umumnya mengalami demam tinggi lebih dari 38o Celcius.
Ruam akan muncul setelah hari pertama hingga ketiga. Penampakan ruam berupa makula, papula, vesikel, dan pustul.
Ruam berjenis sama pada setiap fase di seluruh area tubuh dengan perkembangan yang cenderung lambat, yaitu 3-4 minggu.
Kemunculan ruam dimulai dari kepala, lebih padat di area wajah, dan anggota badan.
Kemudian ruam juga muncul di telapak tangan dan telapak kaki.
"Salah satu ciri paling khas dari cacar monyet adalah adanya limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening. Kemungkinan kematian dari penyakit cacar monyet berkisar antara 3-6 persen," jelasnya.
Cacar Air
Sementara pada penderita cacar air demam dialami hingga 39o Celcius dengan ruam yang muncul di hari pertama hingga kedua infeksi.
Ruam yang muncul diawali dengan makula, papula, vesikel-pustul, hingga diakhiri dengan pustul dan krusta.
Ciri khas dari cacar air adalah ruam gatal. Cacar air sangat jarang menyebabkan kematian.
Demam dan ruam juga dialami oleh penderita campak.
Umumnya penderita campak mengalami demam tinggi hingga 40,5o Celcius dengan ruam yang muncul setelah hari kedua hingga keempat.
Ruam dapat muncul mulai dari kepala dan menyebar hingga ke tangan dan kaki.
"Ciri khas dari campak adalah adanya koplik spots atau adanya bercak putih di area mulut. Risiko kematian dari campak tergantung pada kondisi masing-masing penderitanya," kata dr. Hadianti Adlani.
Ruam pada kulit juga bisa saja disebabkan oleh infeksi bakteri pada kulit, scabies, sifilis, maupun alergi terhadap obat-obatan.
Oleh karenanya, jika mengalami demam dan melihat adanya ruam yang muncul, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropik infeksi sehingga mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Jadi, perbedaan cacar monyet dan cacar air dapat dilihat dari kelenjar getah bening, apakah mengalami pembesaran atau tidak.
"Pembesaran kelenjar getah bening dapat menjadi gejala khas untuk membedakan monkeypox dengan penyakit cacar lain yang serupa, seperti cacar, cacar air, dan lainnya," ungkapnya.
Konfirmasi diagnosis hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, di antaranya menggunakan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) pada spesimen swab tonsilar, swab nasofaringeal, cairan lesi, dan serum.
Nah, itu dia Moms informasi seputar ciri-ciri cacar monyet dan ciri-ciri cacar monyet dengan cacar pada umumnya.
Semoga menjawab kebingungan Moms soal ciri-ciri cacar monyet, ya!
- https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/clinicians/clinical-recognition.html
- https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/symptoms.html
- http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/419/Penyakit-Cacar-Monyet-Monkeypox-dan-yang-Perlu-Kita-Tahu-Tentangnya
- https://www.who.int/health-topics/monkeypox#tab=tab_3
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.