25 Juli 2024

6 Variasi Cerita Dongeng Si Kancil yang Penuh Pesan Moral

Bacakan dongeng ini untuk anak-anak yuk, Moms

Ada banyak kisah dongeng populer, termasuk cerita dongeng Si Kancil.

Kisah dari binatang yang cerdik ini seolah tidak termakan oleh waktu dan masih jadi favorit anak-anak hingga saat ini.

Salah satu dongeng Si Kancil yang paling terkenal adalah Si Kancil Mencuri Mentimun.

Cerita ini bahkan dibuat menjadi lagu oleh Tonny Koeswoyo pada 1962 lalu.

Popularitas dongeng Si Kancil pun terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Dongeng Si Kancil sarat akan nilai moral yang dapat diajarkan kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan.

Selain itu, Moms juga dapat mengenalkan hewan cerdik ini melalui dongeng Si Kancil kepada anak-anak.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Dongeng sebelum Tidur untuk Anak TK

Manfaat Membaca Dongeng ke Anak

Perlu diketahui juga Moms, membacakan dongeng untuk Si Kecil memiliki banyak manfaat, lho.

Mengutip studi di Fukushima Journal of Medical Science menjelaskan mendongeng memberikan banyak manfaat psikologis dan pendidikan.

Selain itu membacakan dongeng Si Kancil sebelum tidur juga bisa meningkatkan imajinasi dengan memvisualisasikan kata-kata yang diucapkan.

Hal ini juga dapat meningkatkan kosa kata, dan keterampilan komunikasi yang lebih halus pada anak-anak, lho.

Baca juga: Dongeng Anak Gembala dan Serigala, Pengantar Tidur Anak!

Cerita Dongeng Si Kancil

Berikut ini beberapa cerita dongeng Si Kancil yang bisa Moms bacakan sebelum tidur kepada anak.

1. Cerita Dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun

Cerita Dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun
Foto: Cerita Dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun (Orami Photo Stocks)

Dongeng Si Kancil dan Mentimun ini cukup populer, bukan? Temukan cerita detailnya di bawah ini!

Pada suatu siang yang panas, Si Kancil berlari untuk menghindari kebakaran hutan.

Kancil yang merasa kelelahan karena berlari tanpa henti melihat sebuah kebun sayuran milik Pak Tani.

“Sawah-sawah dan buah-buahan? Alhamdulillah. Terima kasih Tuhan,” mata Kancil terbelalak.

Sawah dipenuhi sayur-sayuran dan buah-buahan yang siap panen. Wah, sangat menyenangkan!

“Kebetulan nih, aku haus dan lapar,” kata Kancil sambil menelan ludah.

"Tenggorokanku juga kering dan perutku keroncongan karena ingin diisi. Makan dulu, ah."

Tanpa rasa berdosa, kancil menyantap hasil kebun milik petani.

"Hmm, enak," kata Kancil sambil mengelus perutnya yang sudah buncit. “Kalau setiap hari pesta seperti ini, pasti seru.”

Setelah puas, Kancil membaringkan diri di bawah pohon. Angin sepoi-sepoi bertiup, membuatnya mengantuk.

“Oahem, aku jadi ingin tidur lagi,” kata Kancil sambil menguap.

Tanpa terasa Kancil tidur hingga keesokan harinya.

Saat terbangun, ia kembali merasa lapar dan kembali ke sawah milik Pak Tani.

“Nah, pestanya dilanjutkan lagi ya," kata Kancil pada dirinya sendiri.

"Kali ini saya pilih-pilih, ah. Siapa tahu mentimun favorit saya."

Setelah berjalan-jalan, kancil akhirnya menemukan mentimun, makanan favoritnya.

Tanpa berpikir panjang, ia langsung memetik mentimun besar yang sudah siap panen itu.

“Wah, enaknya sarapan timun,” kata Kancil sambil tersenyum puas.

Puas menyantap makanan kesukaannya, Kancil kembali beristirahat di bawah pohon hingga tertidur karena kekenyangan.

  • Pak Tani Murka Melihat Ladangnya Berantakan

Setelah Kancil pergi, Pak Tani datang dan terkejut karena ladang sayurannya menjadi berantakan.

"Perbuatan siapa, ya? Pasti ada hama baru yang biadab atau mungkinkah anak nakal atau binatang buas yang mencuri timunku lapar?" ucap Pak Tani.

Ladang mentimun Pak Tani benar-benar berantakan. Banyak pohonnya yang rusak karena diinjak.

Sisa-sisa potongan mentimun juga berserakan di tanah.

“Um, lihat, ya, jika tertangkap! "Gerutu Pak Petani sambil menggoyang-goyangkan sabitnya. "Panen timunku jadi berantakan."

Pak Tani sibuk memperbaiki ladangnya yang sudah dirusak oleh Si Kancil sejak pagi tadi.

  • Kancil Ingin Kembali ke Ladang

Puas beristirahat, Kancil ingin kembali ke ladang mentimun milik Pak Tani.

Namun, ia tidak memiliki keberanian menghadapi Pak Tani yang wajahnya mengerut sambil menggoyangkan sabitnya.

“Oh, Pak Tani kenapa lama sekali di ladang? Aku sudah lapar,” kata Kancil.

Sore harinya Pak Tani pulang dengan membawa sekeranjang timun di pundaknya.

Ia pulang ke rumah, mengeluh, karena panennya berkurang.

“Ah, akhirnya waktu yang kutunggu pun tiba,” Kancil bangkit dan berjalan ke sawah.

  • Kancil Tertangkap Pak Tani

Keesokan harinya, Pak Tani murka dan marah melihat ladangnya berantakan lagi.

"Ini keterlaluan!" Kata Pak Tani sambil mengepalkan tangannya. "Ternyata tanaman lain rusak dan dicuri."

Pak Tani berlutut di tanah untuk mencari jejak si pencuri.

“Nah, pencurinya pasti punya binatang,” kata Pak Tani. "Jejak kaki manusia tidak begitu baik."

Pemilik peternakan yang malang itu bertekad untuk menangkap pencuri itu. "Aku harus membuat jebakan untuk menangkapnya!"

Pak Tani kemudian segera meninggalkan lapangan.

Sesampainya di rumahnya, dia membuat boneka yang menyerupai manusia.

Kemudian dia menggosok jebakan untuk ladangnya itu dengan getah nangka yang lengket!

Pak Tani kembali ke lapangan. Boneka-boneka itu dipasang di ladang mentimun.

Bentuknya persis seperti orang yang sedang berjaga-jaga.

  • Terkena Jebakan Pak Tani

Kancil yang mengetahui bahwa orang-orangan sawah itu tidak bisa bergerak pun memukulnya.

Buuuk!

Si Kancil terkejut setelah melakukan pukulan pertama. Tangannya menempel dan tidak bisa dilepaskan.

"Lepaskan tanganku! Jika tidak, aku menendangmu!"

Buuuk!

Sekarang kaki Kancil sebagai ganti badan juga ditempelkan pada wayang itu. "Oh, bagaimana ini?"

Sore harinya Pak Tani kembali ke lapangan. "Nah, ini pencurinya!" Pak Tani senang melihat jebakan berhasil.

"Ternyata kamu telah merusak ladang dan mencuri timunku!" Pak Tani tertawa saat melepaskan Kancil.

"Katanya kancil adalah hewan yang cerdas," cibir Pak Tani. "Tapi alangkah tertipu oleh orang-orangan sawah buatanku. Ha ha ha .... "

Kancil diserahkan saat dibawa kembali ke rumah Pak Tani. Dia dikurung di kandang ayam.

Namun Kancil kaget saat Pak Tani menyuruh istrinya menyiapkan bumbu sate.

“Aku harus keluar malam ini aku juga,” tekad Kancil. "Jika tidak, riwayatku akan segera berakhir."

  • Kabur dari Kandang

Sore harinya, saat rumah sedang tidur, anjing kancil memanggil Anjing penjaga rumah.

"Ssst... Anjing, sini," bisik Kancil. "Temui aku Kancil. Hewan peliharaan baru Pak Tani. Tahukah kamu? Besok saya akan diundang Pak Tani menghadiri pesta di Pak Lurah. Keren ya?"

Anjing itu terkejut mendengarnya. "Apa?" Saya tidak percaya itu! Saya sudah lama datang Pak Tani tidak pernah disuruh pergi. Eh, sebenarnya kamu diundang."

Kancil tersenyum. "Nah, terserah kalau tidak percaya. Lihat saja besok! Aku tidak bohong!"

Anjing rupanya dipengaruhi oleh perkataan si Kancil. Ia meminta agar Pak Tani Kancil untuk mengajaknya pergi ke pesta.

“Baiklah, saya akan berusaha membujuk Pak Tani,” janji Kancil.

"Tapi malam ini kamu harus menemaniku tidur di kandang ayam. Bagaimana?"

Anjing setuju dengan tawaran Kancil. Dia segera membuka kait pintu kandang, dan masuk.

Dengan sigap, Kancil dengan cepat keluar dari kandang.

"Terima kasih," kata Kancil sambil menutup kembali bautnya.

"Maaf, tahukah, saya harus berbohong. Tolong sampaikan salam saya ya, untuk Pak Tani. Dan tolong sampaikan permintaan maaf saya kepadanya."

Kancil segera kabur dari rumah Pak Tani. Anjing malang itu baru menyadari kebenarannya ketika si Kancil telah menghilang.

Pesan Moral: Dari dongeng Si Kancil ini Moms dapat mengajarkan kepada anak-anak bahwa mencuri itu tidak baik, ya.

Baca Juga: 12 Dongeng Pendek dengan Pesan Moral yang Baik untuk Anak

2. Dongeng Si Kancil dan Buaya

Dongeng Si Kancil dan Buaya
Foto: Dongeng Si Kancil dan Buaya (Deviantart.com/luuphii)

Selain dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun, ada juga dongeng Si Kancil lainnya, yaitu Si Kancil dan Buaya, ciptaan Rahimidin Zahari.

Berikut cerita lengkap dari dongeng Si Kancil dan Buaya.

Dahulu kala, hiduplah seekor kancil pintar bernama Sang Kancil. Dia tinggal di hutan besar dan memiliki banyak teman binatang. 

Namun, ia juga memiliki musuh, yang mana adalah hewan-hewan yang ingin menyakitinya atau bahkan memakannya. 

Jadi, dia harus berhati-hati terhadap hewan-hewan ini.

Suatu hari saat berjalan di sepanjang tepi sungai, dia melihat beberapa buah yang enak di seberang sungai. 

Saat dia hendak menyeberangi sungai, seekor ikan, salah satu teman Kancil yang sangat baik dengan cepat berenang ke arah Kancil dan memperingatkan dia tentang adanya buaya. 

Sang Buaya bukanlah hewan yang ramah. Dia selalu mencari Sang Kancil, untuk menangkap dan memakannya.

Kancil sadar akan hal itu, jadi dia harus berpikir keras bagaimana caranya menyeberang dengan selamat. Akhirnya, dia memiliki ide cemerlang.

Sang Kancil berteriak memanggil buaya, “Sang Buaya, Sang Buaya!“

Buaya yang mendengar Kancil memanggilnya, perlahan berenang mendekat ke tepi sungai dan bertanya,

“Ya Kancil, apa yang bisa saya lakukan untukmu. Memakan kamu?“

”Ha ha ha, itu lucu,“ jawab Kancil.

”Maaf, tidak hari ini, “tambahnya.

"Raja sedang mengatur pesta besar dan dia telah meminta saya untuk mengundang semua hewan di hutan.

Saya perlu untuk tahu berapa banyak buaya yang akan menghadiri pesta akbar ini."

"Oh … Oke. Saya akan memberitahu teman-teman buaya saya yang lain dan akan saya beritahu nanti,“ kata Sang Buaya.

“Saya tidak sabar menunggu itu, saya perlu tahu jawabannya sekarang.

Tolong panggil mereka semua. Minta mereka berbaris dari sisi sungai ini ke sisi lain, agar saya bisa menghitung kalian semua,” ucap Sang Kancil.

Sang Buaya tidak yakin, apakah itu ide bagus, tetapi ajakan dan undangan oleh raja hutan cukup mengasyikkan. 

Jadi, dia memanggil semua buaya di sungai untuk berbaris seperti yang diperintahkan oleh Kancil.

“Oke, kami semua sudah di sini. kamu bisa menghitung kami sekarang” kata Sang Buaya.

‘Tapi nanti ketika sampai kamu berjanji untuk tidak memakanku.

Kalau tidak, saya tidak akan bisa memberitahu raja tentang jumlah hewan termasuk kamu, buaya yang akan menghadiri pesta itu," kata Kancil.

“Oke saya berjanji,” kata Sang Buaya.

Sang Kancil melompat dengan cepat ke punggung buaya, menghitung jumlahnya saat ia melompat dari satu buaya ke buaya berikutnya.

Dia terus melompat dan terus bertambah sampai ia mencapai sisi lain sungai.

"Apakah kamu sudah selesai?" tanya Buaya.

"Ya, dan tidak ada pesta, ha ha ha!" tawa Kancil sambil berlari cepat ke dalam hutan, menuju pohon buah-buahan.

Sang Kancil sekali lagi berhasil mengecoh musuhnya, Sang Buaya, yang kini begitu marah hingga ia semakin bertekad untuk memakan Kancil pada saat ia datang ke sungai lagi. 

Pesan Moral: Sebaiknya jadikan kecerdasan untuk hal-hal kebaikan.

Tentunya, nilai moral ini agar orang lain dapat menyayangi kita.


3. Dongeng Si Kancil dan Harimau

Dongeng Si Kancil dan Harimau
Foto: Dongeng Si Kancil dan Harimau (Youtube.com/@PeachBlossomMedia)

Berikutnya ada dongen Kancil dan Harimau, ciptaan dari Dhanny Larito. Berikut kisah dongeng Si Kancil dan Harimau.

Pada suatu hari, terjadilah kelaparan di sebuah pulau yang penduduknya kebanyakan dihuni oleh para Harimau.

Mereka sangat kelaparan, karena semakin hari tidak ada hewan yang dapat mereka mangsa.

Akhirnya, Raja Harimau mengutus Panglima dan para Prajuritnya untuk pergi ke pulau kecil di seberang dan kembali dengan membawa banyak makanan.

Perjalanan ke pulau kecil di seberang cukup jauh. Akhirnya, mereka pun sampai di tempat tujuan.

Di sana mereka sangat takjub dengan melihat keindahan alam pulang kecil tersebut.

Namun, setibanya mereka di sana, mereka hanya melihat seekor Kancil kecil di tepi pantai.

Kancil pun segera berlari. Namun, ia terlambat. Ia sudah dikepung oleh para Harimau.

‘’Hei Kancil! Di mana Rajamu? Kami datang untuk meminta makanan. Jika kalian menolak, kami akan menyerang pulau kecil ini.

Dan lihatlah, kami membawa potongan kumis raja kami," kata prajurit Harimau dan menunjukkan kumis rajanya.

‘’Kumis ini besar sekali. Pasti raja Harimau sangat besar dan kuat. Aku akan membawa kumis raja Harimau dan menunjukkannya kepada raja kami,’’ kata Kancil.

Sebenarnya, Kancil sangat kebingungan karena di pulau kecil tersebut tidak terdapat seorang Raja.

Pada saat itu, Kancil melihat sahabatnya seekor Landak yang sangat besar. Ia pun langsung menemukan sebuah ide.

‘’Hei sahabatku. Kemarilah, aku sangat membutuhkan bantuanmu!’’ kata Kancil.

‘’Hah? Bantuanku? Buat apa Cil?’’ tanya Landak.

‘’ Untuk keselamatan semua hewan di pulau ini,’’ jawab Kancil.

Akhirnya, Landak pun mencabut durinya yang paling besar, tajam dan panjang.

Setelah mendapatkan duri tersebut, Kancil langsung berlari membawa duri Landak dan menyerahkan kepada para Harimau.

Kancil pun mencari di mana para Harimau itu.

Akhirnya, Kancil berhasil menemukan mereka di tepi pantai. Mereka tertidur sangat pulas. Kancil pun membangunkan panglima Harimau.

‘’Tuan, raja kami siap untuk berperang. Sebagai buktinya, Raja kami pun mengirimkan kumisnya," kata Kancil tegas. Ia pun langsung menyerahkan duri Landak kepada para Harimau.

‘’Ini kumis raja mu?’’ tanya panglima Harimau.

‘’Iya, itu adalah kumis raja kami yang paling kecil. Raja kami pun menerima tantangan dari raja kalian.’’ Kata Kancil.

Para Harimau pun sangat terkejut melihat kumis raja pulau kecil yang besar dan tajam.

‘’Kumis raja Kancil sangat besar. Sangat besar dari kumis raja kita. Kita pasti akan sulit untuk melawannya," bisik panglima Harimau kepada para prajuritnya.

‘’Lalu bagaimana?” tanya salah satu Harimau.

‘’Sebaiknya kita segera pergi dari pulau ini,’’ jawab panglima Harimau.

Akhirnya, para Harimau pergi meninggalkan pulau kecil tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke pulau lainnya untuk mencari makanan.

Sejak saat itu, tidak ada satu Harimau pun yang berani datang ke pulau kecil Kancil. Semua itu berkat kecerdikan Kancil, lho!

Baca Juga: 7 Cara Membacakan Dongeng untuk Anak dengan Menyenangkan

4. Dongeng Si Kancil dan Siput

Dongeng Si Kancil dan Siput
Foto: Dongeng Si Kancil dan Siput (Badanbahasa.kemdikbud.go.id)

Dongeng Si Kancil dan Siput juga merupakan ciptaan dari Rahimidin Zahari.

Berikut kisah dongeng Si Kancil dan Siput.

Alkisah, diceritakan bahwa Raja Siput mengetahui akan kedatangan makhluk paling cerdik, yaitu Si Kancil di perkampungannya.

Raja Siput mengumpulkan warganya untuk bersiap-siap menghadapi kecerdikan Si Kancil.

Saat Si Kancil datang, Raja Siput menyambutnya.

Dengan kepongahan dan kesombongannya, Si Kancil bercerita tentang kecerdikannya yang berhasil mengelabui harimau dan manusia.

Siput yang mendengarkan kesombongan Si Kancil, merasa geram ingin segera menguji kecerdikan Si Kancil.

Setelah mendengarkan cerita kecerdikan Si Kancil, Raja Siput menyampaikan maksudnya yang ingin menguji kecerdikan Si Kancil dengan menantangnya berlomba lari sampai ke hulu sungai.

Sebelumnya, Raja Siput sudah memerintahkan bawahannya siap berbaris sepanjang sungai hingga ke hulu.

Mereka sepakat bahwa jika Kancil yang berencana lari di daratan memanggil Siput, maka Siput yang ada di depan Kancil menjawab

“Uuuu. . .”

Kesepakatan antara Raja Siput dan Kancil pun dibuat. Mereka sepakat berlomba lari ke hulu sungai.

Kancil berlari lewat daratan, Raja Siput lari di lumpur sungai.

Tepat pada waktunya, datanglah Si Kancil. Dia menuntut agar perlombaan segera dimulai.

Raja siput yang sudah lama bersiap segera beringsut ke pinggir sungai.

Sementara itu, beberapa ekor siput yang lain berada di pinggir sungai ingin menyaksikan perlombaan itu.

“Satu, dua, tigaaaa!” Si Kancil memberi komando tanda perlombaan dimulai.

Dengan sigap Kancil melompat, berlari sekencang-kencangnya. Setiap lima puluh langkah, dia berseru,

“Di mana engkau siput?”

“Uuuu., uuuu!” jawab siput yang berada di depannya.

Si kancil semakin mempercepat larinya. Lalu terdengar lagi si Kancil berseru,

“Di mana engkau siput?”

“Uuuu, uuuu ...!” kembali terdengar jawaban siput telah berada di depannya.

Si Kancil menjadi marah dan kian memperkuat larinya. Setiap kali dia berseru, selalu dijawab oleh siput yang telah berada di depannya.

Demikian seterusnya. Si Kancil tidak dapat mengalahkan siput dalam perlombaan itu.

Dia tidak dapat menerka taktik yang dipakai oleh Raja Siput dan anak buahnya.

Akhirnya, dia merasa kelelahan. Sambil menggerutu dengan napas terengah-engah, sang Kancil pun berkata,

“Hai siput, mulai hari ini aku nyatakan bahwa engkaulah binatang paling cerdik dan dapat mengalahkan aku, selamat tinggal!”

Setelah itu, sang Kancil pun melompat dan lari menghilang dari perkampungan siput.

Sekarang, tinggallah siput-siput itu bergembira ria.

Mereka yang telah bekerja keras, bergotong royong, serta dapat membina persatuan dan kesatuan.

Pesan Moral: Menjadi sombong bukanlah hal yang baik, dan hanya akan mempermalukan diri sendiri.


5. Dongeng Si Kancil dan Kura-kura

Dongeng Si Kancil dan Kura-Kura
Foto: Dongeng Si Kancil dan Kura-Kura (Youtube.com/Anwar Romdloni)

Di sebuah hutan yang damai, hiduplah Si Kancil yang cerdik dan Kura-Kura yang bijaksana.

Kura-Kura sangat akrab dengan teman-temannya, yaitu Kerbau dan Rusa. Mereka sering bermain bersama dan saling membantu.

Namun, Si Kancil merasa iri dan dengki melihat keakraban mereka.

Kancil merasa bahwa dirinya lebih pantas mendapatkan perhatian dan persahabatan dari Kerbau dan Rusa.

Suatu hari, Si Kancil merencanakan sesuatu untuk menjauhkan Kura-Kura dari teman-temannya.

Kancil mendekati Kerbau dan Rusa dan mulai menceritakan kebohongan tentang Kura-Kura.

"Tahukah kalian bahwa Kura-Kura sebenarnya tidak sebaik yang kalian pikirkan?

Dia hanya berpura-pura baik untuk mendapatkan keuntungan dari kalian," kata Kancil dengan licik.

Kerbau dan Rusa yang mendengar cerita Kancil mulai merasa ragu terhadap Kura-Kura.

Mereka pun mulai menjaga jarak dari Kura-Kura. Kura-Kura merasa sedih karena teman-temannya mulai menjauh tanpa alasan yang jelas.

Namun, Kura-Kura tetap bersabar dan mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Pada suatu hari, Kura-Kura mendengar pembicaraan Kancil yang sedang berbohong lagi kepada Kerbau dan Rusa.

Kura-Kura dengan tenang mendekati mereka dan berkata, "Kerbau, Rusa, mari kita bicarakan ini baik-baik.

Aku tidak pernah bermaksud buruk kepada kalian. Kalian bisa melihat sendiri bagaimana aku selalu bersikap jujur dan membantu kalian."

Kerbau dan Rusa akhirnya menyadari bahwa Kura-Kura selalu bersikap baik dan jujur.

Mereka merasa bersalah telah mempercayai kebohongan Kancil.

Kerbau dan Rusa meminta maaf kepada Kura-Kura dan kembali bersahabat seperti dulu.

Sementara itu, Si Kancil merasa malu dan menyesal atas perbuatannya.

Ia belajar bahwa iri hati dan dengki hanya akan merusak persahabatan.

Sejak saat itu, Kancil berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dan berusaha menjadi teman yang lebih baik.

Pesan Moral: iri hati dan dengki hanya akan membawa kerugian, dan pentingnya kejujuran serta kesabaran dalam menjaga persahabatan.

Baca Juga: Dongeng Putri Duyung yang Cocok Dibacakan untuk Buah Hati

6. Dongeng Si Kancil dan Gajah

Dongeng Si Kancil dan Gajah
Foto: Dongeng Si Kancil dan Gajah (Vidio.com)

Pada suatu pagi, Kancil berjalan-jalan di hutan seperti biasa.

Ia berhenti sesekali untuk memakan rumput hijau yang ditemui sepanjang jalan.

Kancil terkenal gesit dan lincah, sehingga bisa bergerak cepat.

Namun, tiba-tiba langit menjadi gelap disertai angin kencang dan kilat.

Kancil segera menyadari badai akan datang dan memutuskan pulang.

Ia berlari kencang, melompati semak, batu, dan ranting pohon yang menghalangi jalannya.

Sayangnya, saat melompati ranting, ia terjatuh ke dalam lubang.

"Grussaaakk!" terdengar suara Kancil jatuh ke lubang dengan keras.

Setelah jatuh, Kancil menyadari bahwa ia terperangkap dalam lubang jebakan yang mungkin dibuat oleh pemburu.

Meskipun berusaha keras, Kancil tidak berhasil keluar karena lubang terlalu dalam.

Saat sedang beristirahat, Gajah lewat dan melihat Kancil di dalam lubang.

Gajah mengejek Kancil yang biasanya cerdik kini terjebak dan tak berdaya.

Kancil merasa geram mendengar ejekan Gajah, namun segera mendapat ide untuk membalasnya.

Ia berpura-pura mengatakan bahwa langit akan runtuh dan meminta Gajah untuk masuk ke dalam lubang agar selamat.

Gajah yang ketakutan mempercayai Kancil dan segera melompat ke dalam lubang.

Di dalam lubang, Gajah menggigil ketakutan sementara Kancil tertawa geli.

Setelah beberapa waktu, langit kembali cerah dan badai tidak terjadi.

Kancil meminta naik ke punggung Gajah untuk memantau situasi.

Begitu keluar dari lubang, Kancil berteriak bahwa langit tidak jadi runtuh dan situasi aman.

Namun, Gajah masih ketakutan dan tetap ingin berada di dalam lubang agar terhindar dari bencana langit runtuh.

Kancil pun berhasil keluar dari lubang setelah dibantu oleh Gajah.

Kancil kemudian melanjutkan perjalanannya sambil tertawa geli karena berhasil menipu Gajah.

Pesan Moral: pentingnya berpikir kritis dan tidak mudah percaya pada perkataan orang lain tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu.

Selain itu, cerita ini mengajarkan bahwa kecerdikan dan akal bisa membantu kita keluar dari situasi sulit, namun menggunakan kecerdikan untuk menipu orang lain bukanlah tindakan yang terpuji.

Sebaiknya kita menggunakan kepintaran untuk kebaikan dan membantu sesama.

Baca Juga: 10 Dongeng Anak Islami Terpopuler, Kaya Pesan Moral!

Itu dia Moms, beberapa dongeng Si Kancil yang bisa diceritakan untuk Si Kecil di rumah.

Jangan ragu untuk membacakan dongeng Si Kancil untuk anak-anak ya, Moms! Karena dongeng Si Kancil kaya akan pesan moral.

  • https://dongengceritarakyat.com/dongeng-cerita-si-kancil-mencuri-timun/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6305786/
  • https://www.academia.edu/34804527/Si_Kancil_dan_Harimau
  • https://www.youtube.com/watch?v=l0rADpD6f5E
  • https://repositori.kemdikbud.go.id/3418/1/Petualangan%20si%20kancil.pdf
  • https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/files/1_Kisah_Petualangan_Seru_Kancil_dan_Teman_Temannya.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.