Langsing dengan Diet Telur Rebus, Ketahui Efektivitas dan Risikonya!
Diet telur rebus adalah diet yang menjanjikan penurunan berat badan dengan cepat, bahkan tanpa olahraga.
Sesuai namanya, diet ini dilakukan dengan makan beberapa porsi telur rebus per hari.
Disertai konsumsi protein tanpa lemak lainnya, sayuran non-tepung, dan buah-buahan rendah karbohidrat.
Namun, apakah diet ini efektif menurunkan berat badan?
Adakah efek samping yang berbahaya? Cari tahu yuk, Moms!
Baca Juga: 11 Makanan Penambah Massa Otot untuk Melengkapi Program Diet, Yuk Coba!
Apa itu Diet Telur Rebus?
Foto Merebus Telur (Orami Photo Stock)
Diet telur rebus didasarkan pada buku Arielle Chandler yang diterbitkan pada 2018.
Buku ini menawarkan rencana makan terstruktur, resep, dan makanan yang boleh dimakan serta yang harus dihindari.
Penulis mengklaim, karena dietnya rendah karbohidrat dan kalori, penurunan berat badan bisa mencapai 11 kg hanya dalam 2 minggu.
Para pendukungnya juga mengklaim bahwa diet ini membantu menjaga kadar gula darah, dan manfaat untuk kesehatan lainnya.
Namun, klaim tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Baca Juga: Ketahui Kalori Telur Rebus dan Manfaatnya untuk Kesehatan!
Cara Mengikuti Diet Telur Rebus
Foto Mengupas Telur (Orami Photo Stock)
Diet telur rebus membatasi pengikutnya pada makanan tertentu untuk setiap waktu makan dalam sehari.
Tidak ada camilan atau makanan ringan yang diperbolehkan di sela waktu makan.
Untuk sarapan, menunya 2 butir telur, seporsi sayuran non-tepung (seperti tomat dan asparagus), dan satu buah rendah karbohidrat (seperti jeruk bali).
Makan siang dan makan malam terdiri dari sayuran non-tepung dan telur atau seporsi kecil protein tanpa lemak jenis lain, seperti ayam atau ikan.
Meskipun olahraga tidak diperlukan sebagai bagian dari rencana diet telur rebus, aktivitas fisik ringan, seperti bersepeda dianjurkan.
Diet ini tidak dianjurkan dijalani untuk jangka panjang, karena termasuk diet ketat.
Lama diet yang disarankan maksimal 2 minggu saja.
Setelah itu, masa transisi dianjurkan untuk membantu memudahkan kembali ke pola makan biasa.
Baca Juga: Yoga Bisa Mengatasi Gangguan Makan, Benarkah?
Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan saat Diet Telur Rebus
Foto Makanan Sumber Protein (Orami Photo Stock)
Variasi makanan dalam diet telur rebus sebagian besar terdiri dari telur, protein tanpa lemak, dan buah-buahan dan sayuran rendah karbohidrat.
Minuman bebas kalori juga diperbolehkan, termasuk air putih dan teh atau kopi tanpa pemanis tanpa susu atau krim.
Berikut ini beberapa makanan yang dianjurkan sebagai bagian dari diet:
- Telur: bisa telur utuh dan putih telur.
- Protein tanpa lemak: unggas tanpa kulit, ikan, dan daging tanpa lemak.
- Sayuran non-tepung: bayam, kangkung, arugula, brokoli, paprika, zucchini, collard hijau, dan tomat.
- Buah rendah karbohidrat: lemon, limau, jeruk, semangka, beri, dan jeruk bali.
- Lemak dan minyak: minyak kelapa, mentega, dan mayones (semuanya dalam jumlah kecil).
- Minuman: air putih, soda diet, dan teh atau kopi tanpa pemanis.
- Bumbu dan rempah-rempah: bawang putih, kemangi, kunyit, merica, rosemary, dan oregano.
Beberapa orang yang menjalani diet ini juga mengonsumsi produk susu rendah lemak, termasuk susu skim dan yoghurt rendah lemak, dan keju.
Lantas, apa saja makanan yang harus dihindari atau dibatasi konsumsinya?
Berikut ini di antaranya:
- Sayuran bertepung: kentang, ubi jalar, kacang-kacangan, jagung, dan kacang polong.
- Buah berkarbohidrat tinggi: pisang, nanas, mangga, dan buah kering.
- Biji- bijian: roti, pasta, quinoa, couscous, farro, soba, dan barley.
- Makanan olahan: bacon, makanan ringan, makanan cepat saji, keripik, pretzel, kue kering, dan manisan.
- Minuman manis: soda, jus, teh manis, dan minuman olahraga.
Baca Juga: 5+ Manfaat Teh Daun Kelor untuk Kesehatan dan Cara Membuatnya, Bisa Tingkatkan Kesuburan Pria!
Efektivitas Diet Telur Rebus untuk Menurunkan Berat Badan
Foto Ukur Lingkar Pinggang (Orami Photo Stock)
Karena variasi makanan dalam diet telur rebus rendah kalori, tentunya jika mengikuti diet ini dengan benar, akan terjadi defisit kalori.
Artinya, Moms akan mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar sepanjang hari.
Defisit kalori adalah salah satu dari banyak faktor yang berperan dalam penurunan berat badan.
Selain rendah kalori, diet telur rebus juga rendah karbohidrat.
Ini juga dapat meningkatkan peluang keberhasilan penurunan berat badan.
Sebuah ulasan pada 2020 yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE mencoba meninjau 12 penelitian terkait diet rendah karbohidrat.
Hasilnya, ditemukan bahwa diet rendah karbohidrat jangka pendek mampu menurunkan berat badan.
Selain itu juga memperbaiki beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi.
Meskipun diet ini dapat memberikan penurunan berat badan di awal, ada kemungkinan berat badan yang hilang akan kembali.
Terutama setelah kembali ke pola makan normal, setelah 2 minggu menjalani diet telur rebus ini.
Oleh karena itu, diet ini bukan pilihan terbaik untuk penurunan berat badan jangka panjang yang berkelanjutan.
Kekurangan dari Diet Telur Rebus
Foto Orang Kekurangan Energi (Orami Photo Stock)
Diet telur rebus sangat ketat dan hanya mengizinkan beberapa makanan tertentu yang kurang bervariasi.
Diet ini tidak hanya sulit untuk diikuti dalam jangka panjang, tetapi juga dapat berbahaya.
Karena hanya beberapa makanan tertentu yang diizinkan, risiko kekurangan nutrisi akan meningkat, terutama jika mengikuti diet untuk waktu yang lama.
Misalnya, biji-bijian kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan.
Sementara sayuran bertepung seperti kentang merupakan sumber vitamin C, kalium, dan magnesium yang dibutuhkan tubuh.
Tak satu pun dari kelompok makanan ini diperbolehkan dalam diet.
Terlebih lagi, satu butir telur hanya menyediakan sekitar 72 kalori, yang berarti Moms mendapatkan sangat sedikit energi.
Mengikuti diet telur rebus mungkin tidak membuat Moms mendapatkan asupan kalori yang cukup.
Namun, jika dilakukan jangka pendek, atau tidak lebih dari 2 minggu, diet ini aman dilakukan.
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah menjalani diet ini dalam jangka panjang.
Sebab, ada efek samping serius yang dapat merusak tubuh.
Termasuk gangguan fungsi kekebalan tubuh, gangguan menstruasi, dan banyak lagi.
Studi pada 2017 di Journal of Bone and Mineral Metabolism juga mengungkapkan penurunan kepadatan tulang dapat terjadi apabila terus-menerus tidak mendapatkan kalori yang cukup sesuai kebutuhan.
Baca Juga: 15 Manfaat Buah Bengkoang untuk Kesehatan, Bantu Jaga Gula Darah dan Menenangkan Saraf
Selain itu, diet telur rebus juga memicu kebiasaan makan yang tidak sehat atau hubungan yang buruk dengan makanan.
Sebab, diet ini mengharuskan seseorang menghindari banyak sekali jenis makanan dan sangat membatasi asupan makanan.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6959586/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4834845/
- https://www.healthline.com/nutrition/boiled-egg-diet-review
- https://www.everydayhealth.com/diet-nutrition/boiled-egg-diet/
- https://www.verywellfit.com/is-the-egg-diet-healthy-4157909
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.