Diet Defisit Kalori saat Puasa, Cara Mudah Turunkan Berat Badan!
Diet defisit kalori saat puasa dilakukan dengan mengonsumsi lebih sedikit kalori ketimbang yang dikeluarkan.
Diet ini juga biasa disebut defisit energi karena kalori adalah satuan panas atau energi.
Dengan kata lain, defisit kalori adalah bagian terpenting dari penurunan berat badan.
Jika dilakukan dengan langkah yang tepat, diet defisit kalori saat puasa bukan hanya menyehatkan, tetapi juga dapat menurunkan berat badan.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa membaca ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: 15 Cara Diet Sehat Tanpa Olahraga, Tertarik Mencoba?
Diet Defisit Kalori saat Puasa Ampuh Turunkan Berat Badan
Foto: Orami Photo Stock
Kalori adalah unit energi yang didapatkan dari makanan dan minuman.
Ketika seseorang mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dikeluarkan, ia sudah melakukan defisit kalori.
Dari jurnal berjudul Energy balance and its components: implications for body weight regulation, kalori yang dibakar atau dikeluarkan setiap hari mencakup tiga komponen, yaitu:
Pengeluaran Energi Istirahat (REE)
REE mengacu pada kalori yang digunakan tubuh saat beristirahat, seperti bernapas dan sirkulasi darah.
Efek Termis dari Makanan
Ini melibatkan kalori yang dikeluarkan tubuh untuk mencerna, menyerap, dan memetabolisme makanan.
Pengeluaran Energi Aktivitas
Ini mengacu pada kalori yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
Melakukan ketiganya secara konsisten selama sebulan penuh, diet defisit kalori saat puasa secara signifikan efektif menurunkan berat badan.
Sebaliknya, penambahan berat badan akan terjadi jika Moms mengonsumsi banyak kalori setelah berbuka puasa.
Makanan dan minuman tinggi kalori yang tidak dicerna dengan baik akan mengendap dalam tubuh, sehingga peningkatan berat badan tidak dapat dihindari.
Kondisi tersebut dikenal dengan sebutan surplus kalori.
Baca Juga: 14 Makanan Rendah Kalori dan Lemak Tanpa Takut Gemuk
Cara Melakukan Diet Defisit Kalori saat Puasa
Foto: Orami Photo Stock
Diet defisit kalori saat puasa efektif dalam menurunkan berat badan jika melakukannya dengan beberapa langkah berikut ini:
1. Jangan Konsumsi Minuman Berkalori
Diet defisit kalori saat puasa yang pertama dilakukan dengan tidak mengonsumsi minuman berkalori saat berbuka.
Konsumsi minuman manis boleh saja, tetapi alangkah baiknya jika dilakukan secara bijak dan tidak berlebihan.
Berikut ini beberapa jenis minuman dengan kadar kalori tinggi:
- Smoothies
- Minuman bersoda
- Minuman manis
- Minuman energi
- Jus dengan tambahan gula
Jurnal berjudul Intake of sugar-sweetened beverages and weight gain: a systematic review menjelaskan kalori dari minuman ini tidak memberikan rasa kenyang.
Justru secara berlebihan dapat memicu penambahan berat badan, penyakit jantung, dan diabetes.
2. Batasi Konsumsi Makanan Olahan
Mengonsumsi makanan olahan saat berbuka memang tampak melezatkan, tetapi justru memicu peningkatan berat badan.
Kandungan gula, lemak, dan garam dalam jenis makanan tersebut terasa sangat gurih, sehingga mendorong konsumsi berlebihan.
Alih-alih mengonsumsi makanan olahan, sebaiknya mengonsumsi makanan yang diproses secara minimal dengan kandungan vitamin, mineral, dan serat.
Selain itu, Moms juga bisa mengonsumsi protein tanpa lemak, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Asupan makanan tersebut dapat membantu mencegah makan berlebihan dan memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Jika terbiasa mengonsumsinya, mulailah menggantinya dengan makanan yang diproses secara minimal.
Misalnya saja, menukar sereal manis dengan oatmeal dan buah, atau tukar camilan keripik dengan almond berasa gurih.
Baca Juga: 6 Keuntungan Diet Kurma untuk Turunkan Berat Badan
3. Sebaiknya Konsumsi Makanan Rumahan Saja
Berbuka puasa memang sebaiknya dilakukan dengan mengonsumsi makanan rumahan.
Makanan yang dimasak sendiri bukan hanya lebih sehat, tetapi juga mengandung nutrisi dan gizi yang dibutuhkan tubuh.
Makanan yang dimasak sendiri memiliki kualitas yang lebih baik.
Asupan buah dan sayuran yang dikonsumsi sebagai hidangan penutup dapat membantu menurunkan kadar lemak tubuh.
Jika dikonsumsi secara rutin, makanan tersebut dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Di samping itu, memasak dan mengonsumsi makanan rumahan dinilai lebih hemat ketimbang membeli makanan olahan.
Baca Juga: Berat Badan Naik Saat Menopause, Apa Sebabnya?
4. Aktif secara Fisik
Meski sedang berpuasa, tidak ada alasan untuk tidak aktif secara fisik.
Perubahan diet yang dilakukan dapat meningkatkan defisit kalori lebih mudah ketimbang olahraga.
Namun, alangkah baiknya jika menggabungkan perubahan pola makan dengan olahraga dalam intensitas ringan sedang.
Berkaitan dengan waktunya, Moms bisa melakukannya sesaat sebelum berbuka.
Lakukan selama 30 menit setiap hari.
Jika belum terbiasa berolahraga, kita bisa melakukannya 10 menit dengan berjalan kaki terlebih dulu.
Waktu dan intensitas dapat ditingkatkan seiring dengan berjalannya waktu.
Jika memiliki gangguan kesehatan tertentu, Moms bisa mendiskusikannya dengan dokter terkait dengan jenis olahraga yang cocok dilakukan.
Jangan sampai diet defisit kalori saat puasa yang dikombinasikan dengan olahraga berujung pada penurunan kualitas kesehatan tubuh.
Baca Juga: Ini Porsi Makan untuk Diet, Cocok untuk Moms yang Ingin Menurunkan Berat Badan!
Defisit kalori terjadi ketika mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dikeluarkan tubuh.
Defisit kalori sebanyak 500 kkal per hari efektif untuk penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan.
Jangan lupa untuk mengikuti sejumlah tips di atas, agar manfaatnya bisa dirasakan dalam waktu yang panjang.
Selamat mencoba!
- https://www.verywellfit.com/what-is-a-calorie-deficit-3495538
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3302369/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3210834/
- https://www.webmd.com/diet/calorie-deficit
- https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/food-news/what-is-a-calorie-deficit-diet-and-how-to-follow-it/photostory/83714013.cms
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.